13

937 197 29
                                    

Pagi ini tak seperti pagi biasanya karena Sungchan dan Winter berangkat ke sekolah bersama, masih dengan sepeda milik Daehwi.

"Musim dingin."

"Hmm?,"

"Hari ini aku futsal kamu harus nonton ya!."

"Males,"

"Jahat banget, tontonin kek biar semangat."

"Apa hubunganya,"

"Ya berhubungan lah, kalau kamu yang tonton aku langsung semangat 45."

"Gamau panas."

"Coklat Chunky bar 2," ujar Sungchan.

Winter tersenyum bahagia "Deal."

"Dasar licik," dengus Sungchan.

"Kan lo yang nawarin, bukan gw yang minta."

"Iya-iya cewe selalu benar."

Sungchan memakirkan sepeda Daehwi, merantainya terlebih dahulu, dan berjalan bersama Winter menuju kelas.

"Winter," panggil seseorang. "Mau ngomong berdua bisa ga?,"

"Owh iya kak," Winter menoleh ke Sungchan "sana ke kelas duluan."

Sungchan menerawang Jeno dari atas sampai bawah, ternyata Jeno ganteng juga, menurut lelaki itu.

"Musim dingin, jaga mata jaga hati jaga telinga" ujar lelaki itu pergi menjauh.

"Ck. Ga waras!,"

"Iya kenapa kak?,"

"Mau ke tempat Na bareng aku ga?,"

"Hari ini?,"

"Iya abis pulang sekolah."

"Okay, aku udah lama juga gak ketempat kak Na."

"Oke, jadi nanti langsung aja ya, aku tunggu di parkiran."

"Iya kak. tapi, bukannya kak Jeno hari ini ada tanding futsal?, emang ga capek langsung ke tempat Kak Na?."

"Enggak kok tenang,"

"Owh oke kak."

"Yaudah sana masuk kelas, itu cowok kamu matanya udah mau keluar melotot terus dari tadi," ujar Jeno menunjuk Sungchan yang tengah mengintip dari jendela kelas.

"Eh?, Aku ga punya cowok."

"Oh bukan ternyata, yaudah sana ke kelas. Semangat belajarnya,"

"Iya makasih kak, semangat juga." Jeno melangkahkan kakinya menjauh dari kelas tersebut.

"Ups, caper berulah lagi," ujar Shasha yang melintas di depannya.

Winter mengatur nafasnya, dia gamau berurusan dengan mahkluk yang satu ini.

Shasha menarik tas Winter "Tuli lo ya?, di ajak ngomong diem doang."

"Mau lo apasih Sha?!." Kesal Winter.

"Lo keluar dari sekolah ini!."

"Lo gila Sha!."

Sontak Shasha yang merasa kesal langsung mendorong tubuh Winter hingga terseungkur ke lantai.

"Pilih keluar sendiri? Atau perlu gw buat keluar secara paksa?," tanya Shasha.

"Niat gw disini cuma sekolah. Gaada yang lain. Jadi tolong biarin hidup gw tenang kali ini aja,"

"Gak akan." Shasha mendekatkan tubuhnya ke Winter. "Gw gasuka liat lo bahagia." Ujar gadis licik itu sebelum melangkahkan kakinya pergi sembari menginjak jari tangan kanan Winter keras.

MUSIM DINGIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang