12

1K 208 56
                                    

Gadis itu berjalan cepat memasuki gerbang sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu berjalan cepat memasuki gerbang sekolahnya. Waktu masih tersisah sekitar lima menit sebelum bel masuk datang sebagai tanda memulai jam pelajaran.

Dia berbelok masuk kedalam kamar mandi karena panggilan alam yang sangat tiba-tiba. Setelah merasa aman dan selesai, dia keluar dan menuju wastafel, yang sudah terlihat terdapat beberapa murid disana.

"Eh? Ada Winter ternyata. Apa kabar Winter?," tanya Shasha dengan senyumnya.

"Baik."

"Cih. Sama aja ya lo kaya dulu, sifat lo ga pernah berubah, lo caper dan suka nyusahin orang."

"Sha!."

"Apa?!. Inget ya, lo di sekolah baru ini masih tenang, tapi gw bener-bener ga suka liat lo tenang begini. Mereka semua belum tau aja aib lo, kalau mereka tau pasti gaada satupun yang mau temenan sama lo!. Ups lupa deh lo kan cuma punya 3 temen,"

"Sha!. Gw udah cukup sabar sama lo dari dulu. Lo bisa ga sih? Biarin gw bahagia, lo gatau betapa susah nya gw jalanin ini semua, lo gatau apa yang gw rasain. Lo cuma bisa komentarin hidup gw Sha!."

Dengan keberanian nya Winter berani menatap tajam Shasha saat ini."Cukup jangan berulah lagi Sha. Coba cari hobi baru selain ngerusak kebahagiaan orang."

Prok prok prok

"Winter yang sekarang udah jago ngomong ya, hebat." Gadis itu memberikan smirk nya. "Tapi maaf Winter, hobi gw yang satu ini gabisa diubah lagi."


Byurrrr

"Aduh jadi basah bajunya, maaf ya," Shasha tertawa ria setelah menyiram baju Winter dengan satu botol air.

Shasha mendekati Winter, dan membisikan sebuah kata di dekat kupinh gadis itu.

"Gw masuk ke kelas dulu ya Winter, semangat keringin bajunya."

Winter menguatkan dirinya, enggak dia gaboleh nangis.

Gadis itu keluar dari kamar mandi, setengah baju nya kini sudah basah kuyup, entah kapan akan kering, yang pasti tidak dalan waktu cepat.

"Musim dingin," Winter menoleh saat mendengar suara yang ia hafal itu.

"Hm?,"

"Pagi kam--- baju kamu kenapa?!."

"Basah."

"Ya tau, tapi karena apa?,"

"keran wastafel rusak." Bohongnya.

"Serius?," Winter mengangguk.

"Aku ga percaya!."

"Terserah,"

Dengan segera Sungchan menaru tas nya di lantai dan melepas jaket hitam yang ia gunakan, kemudian menutupi seragam tipis Winter.

"Gausah," ujar Winter menahan tangan Sungchan.

MUSIM DINGIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang