Happy reading
"Anjim!"
Satu umpatan keluar dari mulut Bilqis. Ia menyeka keringat, menepuk-nepuk seragam putih yang sudah berbecak coklat. Ia kembali terlambat! Sudah telat, motor gojek mogok, lupa bawa saku. Tamatlah riwayatnya. Hari ini akan menjadi hari yang panjang.
Menggigit bibir, giginya bergelatuk gugup, matanya menyusuri pagar sekolah yang terkunci tanpa celah. Menyipitkan mata apakah ada orang. Ya, ada orang. Jajaran anak OSIS yang seperti biasa siap menghalau siswa Rajawali yang nakal seperti Bilqis.
"Rasanya seperti menjadi maling," cicit Bilqis menirukan suara yang sedang viral.
Menarik napas dalam-dalam. Berjalan dengan santai seolah tak terjadi apa-apa. Bohong, bahkan jantung Bilqis sekarang ini sudah berpacu seperti kuda.
Dengan angkuh melenggak-lenggok badan mungilnya, memberikan tatapan datar sekaligus tengil. Rambut Bilqis seperti biasa, dicepol ke atas memberikan ruang untuk leher jenjang.
"Ck, telat lagi telat lagi!" sungut Cantika menggebu-gebu menatap malas Bilqis.
Bilqis tak kalah menatap malas. Ia malah memainkan jari lentik sesekali menggigiti kuku yang berbalut kutek pink tersebut.
"Apa?" Bilqis kelewat santai, meniup-niup kukunya yang tanggal akibat digigit.
"Heh! Gak sopan, ya, lu!" sentak perempuan tersebut berkacak pinggang, matanya melotot, bibirnya sedikit dikerutkan.
"Bilqis, Bilqis. Gak ada kapoknya ya, lu, telat mulu."
Bilqis menoleh ke sumber suara, menatap sang pemimpin dengan angkuh.
"Lah, kenapa lu sewot? Ini sekolah bukan punya lu, kan?" cetus Bilqis menaikkan dagu dengan angkuhnya. Ia berkata memasang raut datar. Persetan dengan tata krama dan sopan santun.
Bakti menatap tajam Bilqis. Membuat Bilqis gugup ditatap seintens itu oleh sang tunangan. Ia merasa seperti ditelanjangi bulat-bulat akan tatapan elang Bakti.
"Peduli setan! Apa hukuman gue? Lama banget!" Ia mengalihkan topik pembicaraan sekaligus memalingkan muka menghindari tatapan tajam Bakti. Ia gugup, mendadak bibirnya pucat. Apa ia melakukan kesalahan? Seperti biasa Bilqis merasa semua tindakannya benar.
"Hukuman lu adalah bersihin gu–" Pembicaraan Cantika terpotong.
"Bersihin ruangan OSIS. Gue yang bakal ngawasin!" tegas Bakti membuat Cantika dan antek-antek OSIS lain terkejut. Kejadian ajaib, di mana Bakti memberikan hukuman langsung dengan ia yang mengawasi.
Bakti biasanya paling malas jika disuruh mengawasi siswa yang dihukum. Ia lebih memilih memerintah anggota lain untuk menggantikan tugasnya.
Bakti menatap netra anggota yang lain sambil mengerutkan alis. "Apa? Ada yang salah?" pungkasnya bingung.
Sang sekretaris angkat bicara mewakili suara yang lain. "Tumben, lu ... ngawasin langsung," ungkapnya terselip keraguan saat bertanya.
Bakti mengindikkan bahunya acuh, menarik Bilqis, meninggalkan semua manusia yang melongo menatap heran. Kepergian keduanya menyisakan pertanyaan-pertanyaan yang membekas di pikiran. Terutama pada empu yang sejak tadi memasang wajah datar, Galang Ganendra—pria yang sedari tadi mengeluarkan aura mencekam.
Cantika mengusap lehernya, suasana mendadak dingin. "Kok dingin, sih," gumamnya kecil merasakan hawa yang berbeda. "Ah, gue balik, ya, guys," imbuhnya berbalik dengan keadaan seluruh tubuh dingin.
"Anjir. Suasananya beda banget!" tandas Cantika di sepanjang jalan menyusuri koridor yang sepi.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret boyfriend☑️
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU YUK, SEBELUM BACA!] Bakti Wirya Danuarta. Lelaki dengan seribu pesona, lelaki idaman wanita sejagat SMA Rajawali. Bakti-tubuh kekar, tegap, menjulang tinggi seperti tiang listrik. Bakti itu keren, Bakti itu Ketua OSIS paling WOW. Menyeb...