8. Pelukan Hangat.

659 105 10
                                    

Happy reading!
Semoga suka
Ig: gitagusti.r
💎💎

"YA ALLAH YA TUHAN! INI GIMANA CARANYA!" teriak Eza menggema di seluruh penjuru markas Antariksa. Sesekali ia melirik jam yang menunjukkan angka delapan. Waktu kian berjalan, sementara tugas kelompok yang dikerjakan Eza masih belum selesai dari jam 6 tadi.

"Caranya ya baca buku." jawab Gavin.

Eza menggusar kepalanya frsutasi, ia sama sekali tak mengerti dengan pelajaran aneh yang diberikan Bu Tuti.

"Bar, bantuin dong elah, ini kan tugas lo juga," ucap Eza dengan nada ketus.

"Males." jawab Bara singkat.

"Astoge Bara, kalo begini kapan selesainya nih tugas, emang lo mau diceramahin Bu Tuti lagi?"

"Gue gak ngerti materinya." ucap Bara tanpa menoleh ke arah Eza.

Eza mengusap dadanya sabar, "Ya Allah nyesel gue satu kelompok sama manusia yang otaknya segede biji congklak,"

"Apa lagi otak lo yang segede kuman." timpal Galen.

Eza spontan melempar pulpen ke arah Galen, "Diem lo Galon Atisa!"

"Bin, bantuin gue dong ini susah amat," pintah Eza sambil memasang wajah melasnya.

Bintang bergidik, "Ogah!"

"Itu kan tugas kerja kelompok lo sama Bara," ucap Gavin.

"Nama Bara cuman numpang doang di sini, yang ngerjainnya gue!" celetuk Eza kesal, "Gue yang sama sekali gak ngerti sama pelajarannya, malah makin gak ngerti kalo satu kelompok sama si Bara." gumam Eza walaupun terdengar juga oleh Bara.

"Ngomong apa lo barusan?" ucap Bara.

Eza menyengir, "Hehe, gak ada Bar, bukan gue yang ngomong tadi,"

"Iya Bar bukan si Pizza yang ngomong, tapi setan." timpal Galen.

Lagi lagi Eza melempar pulpen tepat ke kepala Galen, membuat laki-laki itu meringis kesakitan. Bara hanya menggeleng melihat keboborokan dua temannya itu, ia lantas berjalan menuju kulkas yang berada si pojokan. Jangan heran jika markas mereka sebanding dengan hotel bintang lima, ada TV yang besarnya seperti layar lebar katanya, AC, dan kulkas. Itu semua Bara yang membelinya.

"Kok kosong? cemilan sama minuman Sprite gue kok ilang?" ucap Bara ketika membuka kulkas yangsudah kosong.

"Tau tuh, si Pizza Hut yang ngabisin, gue juga gak kebagian." jawab Gavin sambil menatap Eza kesal.

Bara menghela napasnya, lantas ia meraih jaketnya dari atas sofa dan berjalan melenggang keluar.

"Lo mau ke mana?" tanya Gavin.

"Alfamart." jawab Bara singkat.

"Bara, beli yang banyak ya, gue laper nih, kalo perlu lo borong semua." teriak Eza cengengesan.

"Enak banget ya idup lo tinggal nyuruh-nyuruh orang, dasar monyet rakus lo! udah ngabisin isi kulkas juga." timpal Galen sambil menipuk pipi Eza.

Aldebaran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang