Bab 59 : Tertampar ekspektasi

18.9K 1K 521
                                    

happy reading

jejak dulu sini, heh!

"Hoi! Ngelamun mulu! Mikirin apa lu, heh?"

Bilqis terperanjat, menatap Lulu dengan tajam sambil mengusap dada. "Kebiasaan!" kesal Bilqis mendengus, melipat tangan dengan raut wajah terlihat masam.

Lulu terkekeh, menaikkan jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf V. "Peace! Damai, damai, damai. Lagian kenapa lu ngelamun mulu dari tadi. Ada sesuatu?" Lulu mendekat ke arah Bilqis, menopang tangan di atas meja menatap Bilqis, mendesak meminta jawaban.

Bilqis menggeleng, mengalihkan pandangan ke arah lain. "Gak papa, gue cuman banyak pikiran," alibinya berbohong.

"Serius? Mikirin Bakti, ya?" Lulu kembali bertanya, seperti tak puas-puasnya dengan jawaban yang diberikan oleh Bilqis.

"Iya mikirin Bakti …," sama kepikiran tentang pesan no asing itu, sambung Bilqis dalam hati. Ia tak berani menceritakan kepada siapa-siapa, sepertinya ini akan diselesaikan secara pribadi tanpa harus mengikut sertakan yang lain.

Helaan napas terdengar dari samping Bilqis. "Bakti pasti juga lagi mikirin lu. Pasti dia kangen berat sama lu," ungkap Lulu mencoba memberi hiburan kepada Bilqis yang terlihat tidak bersemangat menjalani hari-hari biasa.

Bilqis mengangguk dengan lesu. "Gue harap gitu. Eh, si Niki mana? Kok gak keliatan dari tadi," celetuk Bilqis menoleh ke samping mencari sosok Niki namun tidak menemukan sosok gadis bernama Niki tersebut.

Lulu mengangkat bahunya dengan segera, balik menatap Bilqis. "Gak tau, tu anak ilang dari tadi. Mungkin lagi ke perpus kalau gak ya dipanggil Guru. Biasa anak kesayangan Guru, kan," cetus Lulu dengan alasan yang masuk akal. Bisa jadi, secara kan hanya Niki diantara ketiganya yang murid teladan.

"Eh, pulang mau jalan dulu, gak? Udah lama gak quality time. Kita jalan-jalan bentar, mau?" Binaran mata tercetak di netra indah milik Lulu, ia nampak bersemangat mengajak Bilqis.

Bilqis menatap ke atas, seperti sedang berpikir, menimang-nimang tawaran dari Lulu. Benar juga, sudah lama ia tak menghabiskan waktu bersama dua makhluk yang tak lain adalah Lulu dan Niki. "Ah, bole– eh, gak bisa. Gue hari ini sibuk, maaf, ya, mungkin lain waktu," tolak Bilqis dengan tak enak hati.

Rencananya ia ingin menerima tawaran Lulu. Tapi, baru ingat, ada sesuatu yang harus ia urus terlebih dahulu sehabis pulang sekolah di halaman belakang. Ini kesempatan langka, Bilqis tak ingin melewatkan kesempatan emas seperti ini. Mungkin bisa membantu masalah yang tengah ia dan Bakti hadapi.

Lulu yang awalnya bersemangat menjadi diam, ia mendesah kecewa. "Yah, padahal udah berharap jalan hari ini. Gak papa, deh, lain kali masih bisa, ya, kan?" Gadis itu memamerkan senyum paksa. Walaupun di dalam hati ingin sekali berkata bahwa ia ingin menghabiskan waktu bersama. Tapi, mungkin akan dianggap terlalu egois. Bilqis juga punya kesibukan tersendiri dan Lulu paham akan hal itu.

Tak ingin memperpanjang masalah. Lulu mengambil minuman yang sudah ia beli tadi di kantin. "Ke mana, sih, si Niki? Hilang kaya di telan Bumi. Jangan-jangan tu anak bolos," imbuh Lulu dengan sedikit menambah bumbu-bumbu panas.

"Heh, pikiran lu negatif mulu. Siapa tahu dia beneran lagi sibuk! Udahlah, nanti juga balik," protes Bilqis menutup buku pelajaran yang tengah ia baca. Ia buku pelajaran, hebatkan? Jarang-jarang Bilqis rajin membaca seperti ini. Entah setan apa yang tengah merasuki jiwa gadis itu hingga bisa serajin ini.

"Tumben lu rajin baca? Ada apa ni? Biasanya juga males," terang Lulu sedikit tak percaya ketika melihat seorang Bilqis yang anti belajar mendadak membaca buku pelajaran dengan anteng. Apakah ini pertanda akhir tahun? Wah, patut dicatat dalam buku sejarah bahwa hari ini seorang perempuan nakal bernama Bilqis tengah belajar.

Secret boyfriend☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang