9

1K 200 42
                                    

Semenjak hari kemarin, Sungchan jadi merasa ragu untuk mendekat ke Winter. Dia gak takut cuma merasa sedikit ragu.

"Woy Chan, napalu?," tanya Guanlin menepuk bahu Sungchan.

"Ah? G-gapapa,"

"Muka lo napa sih?, muka panik banget kaya orang nahan berak tau gak."

"Sialan."

" ayo woy ke lapangan, keburu pak atuy marah," ujar Chenle selaku ketua kelas.

"Eh iya bentar, tali sepatu gw copot, kalian duluan aja," ujar Sungchan bohong.

"Yaudah jangan lama-lama lo,"

"Iyaa."

Sebenarnya Sungchan sedang menunggu gadis yang masih diam di kelas sejak tadi. Sungchan menghampiri sang Musim dinginnya, dengan berjalan secara perlahan.

"Musim dingin," panggil Sungchan membuat Winter menoleh.

"Gak ke lapangan?,"

"Nanti,"

"Ayo bareng,"

"Gausah."

"Ck, ayo cepet, keburu pak atuy marah. Kata Chenle pak Atuy galak tau."

"Oh,"

"Ayo cepet lama banget sih, tuh liat deh udah pada baris rapih kan," ujar Sungchan menunjuk ke jendela kaca.

"Eh iya!. Bentar gw ambil botol minum, lo duluan aja."

"Aku tungguin."

"Ck. Serah," Winter buru-buru ambil botol minumnya.

"Udah?," tanya Sungchan lalu Winter mengangguk. "Ayoo cepet keburu diomelin," ujarnya menarik tangan Winter untuk berlari.

Winter yang kaget gabisa melakukan apa-apalagi, dia cuma bisa mengikuti langkah Sungchan yang membawanya ke lapangan.

"Abis kemana aja kalian?!." Tanya Pak Yuta selaku guru olahraga.

Wunter sontak menepis gandengan tangan Sungchan, "m-maaf pak, tadi saya ambil botol minum dulu," jawab Winter.

"Ini kamu yang badannya bongsor abis kemana?,"

"Abis nungguin calon masa depan saya ambil botol minum pak," jawab Sungchan keceplosan, membuat para siswa yang lain sontak kaget.

"Wey anak baru gercep amat," ujar Guanlin.

"Cie cie cie ahayyyy neng nter nter," goda Ningning menatap Winter.

"Kalian pacaran?!." Tanya Pak Yuta tegas.

"E-engga kok pak!. Ini dia aja yang ga waras." Jawab Winter nunjuk Sungchan.

"Yah padahal saya berharapnya kalian pacaran," ujar Yuta selanjutnya.

"Tuh tanda kuning dari pak Atuy sudah meluncur," teriak Guanlin.

"Tanda hijau bego!," kesal Karina.

"Yaudah kalian berdua masuk baris." Ujar Yuta ke Winter dan juga Sungchan.

"Nter sini nter dibelakang gw," panggil Ningning dan gadis itu menurut.

"Jumlah siswa nya ada 14 siswi nya ada 14,"

"Cakeppp," sahut Daehwi.

"Bukan pantun!."

"Maaf kakanda Atuy," gumam Daehwi.

"Sekarang cowo-cewe berpasangan, kita adain lomba lari tiga kaki, nanti salah satu kaki kalian disatuin sama pasangan nya." Ujar Yuta.

"Temannya bebas kan pak?," tanya Chenle.

MUSIM DINGIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang