Part 6

2.4K 189 11
                                    

Saat ini Tay dan New tengah berada di apartemen milik New.

"Newwiee" Tay memanggil New. "Apa yang sedang kau lakukan?" Sambungya lagi.

New hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Tay merasa ada yang tidak beres terhadap New semenjak kembalinya dari yang katanya harus menyelesaikan masalahnya. Tay tidak tau masalah apa yang dihadapi kekasihnya itu.

"Newwiee jika kau ada malah ceritalah kepadaku. Biasanya masalah akan terasa menjadi lebih ringan jika kita membagikannya kepada orang lain" ujar Tay sambil memegang tangan New namun tidak ada jawaban dari lawan bicaranya itu.

"Newwiee" panggil Tay sekali lagi dengan nada lembut.

"SUDAHLAH TAY KAU TIDAK MENGERTI MASALAHKU!" bentak New, Tay terkejut dia tidak pernah melihat New marah seperti ini. New yang dia kenal adalah orang yang lembut tidak pernah marah ataupun berkata kasar.

"Maaf" cicit Tay merasa bersalah. "Aku pulang dulu, jika kau butuh sesuatu hubungi aku!" Tay keluar dari apartemen New dia membiarkan New merasa tenang dari masalah yang dihadapinya.

"Arghhhhhhh" New menarik rambutnya frustasi.

New bingung. Dia memikirkan tawaran Namtarn untuk kerjasama menghancurkan keluarga Vihokratana. Disatu sisi New ingin menerima tawaran tersebut karena memang itu tujuan awalnya. Disisi lain, New merasa bimbang untuk melanjutkan tujuannya. Entahlah New tak tahu kenapa dia jadi seperti ini, dia merasa tidak ingin menyakiti Tay. Apa dia telah jatuh cinta sama Tay? Tidak, dia menyangkal pikiranya itu. Dia mendekati Tay hanya untuk balas dendam tidak lebih.

"Dengan status kalian sebagai pasangan kekasih, ini lebih mudah untuk kita merebut perusahaannya. Ingat dia adalah pewaris tunggal Vihokratana". New mengingat ucapan Namtarn kemarin.

New semakin bingun dia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Dia langsung keluar dan menyusul Tay, dia tau Tay pasti pulang kerumahnya.

.
.
.

Tok tok tok

Tay membuka pintu rumahnya dan mendapatkan New yang sedang berdiri di depan pintu. Tay kaget dan membawa New masuk ke kamarnya. New masih terdiam, dan Tay tidak ingin menanyakan sesuatu takut New akan marah seperti tadi lagi.

Tay dan New duduk di atas kasur, Tay hanya diam menunggu New untuk berbicara duluan. Tay kaget karena tiba-tiba New memeluknya, Tay pun membalas pelukan New dan New semakin mengeratkan pelukannya.

"Tay" panggil New.

"Apa?" Tanya Tay sambil mengusap kepala New yang berada didalam pelukanya.

"Maaf kan aku" cicitnya. "Maafkan aku yang tadi tidak sengaja membentakmu" lanjutnya lagi.

Tay mencium puncak kepal New "tidak apa-apa, aku tau kau tidak sengaja melakukannya, aku memaafkanmu" ujar Tay menenangkan New.

New mendongakkan kepalanya hingga matanya bertemu dengan mata Tay. Perlahan kepala mereka saling berdekatan dan beberapa detik kemudian bibir keduanya bersatu. Tay menggerakkan bibirny, Tay yang sekarang bukan Tay yang pemalu lagi hanya karena sebuah drama romantis. New ikut melakukan apa yang Tay lakukan padanya, tanganya sudah pindah melingkar di leher Tay. Tay menggiring New untuk duduk diatas pangkuannya, ciuman mereka yang awalny lembut sekarang semakin panas.

Entah pengalaman dari mana Tay mulai turun menciumi leher New yang putih, Newpun memiringkan kepalanya untuk mempermudah Tay melakukanya. New membuka kancing baju yang Tay pakai, sedangkan Tay sibuk memberi tanda pada leher New.

Sekarang posisi Tay berada diatas tubuh New, semua pakaian mereka sudah terlepas dan hanya msenyisak bokser yang dikenakanya. New menaruhkan tangan dibelakang leher Tay sambil memainkan rambutnya untuk memperdalam ciuman mereka. Tiba-tiba Tay melepaskan ciumannya, ia bangun dan duduk dihadapan New. New yang merasa Tay berhenti ikut duduk di sampingnya.

Between Revenge And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang