Bab 60 : Sebuah Kenyataan

36.5K 1.2K 882
                                    

Happy reading

"Iya, gue. Kenapa? Gak nyangka, kan? Hahaha, bodoh," ejeknya dengan memandang remeh Bilqis.

Bilqis tertegun sejenak, menatap dengan mata yang sedikit mendongak. Ia masih tak percaya dengan ini. "Ini bukan lu kan? Bukan, kan? Jangan sampai emang dalang dibalik semua ini lu?!" tebak Bilqis sambil meneguk ludahnya kasar. Tangannya sudah panas dingin, takut sebuah hantaman keras menampar kenyataan.

Sang lawan bicara terkekeh kecil, dengan satu tangan berada di saku. "Kalau gue bilang, iya, apa lu percaya? Kalau gue pelaku semuanya mau apa lu, hm?" tantangnya dengan menaikkan satu alis ke atas, menatap Bilqis dari bawah hingga atas lalu tersenyum tipis. "Iya, gue! Kenapa? Kaget? Gak nyangka? Ah, mungkin permainan gue terlalu harus kali, ya, sampai orang-orang pada ga tau," lanjutnya dengan diiringi seringai kecil tersungging di bibir.

"Bangsat lu! Apasih masalah lu sama gue?! Gara-gara lu Bakti sampai kayak gini! Puas lu udah buat semuanya runyam! Seneng lu liat Bakti di rumah sakit kayak mayat hidup, hah?!" Bilqis mengamuk, sedikit mencengkram kuat rok bawahnya, menyalurkan semua emosi ke sana.

Matanya menatap dengan nyalang, seperti siap kapan saja menerkam mangsa yang ada di depannya sekarang. "Semua karna lu, Anjing! Coba aja kalau lu gak gini, Bakti gak bakal ada di rumah sakit! Demi apa, gue gak nyangka sahabatnya sendiri sebusuk ini sama temennya, hahaha. Munafik lu, Ka!" Tersenyum rendah, menatap Aska yang sedang berdiri balik menatap Bilqis.

Aska menggeram tertahan, napasnya terlihat memburu dengan diiringi dada yang turun naik. "Gara-gara gue? Coba lu liat sekali lagi, Qis. Di sini yang salah elu! Paham gak, sih? Gue udah kenal Bakti dari lama, sedangkan lu? Lu cuman orang yang baru saja datang di hidup Bakti. Bisa-bisanya Bakti suka sama cewek modelan kek lu! Gue lebih dulu suka sama Bakti! Tapi, Bakti? Bakti gak pernah liat perasaan gue! Yang dia tau cuman lu, lu, dan lu! Kenapa kaget? Iya, gue suka Bakti udah dari lama. Kenapa harus lu yang disukain Bakti, hah! Gue sesek liat kalian! Gue marah sama diri sendiri, karna ga bisa bilang sama Bakti. Paham lu?!" cerca Aska dengan wajah yang memerah, wajahnya pias bak kepiting rebus.

Bilqis shock, ia sedikit kaget dengan pengakuan dari Aska. "Tapi, Ka. Lu cowo! Bakti juga cowo, kalian ga bakal bisa satu. Kalian beda, Ka, kalian beda," lirih Bilqis dengan menunduk, gadis itu nampak memainkan jarinya dengan gerakan absurd.

"Iya, gue tau. Gue tau gue cowo, dan rasanya terlalu menjijikan kalau gue suka sama Bakti. Tapi mau gimana lagi? Rasa gue ke Bakti udah terlanjur dalam, Qis. Gue sayang Bakti bukan sebagai sahabat tapi selayaknya cinta kepada seorang pasangan," sanggah Aska dengan cepat, pandangannya terlihat sayu seperti sedang kehilangan sinar kehidupan.

Bilqis menghela napas, memijit pelipisnya sejenak, lalu beralih ke arah Aska. "Oke, gue maklumin soal rasa lu ke Bakti. Ya, karna gue tau, perasaan gabisa dikontrol. Tapi, kenapa lu sejauh ini, Ka? Apa lu gak mikir dampak dari kelakuan lu? Kenapa lu bisa sependek ini dalam berbuat sesuatu? Gue tanya ama lu, kalau seandainya pun lu ngaku kalau lu punya rasa sama Bakti, apa Bakti bakal nerima lu? Jawaban yang paling besar ada gak. Dia gak bakal nerima lu," tutur Bilqis mencoba memberi pengertian kepada Aska. Pengertian bahwa perasaan yang ia taruh kepada Bakti adalah salah.

"Gak semua apa yang lu mau harus terjadi, Ka. Emang usaha itu penting, tapi lu juga harus siap. Siap kalau semua yang lu usahain jauh-jauh hari ga sesuai apa sama ekspektasi lu." Bilqis menatap Aska dalam, ia menelisik tiap inci manik yang tertera di Aska.

"Tapi gue sayang Bakti, Qis. Emang awalnya gue udah ikhlasin Bakti sama lu. Kenyataannya gue gak bisa ikhlas, gue masih sesak liat kalian bersama! Dan gue benci itu, benci dengan diri gua, benci sama perasaan gue." Aska memalingkan wajahnya, sebentar lagi air mata akan luruh membasahi pelupuk mata.

Secret boyfriend☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang