Part 15

1.8K 155 9
                                    

Di rumah New____

"Arghhhhhh sialan" teriak New kesal.

Kamarnya berantakan penuh dengan pecahan kaca dan barang-barang yang berserakan di lantai kamar New.

"Lupakan dia New dia menghianatimu lupakan dia" perintah New kepada dirinya sendiri.

Semenjak New memutuskan hubungannya dengan Tay, New selalu prustasi. Bayangan nama Tay selalu berputar di kepalanya dia tidak bisa melupakan Tay, New sungguh terjerat oleh cintanya Tay. Bahakan ketika tidurpun Tay selalu datang dalam mimpinya.

New mengambil handphonenya dan menelpon seseorang.

"Jalankan rencanaku sekarang, selesaikan secepatnya!" Perintah New kemudian memutuskan sambungan telepon tersebut.

"Aku harus melakukan ini" ucap New penuh keyakinan kemudian keluar dari kamarnya.

New turun ke lantai satu rumahnya dan menunjuk dua orang berbadan besar yang ada di dalam rumahnya.

"Kalian berdua ikut aku" perintah New kepada anak buahnya.

New memiliki banyak anak buah berbadan besar untuk menjaga rumahnya maupun untuk mendampinginya ketika dia pergi.

"Baik tuan"

New pergi menuju ke suatu tempat. Setelah kurang lebih 30 menit New sampai ke tempat tujuanya yaitu sebuah rumah mewah.

New di sambut dengan banyak pria berbadan kekar dan berbaju hitam yang berdiri di depan pintu rumah tersebut.

Anak buah New maju dan berbicara kepada salah satu pria yang berjaga di rumah tersebut jika New bosnya sudah membuat janji temu kepada pemilik rumah dan setelahnya New di izinkan masuk.


Di lain tempat, Tay sedang sibuk memeriksa berkas yang di berikan oleh asistennya.

"Kenapa kalian masih disini? Aku baik-baik saja" ketus Tay, ia bosan selalu di awasi oleh Off dan Singto.

"Kami hanya ingin menemanimu" jawab Singto.

"Tidak perlu, kalian pulanglah. Sungguh aku tidak apa-apa" ujar Tay meyakinkan kedua sahabatnya itu.

Off dan Singto saling tatap memikirkan suatu hal, mereka tidak yakin meninggalkan Tay sendirian mereka takut akan terjadi suatu hal.

Merak bukan menganggap Tay gila, tapi setelah kepergian New pikiran Tay terganggu bahkan dokter menyarankan mereka untuk membawa Tay ke psikiater tapi Tay menolaknya.

Setelah melihat kondisi Tay mereka yakin untuk meninggalkanya. Mereka harap dengan Tay yang disibukan dengan pekerjaanya dapat mengalihkan pikirannya dari New.

"Kau yakin?" Tanya Off meminta kepastian.

Tay menatap Off dan Singto kemudian bersandar di kursinya. Tay menari nafas sejenak "Ayolah Off aku bukan orang gila yang mesti kalian awasi terus" ujar Tay sedikit emosi, ingatkan dia jika Off dan Singto adalah sahabatnya.

"Bukan maksud kami begitu hanya saja......." Belum sempat Off menyelesaikan ucapanya, Singto sudah menyelanya terlebih dahulu.

"Ah baikla jika begitu kami pergi dulu, kau jangan terlalu lelah dan jangan pulang terlalu malam" ujar Singto memeperingati Tay.

"Hmm" gumam Tay. Setelahnya Off dan Singto keluar dari ruangan Tay.

Setelah keluar dari ruangan Tay, Off dan Singto berjalan menuju parkiran dimana letak Off memarkir mobilnya, tapi langkah mereka terhenti ketika mendengar seseorang menyebut nama New.

Singto dan Off bersembunyi di balik mobil mendengarkan pembicaraan orang tersebut dengan orang lain yang mereka tak tau entah siapa melalui telepon.

Between Revenge And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang