Happy reading
Bilqis mencengkram kuat lengan bajunya, terus menerus merapalkan berbagai macam doa. Suhunya mendadak meningkat, detak jantung kian berpacu, menoleh ke arah Aska yang tengah fokus menyetir dengan pandangan lurus ke arah jalan. "Ka, kira-kira ada apa, ya? Gue takut. Takut kejadian yang enggak, enggak. Gimana, Ka? Gue ga siap, ga siap kalau–"
Aska segera memotong perkataan Bilqis. "Jangan mikir macam-macam, gue yakin, Bakti gak bakal selemah itu! Percaya sama gue!" sanggah Aska mencoba menyakinkan Bilqis.
Bilqis menarik napasnya untuk kesekian kali, menggenggam erat telapak tangan. "Gue takut, Ka. Demi apapun, gue takut kehilangan Bakti! Gue, gue belum siap liat Bakti ninggalin gue. Gue gak mau itu terjadi di idup gue, gue ga sanggup," cicit Bilqis memalingkan wajah, menoleh ke arah samping kaca mobil menatap pohon-pohon yang dilewati.
Tersenyum kecil ketika melihat pemandangan yang mengingatkannya tentang Bakti. "Gue pergi, Bakti bakal bahagia ga? Apa gue ngelepas dia aja? Dia sama gue emang bahagia?" kelakar Bilqis dengan semua pemikiran yang terus menyerang kepala membuat seisi kepala terasa penuh.
Aska menoleh ke arah Bilqis sekilas lalu mengalihkan pandang ke arah semula. "Kenapa bilang gitu? Lu juga tau, kan, Bakti sesayang apa sama lu? Dia rela ngelakuin apapun cuman buat lu! Terus, apa yang buat lu mau mundur? Kalau lu ngerasa ga pantes buat Bakti maka pantasin diri lu buat jadi pendamping Bakti. Memaksakan itu perlu, Qis!"
"Kenapa gue bilang gini ke lu? Karna gue percaya, gue percaya Bakti emang buat lu! Bakti bakal bahagia sama lu, gak ada yang lebih berharga di hidup Bakti selain lu! Lu mau mundur? Kenapa? Walaupun lu mundur, Bakti bakal ngejar lu ke mana pun lu pergi. Secinta itu dia sama lu! Lu tau, dia selalu banggain lu di depan semua orang termasuk gue. Jujur, gue iri, kapan gue dapat posisi kaya gitu di hati dia. Tapi, gue cukup sadar diri, gue gabisa sama dia," jelas Aska panjang lebar melirik Bilqis dari sudut mata.
"Gue cuman ngerasa … gue ga pantas buat Bakti, gue juga sadar, kalau gue gak sebaik cewe di luar sana," cecar Bilqis dengan mata fokus menatap jalanan di sana, pikirannya melayang ke sana kemari, seakan tidak mau berhenti, tidak lelah kian menari, berputar-putar di kepala.
"Gimana lu bisa percaya diri kalau kerjaan lu insecure mulu?! Udah sampai, turun! Ga usah mikir macam-macam, semua bakal baik-baik aja! Percaya sama gue!" Aska memberhentikan mobil di depan rumah sakit, membuka pintu dengan segera lalu turun meninggalkan Bilqis yang masih betah duduk di bangku mobil, tidak berniat untuk keluar dari sana.
Bilqis diam, mencoba mencerna semua pemikiran yang tidak-tidak, mencoba menghalau ilusi yang kian membesar. "Gapapa! Seperti yang Aska bilang, semua bakal baik-baik aja! Gak ada yang perlu lu khawatirin, Qis! Gak usah mikir yang kagak, kagak, oke?!" Bilqis mencoba berdamai dengan pikiran, mencoba membuka pintu mobil dengan gerakan ragu.
Kakinya terasa kaku untuk dipijakkan ke lantai, langkahnya terasa berat seperti sedang memberi isyarat untuk tidak masuk ke bangunan menjulang berlambang palang yang ada di hadapan sekarang.
Aska mendekat ke arah Bilqis, mengandeng tangan gadis itu dengan segera, mengeratkan gandengan, tatapan keduanya saling bertabrakan. "Percaya sama gue!" tegas Aska dengan tatapan penuh kehangatan, mengatakan bahwa pemikiran yang ada di kepala Bilqis sebuah kesalahan.
"Tapi, Ka. Gue belum sia–"
"Ga siap apa? Udah, masuk. Kalau lu diam di sini, mana bisa lu tau apa yang udah terjadi. Makin lu tahan diri lu buat ga masuk, makin banyak pikiran yang ga ga nyerang otak lu! Gue ada sama lu, ga ada yang perlu lu takutin, Qis. Lu punya orang-orang yang selalu sport lu dari samping! Lu gak sendiri! Berhenti buat mikir yang buat lu jadi beban." Aska menarik tangan Bilqis, menuntunnya, agar Bilqis mengiringi lelaki itu dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret boyfriend☑️
Teen Fiction[FOLLOW DULU YUK, SEBELUM BACA!] Bakti Wirya Danuarta. Lelaki dengan seribu pesona, lelaki idaman wanita sejagat SMA Rajawali. Bakti-tubuh kekar, tegap, menjulang tinggi seperti tiang listrik. Bakti itu keren, Bakti itu Ketua OSIS paling WOW. Menyeb...