27. Dia Telah Mengetahuinya.

180 27 1
                                    

Happy reading!
.
.
.

"Anin?" ujarnya dengan lirih.

Dua insan yang awalnya tengah cekcok itu pun spontan mendongak.

Kaget bukan kepalang saat keduanya mendapati sosok Bara di hadapan mereka. Terutama Dara.

Ia sangat terkejut ketika Bara mendengar ucapannya bersama Gavin. Terbongkar sudah rahasia yang ia sembunyikan dari laki-laki itu selama ini. Dan hari ini, Bara telah mengetahui bahwa sosok Anin itu masih hidup dan berstatus sebagai pacarnya.

"Bar.. Gu- gue.." ucap Dara terbata-bata.

Bara masih menegang, ia masih tidak percaya bahwa sosok yang selama ini ia cari, yang ia rindukan ternyata adalah pacarnya sendiri.

Sedangkan Gavin, ia hanya menonton drama mereka berdua. Tidak berniat untuk ikut campur.

"Kenapa gak dari dulu?" pertanyaan pun terlontar dari mulut Bara.

Dara mendongak, tatapannya berubah menjadi sayu dan merasa bersalah.

"Gu-gue.." ucap Dara terbata-bata.

"Kenapa gak dari dulu lo bilang ke gue?"

Dara diam tak menjawab. Gadis itu meremas roknya kuat.

"Kenapa gak dari dulu lo wujudin diri lo sebagai Anin? Kenapa sebagai Dara?"

"Jawab Dar! Kenapa lo tega bohongin gue?" teriak Bara.

Dari masih membisu, ia tak tahu apa yang harus dia jawab.

Gadis itu semakin dibuat salah, saat tetesan air mata mengalir di pipi Bara. Ia kaget, baru kali ini Dara melihat pria itu menangis. Sebegitu rindukah ia dengan dirinya yang dulu? Sehingga air mata itu jatuh di pipi seorang Bara.

"Dan saat lo udah berstatus jadi pacar gue, lo masih berwujud sebagai Dara di hadapan gue, bukan Anin. Kenapa masih ada rahasia? Jadi benar, itu membuktikam kalau lo emang gak tulus cinta sama gue."

Dara menohok, "Bar bukan gitu maksud gue, gu-e.."

"Apa? Lo mau bilang apa?" ucap Bara.

Dara diam membisu.

Gavin yang sudah tak tahan lagi untuk membisu akhirnya membuka suara.

"Bar udah, lo tenangin diri lo dulu," lerainya.

Bara menepis tangan Gavin, "Lo apa brengsek!"

Kaget bukan kepalang, Gavin tidak percaya apa yang barusan ia dengan dari perkataan Bara kepada dirinya.

Dahi Gavin berkerut, "Lo.. Lo kenapa sih?"

Bugh!

Satu toyoran berhasil menembus pipi Gavin. Laki-laki itu benar-benar tidak percaya apa yang dilakukan sahabatnya kepadanya.

Dara yang juga menyaksikan aksi Bara tersebut juga terkaget, ia tidak percaya Bara bisa melakukan ini kepada sahabatnya sendiri.

Aldebaran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang