17

944 189 28
                                    

Lanjutan chapter sebelum nya ya...

Sungchan terdiam di tempat duduknya, masih pusing dengan kejadian tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sungchan terdiam di tempat duduknya, masih pusing dengan kejadian tadi. Beribu pertanyaan berkumpul di otaknya, dia pusing sekaligus resah.

Namun ada satu hal yang harus kalian tahu , bahwa lelaki itu tak pernah sama sekali merasa kesal kepada Winter. Walaupun selama ini Winter masih tidak mempercayai dirinya untuk berbagi cerita.

Sungchan menoleh ke meja Winter yang tepat berada di samping mejanya.

"Masih kedinginan?," tanya Sungchan lembut.

Winter menoleh dan tersenyum mengangguk, "iya sedikit,"

"Sini tanganya," lelaki itu menarik dua tangan gadis di depannya. Dan menangkup kedua tangan itu dengan tangan besarnya.

"Fuuhhh fuhhh..., bimsalabim ayo tangan musim dingin menghangat, kalau gamau hangat nanti Sungchan kutuk jadi batu nih!." Ucapnya meniup dan menggosok- gosokan tangan mereka.

Winter tertawa melihat tingkah lelaki itu "nanti tangan gw berubah jadi batu dong!."

"Engga dong, makanya harus anget biar ga berubah jadi batu. Atau mau Sungchan peluk gak? Biar tambah anget." Winter membesarkan matanya menatap Sungchan tajam.

"Pulang bareng yuk," ajak Sungchan. "Tadi aku udah bilang bang Jeff,"

"Naik apa?,"

"Pelaminan---naik sepeda kok. matanya gausah melotot gitu, nanti keluar."

"Kalau lo naik sepeda gw duduk dimana?,"

"Berdiri dong,"

"Yang bener aja, nanti kalau jatoh gimana?,"

"Ya jatoh nya kan kebawah bukan ke atas,"

Winter pasrah gabisa lagi ngelawan manusia yang satu ini. "Ck. Serah lo deh,"

"Nah gitu dong, kalau nurut gini kan tambah cantik." Sungchan mengambil tas Winter di tangan kirinya, dan mengambil tangan Winter dengan tangan kanannya. "Ayo cepet."

"Iya iya sabar,"

Sungchan menarik tangan Winter sampai ke tempat parkiran sepeda. Jujur Winter ragu untuk berdiri di belakang seperti yang disuruh Sungchan.

Dia ragu karena dulu pernah di bonceng seperti itu sama abangnya, dan berakhir jatuh berdua ke dalam selokan dekat rumah.

"Sungchan, ini serius gw berdiri?,"

"Pilih berdiri di belakang, atau duduk di depan?," tawar Sungchan.

"Ga dua-duanya!." Sungchan mikir sebentar, lalu menoleh ke daehwi yang baru saja datang.

"Daehwi lo kesini naik sepeda?," tanya Sungchan.

"Iya naon?,"

Sungchan tersenyum melihat sepeda Daehwi saat ini, "tukeran sepeda yuk sehari,"

MUSIM DINGIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang