Happy reading
Tinggalkan jejak!
Bakti sedari tadi misuh-misuh tidak jelas, mendumel kesal sesekali menatap Bilqis yang kian santai. Pasalnya, sejak tadi Bilqis selalu diam seolah-olahsedang tidak terjadi apa-apa.
"Lu mau ke mana sih? Mau nge-klub ya, lu!" kesal Bakti menatap tajam Bilqis.
Bilqis melirik kekasihnya, menaikkan alisnya sebelah. "Apanya?" Jelas Bilqis tidak paham, apa yang salah dengan pakaiannya? Ia rasa sudah benar dengan apa yang sedang dikenakan. Kenapa Bakti harus marah-marah.
"Ish, itu lu make apa? Baju kurang bahan gitu!? Au ah kesel!" keluh Bakti dengan suara ketus.
Bilqis semakin bingung. Dari mana yang salahnya? Ia hanya mengenakan rok selutut dengan dipadukan kaus putih yang sedikit menerawang. Tidak terlalu terbuka.
"Aneh lu! Orang gak ada yang salah, kok!" sahut Bilqis balik menatap heran Bakti yang tengah kesal setengah mati.
Bakti mendekat, membuka sweeater hitamnya lalu memasangkannya ke badan mungil Bilqis. Menyisakan kaus hitam polos yang dikenakan. "Lu jelek kalau make baju kek gitu! Mending kek gini, rada mayan. Jeleknya ketutupan," urai Bakti dengan terkekeh kecil.
Bilqis mendecih. "Halah, bilang aja gue cantik! Gengsi teros," sindir gadis tersebut memasukkan tangannya ke dalam sweeater yang telah dipakaikan Bakti. Harum parfum milik Bakti tercium dengan semerbak memenuhi indera penciuman.
"Gak, kok! Lu kan emang jelek. Jelek banget malah," kilah lelaki berkaus hitam tersebut dengan mata yang sedikit melotot.
"Masa? Ya udah lu kan cakep ga cocok ma gue yang kentang. Gue cari yang satu derajat ma gue aja, ya," celetuk Bilqis dengan santai.
"Gak, gak, gak! Kalau lu sama yang buriq yang ada mah merusak keturunan. Gak, ya! Sama gue aja biar anak lu nanti cakep kek Bapaknya!" Bakti menjawab dengan ngegas, wajahnya mendadak merah.
"Pala Bapak kau! Lagian gue cantik kok bisa dapet yang lebih ganteng dari lu," ungkap Bilqis mengerlingkan matanya dengan genit.
Bakti menyentil dahi Bilqis dengan lemah. "Bersyukur. Ada yang mau aja sama lu udah syukur! Gak usah cari yang wah lagi, ntar lu malu. Cowoknya kaya pangeran lu nya kayak babu!" hina Bakti kembali menyentil Bilqis membuat Bilqis sedikit meringis.
"Kan kata lu tadi buat perbaikin keturunan? Ya, cari yang lebih ganteng dari lu lah biar anak gue makin cakep," alibi Bilqis tersenyum menang, merasa satu tingkat di atas Bakti.
"Dia gak jago main. Kalau gue mah jangan ditanya, jago main! Keturunan gue pasti gak bakal mengecewakan, kok," urai pria tersebut dengan senyuman miring.
"Apasi bangke! Ambigu gue!" Bilqis mencubit perut Bakti dengan keras menimbulkan Bakti memekik kesakitan.
Drtt!
"Angkat tuh pacar lu! Nanti nyariin!" ketus Bilqis bersedekap dada ketika melihat layar putih dengan nama yang tertera di ponsel Bakti.
Bakti terkekeh, mengusap pelan rambut Bilqis. "Iya, Can. Kenapa?"
Bakti melirik sekilas ke arah Bilqis. Di sana Bilqis nampak tidak suka dengan pembicaraan ini.
"Sekarang?" Mata Bakti tak pernah lepas menatap Bilqis walau mulutnya sedang berbicara dengan lawan di seberang.
"Maaf, Can. Bukannya gue gak mau. Tapi, pacar gue lagi ngambek pengen dimanja. Lain kali aja, ya? Lagian gue mau ngapel," pungkasnya mengulum senyum ketika melihat Bilqis dengan tubuh yang sedikit menegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret boyfriend☑️
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU YUK, SEBELUM BACA!] Bakti Wirya Danuarta. Lelaki dengan seribu pesona, lelaki idaman wanita sejagat SMA Rajawali. Bakti-tubuh kekar, tegap, menjulang tinggi seperti tiang listrik. Bakti itu keren, Bakti itu Ketua OSIS paling WOW. Menyeb...