Bab 29 : Bertengkar hebat

26.8K 1.4K 521
                                    

Happy reading

Budayakan Vote dan koment🧡

Masih di satu mobil yang sama, keduanya nampak sunyi. Tidak ada percakapan yang menarik. Terlihat seperti biasa-biasa saja. Ah, lebih tepatnya, mungkin keadaan menjadi canggung sejak kejadian tadi.

"Can, gue mau cari Bilqis," ungkap Bakti tiba-tiba dengan nada sedikit khawatir.

Ini sudah malam, ia hanya takut terjadi apa-apa pada Bilqis. Dan lagi, biasanya Bilqis sukar menghapal jalan.

"Percaya sama gue, Bak. Bilqis gak kenapa-kenapa. Lagian dia cewek kuat, kok," sahut Cantika meyakinkan bahwa Bilqis sedang baik-baik saja.

Bakti menggeleng tegas. "Sekuat apapun dia, tetep aja dia cewek" gue, lanjut Bakti dalam hati untuk kalimat terakhir.

"Ya, terus lu mau cari ke mana? Jakarta luas. Ga satu titik, doang," papar Cantika mencoba menjelaskan.

Bukan ia tak peduli dengan Bilqis. Tapi, ada sedikit perasaan kesal ketika ia dikatakan murahan. Seumur hidup hanya Bilqis yang berani mengatakan ia murahan.

"Sejak kapan lu jadi dekat sama Bilqis? Gue jadi penasaran, apa yang kalian lakukan hari ini? Sampai-sampai semobil berdua," desak Cantika dengan pertanyaan beruntun yang tentu membuat Bakti bingung hendak menjawab apa.

"Kepo. Itu urusan pribadi gue!" tegasnya menjawab dengan nada yang kurang suka.

Mungkin, gue terlalu ikut campur, ujar Cantika membatin menatap Bakti dengan segan.

"Sekarang lu gue anter pulang" habis itu nyari Bilqis. Lagi-lagi Bakti hanya bisa mengungkapkan semua hal menyangkut Bilqis dalam hati.

Bakti bukannya tidak mau mengakui Bilqis sebagai tunangan. Tapi, ini kehendak gadis itu sendiri untuk menutupi hubungan mereka di hadapan publik. Jadi, mau tidak mau ya, Bakti menyembunyikan semua hal tentang status mereka.

Cantika mengangguk saja. Saat ia sedang memejamkan mata, sesuatu dengan gerakan pelan menggerayangi lehernya. Ada sedikit perasaan geli ketika sesuatu tersebut bergerak dengan gerakan eksotis. Mau mengambil benda tersebut. Tapi, ia terlalu takut.

Alhasil, dengan perasaan bimbang Cantika memanggil Bakti. "Bak, coba liatin di leher gue ada apa? Cepetan woi! Ini geli," pekik Cantika sudah tidak tahan lagi.

Bakti yang sedang menyetir menoleh sekilas, mengangguk lalu menepikan mobil di pinggir jalan.

Matanya menajam, mencari objek yang disebut oleh Cantika. Hanya satu yang ada di sana, yakni, hewan kecil yang menggelikan. "It-itu ul-ulat," terang Bakti sedikit ragu, menatap ngeri leher Cantika.

Cantika melotot, ia panik. "Bakti! Tolongin gue! Lepasin ulatnya dari leher gue plis, Bak! Ayo, cepet ih. Bakti!" Cantika merengek minta dijauhkan dari hewan berwarna hijau tersebut.

Bakti mendekat, jarak keduanya hanya terpaut beberapa inci membuat Cantika menahan napas. Sebelumnya, mereka tak pernah sedekat ini. Embusan napas dari Bakti terasa di leher membuat bulu kuduk Cantika sedikit meremang.

Dengan santai Bakti mengambil ulat tersebut memakai tangan, membuka kaca mobil lalu membuangnya dengan segera.

"Beres." Bakti menepuk-nepuk tangannya seperti sedang membersihkan sesuatu.

Setelah ulat tersebut pergi barulah Cantika bisa bernapas lega. Hampir saja, ia pingsan jika Bakti tidak segera menjauhkan larva tersebut darinya. Demi apapun, Cantika sangat berterima kasih kepada Bakti karena telah menyelamatkan hidupnya.

Secret boyfriend☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang