13. Permintaan Dara

597 91 16
                                    

Happy reading!
Semoga suka
Ig: gitagusti.r
💎💎

Terlihat seorang Dara tengah susah payah menyisir rambutnya. Sudah dua hari rambut itu belum di sisir. Berkali-kali gadis itu berdecak ketika rambutnya rontok.

Tok tok

Mata gadis itu beralih, netranya menangkap sosok pria yang tengah berdiri di ambang pintu.

Dara menggerutkan keningnya ketika pria berpakaian jas itu memasuki ruangannya. Dara meneguk ludah, ia tak tahu itu siapa, juga tak pernah bertemu sebelumnya.

"Tenang, saya sudah tahu yang di pikiran kamu sekarang." ujarnya sambil terkekeh.

Dara masih tak mengerti, "Om siapa?"

"Sudah pulih?" alih alih akan menjawab, pria berkisaran umur 40an itu malah bertanya balik.

"Jangan deket-deket! Om siapa?" ulang Dara sambil menggeser posisinya.

Pria itu terkekeh, "Saya Mirza, saya yang membawa kamu ke sini kemarin, saya menemukan kamu di jalan dalam keadaan pingsan, makanya saya bawa ke sini." jelas pria yang bernama Mirza itu.

Dara sangat bersalah karena sudah beranggapan bahwa orang ini adalah orang asing yang memiliki niat jahat kepadanya. Ternyata tidak, justru beliaulah yang membawanya dari tempat sepi itu.

"Maaf ya Om, saya pikir om-"

"Lupakan, saya tahu. Om ke sini cuman melihat kondisi kamu saja Dara."

Dara mendongak, "Om tau nama saya?"

Mirza mengangguk, "Iya."

"Kalau boleh tahu, kenapa kamu bisa ada tempat itu?"

Dara terdiam, ia teringat bahwa Bara lah yang membawanya ke sana.

"Makasi banget karena om udah bawa aku ke sini, aku gak tau lagi balasnya pake apaan," ujar Dara.

"Kamu gak perlu balas, sudah kewajiban kita sebagai manusia untuk salin tolong menolong 'kan?" ucap Mirza membuat Dara tersenyum canggung.

Kalau bukan karena Mirza, mungkin Dara masih di tempat itu sekarang, Dara benar-benar berterima kasih padanya.

"Ini ada kartu nama om, kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi, om tidak bisa berlama-lama karena ada jadwal meeting, maaf Om tinggal dulu." ujarnya lalu pergi begitu saja.

Dara menerima kartu nama itu, setelah itu Mirza meninggalkan ruangan Dara. Dara menghembuskan napas kasar, kepalanya pusing. Akhir akhir ini gadis itu selalu mengalami hal yang tak diinginkan, tak diduga, bahkan tak terpikirkan.

Terlihat seorang Bara tengah berjalan sambil mengunyah permen karetnya, entah kenapa sejak Dara mengatakan kalau rokok hanya membuat gadis itu sakit ia juga berpikiran kalau orang yang tidak merokok saja menghirup sepercik asapnya sudah bahaya bagi orang itu, apa lagi bagi orang yang melakulannya.

Dahi pria itu berkerut saat netranya menangkap sosok pria berkisar 40 tahunan keluar dari ruangan Dara. Wajahnya tak nampak, Bara hanya menatap punggung pria itu yang mulai menjauh.

"Siapa?" tanya Bara membuat Dara sedikit terkaget. Pasalnya pria itu datang tanpa mengucapkan salam dan langsung menyambar dengan pertanyaan, seperti jelangkung katanya.

"Bara! Lo ngagetin gue aja tau gak, kalo masuk tuh ya beri salam, bukan sambar," protes Dara.

Bara hanya menggidikkan bahunya tak peduli, "Siapa tuh? Pacar lo?" tanyanya meledek.

Dara melotot, "Sembarangan lo, emang selera gue om om apa?" umpatnya.

"Loh mana tau, siapa tahu lo doyannya aki-aki," ucap Bara sambil terkekeh.

Aldebaran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang