Happy reading
Bilqis terus saja berteriak heboh. Kadang juga menyoraki orang yang berada di depan sedang baku hantam. Ia tersenyum bahagia melihat kedua kubu yang terus adu jotos. Sungguh, nikmat menonton perkelahian secara langsung.
"Ayo! Ayo! Ayo! Lu pasti bisa! Semangat! Nanti, gue kasih roti sariwangi, dah. Eh, sari roti!" Bilqis terus saja bersorai. Tidak peduli dengan tatapan cengo yang sedang baku hantam.
Kalian tahu, siapa yang menolong Bilqis? Jawabannya adalah Galang. Masih ingat dengan Galang? Es balok kutub yang tersesat ke Indonesia.
Awalnya Bilqis sedikit kaget dengan kedatangan Galang yang tiba-tiba seperti—kura-kura ninja. Aksi heroik yang keren. Bahkan, Galang seperti pegelut jantan yang handal. Caranya adu jotos, baku hantam, tampar menampar. Beuh ... patut diacungi jempol.
Sesekali meringis ketika mendapati Galang yang kecolongan musuh. Bibirnya mengeluarkan sedikit darah segar. Namun, tidak separah cecunguk empat. Empat preman abal-abal sudah terkapar tak berdaya. Masih terngiang-ngiang bagaimana lincahnya Galang memelintir tangan mereka berempat.
"Udah tengak, ya? Halah, cemen," sindir Bilqis menatap keempat lelaki yang sudah tergeletak pingsan.
"Lu gak papa?" imbuhnya menatap khawatir Galang yang sedikit lebam.
Hati jadi merasa bersalah membiarkan Galang sendirian. Apalah daya, yang hanya bisa menyemangati di balik layar.
"Ngapain, malem-malem di sini?" Bukannya menjawab pertanyaan, ia malah bertanya balik membuat Bilqis kesal sendiri.
"Ck. Gak penting! Yang penting itu, obatin luka lu!" cetus Bilqis galak sedikit ngeri melihat darah segar yang kian menetas padahal tidak banyak.
Galang diam. Membuat Bilqis harus menghela napas kasar. Ia malas harus berhubungan dengan es batu. Tapi, ini demi pencitraan. Sekalian balas budi karena telah berbaik hati menolong.
Menarik cepat tangan Galang. Melangkah dengan angkuh melewati para preman yang jatuh pingsan. Sesekali menginjak kaki mereka satu persatu. Pembalasan dendam.
Bilqis terkikik geli ketika menginjak kaki pria yang memakai kaos abu-abu. Bilqis mendengar bunyi retakan tulang. Ia tersenyum senang, kekuatan kaki masih ada ternyata.
Mampus lu tulang! Makanya gak usah macem-macem, deh, lu!
Kami keluar dari gang kecil tersebut. Iris mata Bilqis sedikit menajam. Mencari tempat yang cocok untuk beristirahat sejenak. Dapat! Di sana terdapat warung kecil yang tak terlalu ramai. Mungkin, bisa digunakan untuk mengobati luka Galang.
"Ke sana!" tutur Bilqis menyeret Galang. Tidak peduli dengan siluet mata cokelat gelap Galang yang menajam. Hal terpenting adalah mengobati lecet yang ada di sudut bibir.
"Permisi ... Mbak. Ada kotak obat buat ngobatin ini luka, gak?" tanya Bilqis dengan sopan ketika sudah sampai.
Yang dipanggil mbak tersebut menoleh. Bisa dilihat beliau sudah tua—nampak jelas kerutan di ujung mata ketika wanita tersebut menyambut dengan senyum hangat.
"Ada, Nak. Sebentar saya ambilkan," serunya merapikan daster yang sedang dikenakan. Ia berlalu masuk ke dalam rumah kayu sepertinya mengambil kotak P3K.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret boyfriend☑️
Novela Juvenil[FOLLOW DULU YUK, SEBELUM BACA!] Bakti Wirya Danuarta. Lelaki dengan seribu pesona, lelaki idaman wanita sejagat SMA Rajawali. Bakti-tubuh kekar, tegap, menjulang tinggi seperti tiang listrik. Bakti itu keren, Bakti itu Ketua OSIS paling WOW. Menyeb...