17. Janji.

512 75 22
                                    

Happy reading!
Semoga suka
Ig: gitagusti.r

💎

Siang itu seantero sekolah dikejutkan dengan kedatangan dua orang yang sedang berjalan beriringan. Gandengan tangannya membuat orang-orang di sekitarnya kebingungan dan iri. Ratu yang melihat pemandangan itu pun membelalak tak percaya.

Bagaimana tidak, belum sampai dua jam ia menceburi gadis itu ke kolam berenang dan berharap mati kehabisan napas di sana, sekarang malah asyik bergandengan tangan dengan seorang penguasa sekolah. Mereka yang tak lain dan tak bukan adalah Bara dan Dara.

Bara berjalan dengan santai, senyuman tipis yang terbit di bibirnya membuat siapa pun diabetes. Senyuman yang sangat langka, yang jarang sekali pria itu nampakkan. Namun, bukan dengan Dara, gadis itu berjalan dengan kikuk. Tatapan orang yang aneh, iri, dan sinis kepada nya membuat Dara tak percaya diri.

"AAA YA TUHAN PENGEN PACARAN JUGA!"

"GAK KUAT AING MAH!"

"PEPET AJA TERUS! SAMPE LO DIBELIIN APARTEMEN AJA SEKALIAN, DASAR MATRE!"

"MEREKA PACARAN?"

"HAREUDANG AING HAREUDANG!"

Pegangan tangan yang Dara lepaskan membuat Bara berhenti. Pria itu membalikkan badan, menatap Dara dengan wajah bingung.

"Kenapa dilepas? Pegang aja terus, biar nyaman," ujar Bara.

Dara menaikkan kepalanya, ia menatap wajah Bara.

"Bar, jangan depan umum deh," ucap Dara pelan.

Bara menggerutkan keningnya, sedetik kemudian pria itu peka dengan sekelilingnya.

Bara memegangi bahu Dara, membuat gadis itu membelalak, "Gak usah dipikirin apa kata mereka, lo sekarang pacar gue, lo berhak ngapain aja, mau gue gandeng pun terserah."

"Bara, gue mikirin sudut pandang orang ke kita. Gue sama lo beda 180 derajat, yabg orang tahu, gue cuman bahan bullyan lo, kalau kita buka kayak gini di depan mereka, yang ada mereka nganggap ini lelucon,"

"Belum lagi Antariksa pasti bakal mojokkin lo nantinya, " ujar Dara.

"Atau gini aja Bar, gimana kalo kita backstreet?"

Bara membelalak, "Gak! Bagi gue gak akan ada yang namanya backstreet, lo sekarang adalah pacar gue, dan gue bakal umumin di depan umum!" tegas Bara sambil berjalan menarik tangan Dara, membuat gadis itu jampir saja tersungkur.

Keduanya berjalan ke tengah-tengah lapangan. Dara meneguk ludahnya, apa benar Bara akan mengumumkannya?

"Loh itu si Bara Bere Siti Badriyah ngapain ke lapangan? Sama si Dara Muda lagi, mau lari sepuluh putaran?" ujar Galen sambil menatap intens ke arah lapangan.

"Mau joget tok tok mereka mah mah," timpal Eza asal.

"Wedehh, seumur-umur baru kali ini gue liat si Bara mau goyang, kaku gak tuh pinggangnya?"

"Gak, gak kaku pinggangnya, udah gue balut pake karet ban barusan, dijamin lenturnya kayak body mamah muda, mantul!" semprot Eza sambil tertawa ngakak.

Galen ikut tertawa, begini lah kalau bobrok ketemu bobrok, makin ambyar.

Gavin dan Bintang menatap intens seorang Bara dan seorang gadis di sampingnya yang tengah berdiri di tengah lapangan.

Dara meremas roknya, jantungnya berdegup kencang, ia tak tahu apa yang akan dilakukan Bara.

Aldebaran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang