Happy reading
Budayakan follow, vote, dan koment!
Plak!
Tangan kecil Bilqis melayang dengan mulus di pipi Cantika. Suaranya menggema di seluruh kantin. Tidak ada yang berniat untuk melerai. Bahkan, kedua sahabatnya—Niki dan Lulu sangat anteng melihat keributan tersebut.
Cantika meringis merasakan perih yang menjalar di seluruh pipi, matanya melotot, melayangkan tatapan benci. "Apa maksud lu nampar gue, hah!? Mau sok jadi berani!?" pekiknya dengan menggeram sambil memegangi pipinya yang merah padam.
Bilqis mendecih tak terima, ia mendekati Cantika lalu mendorong gadis tersebut dengan kasar. "Halah, jangan sok suci lu! Gak usah sok gak tau! Pencitraan banget! Lu …." Bilqis menunjuk Cantika dengan telunjuknya sembari tersenyum smirk. "Permainan lu terlalu murahan, terlalu mudah buat ditebak!" serangnya dengan kata-kata lantang terucap.
"Bangsat lu, ya! Bisanya cuman main kasar!" sentak gadis yang terduduk di lantai tersebut berdiri, hendak menampar wajah Bilqis.
Dengan cepat Bilqis menangkis tamparan tersebut, mencekal dengan kuat hingga terlihat urat-urat hijau di lengan putihnya, meremas kuat lengan Cantika. "Apa? Mau nampar? Tampar sini! Gue gak takut! Mau ngadu sama ketos lu? Silakan, gue gak pernah takut sama sampah masyarakat kayak kalian!" tantang Bilqis dengan sarkastik.
"Anjing!" umpat Cantika terbakar emosi, ia sedikit mengeraskan rahang ketika cekalan Bilqis tak kunjung mengendur.
"Anjing kok ngomong Anjing! Lemah juga ya lu kalau gak ada pawang ketos? Hahahaha, makanya gak usah cari masalah sama gue kalau lu cuman mau numpang dikasih rasa hormat. Kalau gini mah gue juga bisa, mudah aja kok cara jatohin nama baik lu yang setinggi langit sampe gak sadar di atas lu masih ada yang lebih bagus!" sindir Bilqis dengan pedas. Tak tanggung-tanggung untuk menyindir, sekali sindir langsung menembus ulu hati.
Tanpa diduga, Cantika membuat gerakan dengan tiba-tiba. Ia menjambak rambut cepol Bilqis membuat Bilqis terkejut setengah kesakitan. "Heh! Murahan lu! Mainnya jambak-jambakan. Gak pro banget berantemnya!" hina Bilqis berusaha menjauhkan tangan Cantika dari rambutnya.
Kepala Bilqis sedikit berputar alias pusing akibat tarikan kuat dari Cantika. Ini tidak bisa dibiarkan, ia harus berbuat sesuatu.
Trak!
"Aww! Biadab lu, Qis!" pekik Cantika histeris ketika merasakan nyeri yang benar-benar nyeri.
Ia mengerang kesakitan, menatap Bilqis dengan horor. Sedangkan Bilqis tersenyum miring ketika merasakan jenggutan tangan dirambut sudah terlepas dengan mulus. Tiba-tiba saja, ia mendapat ide untuk menendang tulang kering Cantika. Alhasil, usahanya membuahkan hasil. Tak sia-sia Bilqis menendang dengan keras. Bodo amatlah, dengan apa yang Cantika rasakan.
"Gimana rasanya? Enak, Mbak? Mau lagi, gak?" tawarnya memiringkan kepala, menatap Cantika dengan kening yang dinaikkan diiringi sebuah senyuman tipis yang terpatri.
"Gue tau lu suka sama ketos. Apa mau ngelak? Dari tatapan lu aja gue udah tau, kok," bisik Bilqis mendekat ke arah Cantika lalu menempelkan jari telunjuk di bibir pinknya.
"Gue bisa berbuat lebih dari ini kalau lu mau, Can," ancamnya sedikit meniupkan napas di telinga, memelintir tangan gadis tersebut sekilas membuat Cantika kembali meraung kesakitan.
"Jadi … diam gak usah bacod atau lu … habis di tangan gue," ujar Bilqis dengan santai, mengusap rambut coklat Cantika dengan lembut.
Jika ditanya ke mana antek-antek Bilqis? Jawabannya adalah … mereka duduk di hadapan Bilqis sambil sesekali mengunyah kuaci yang sudah dibeli sejak tadi. Mereka sangat menikmati baku hantam, drama yang diperankan oleh Bilqis dan juga Cantika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret boyfriend☑️
Teen Fiction[FOLLOW DULU YUK, SEBELUM BACA!] Bakti Wirya Danuarta. Lelaki dengan seribu pesona, lelaki idaman wanita sejagat SMA Rajawali. Bakti-tubuh kekar, tegap, menjulang tinggi seperti tiang listrik. Bakti itu keren, Bakti itu Ketua OSIS paling WOW. Menyeb...