HAPPY READING!
SEMOGA SUKA👀😇
IG: gitagusti.r😋
💎💎Hidup itu simple, selagi masih bisa melakukan sesuatu yang memuaskan diri sendiri, mengapa harus memikirkan orang lain?
-Aldebaran Raharja-
Kamis pagi, udara segar menyapa kota Padang, bercak-bercak air hujan yang deras malam tadi masih berbekas di atas aspal, suasana pagi yang damai dibuat semakin tenang melihat siswa siswi SMA Jupiter yang berpakaian seragam, tak lupa dengan almamaternya yang berwarna army membuat mata senang melihat mereka yang berkerumunan di lapangan, seperti padang rumput yang terselip di tengah-tengah kota.
Terlihat seorang gadis berambut sepunggung tengah memainkan jari-jarinya, sesekali meneguk ludah menahan rasa khawatirnya terhadap Bara.
"Bara bakal marah gak ya, kalo bajunya belum kering," gumamnya.
"Kenapa gue bisa ceroboh banget sih? Padahal kemaren cumam lembab doang, kan udah gue keringin airnya pake mesin cuci, gue harus bilang apa sama Bara kalo bajunya basah kuyup,"
Dara tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri, ia juga menyalahkan hujan kenapa turun tanpa izin kemaren. Sekarang ia tak tau lagi Bara harus pake apa ke sekolah. Dara berharap semoga hari ini ia tidak bertemu dengan Bara.
Kriing! Kring!
Dara menghela napas lega karena pagi itu ia tidak bertemu dengan Bara. Lantas ia menggidikkan bahunya seolah tak peduli dengan pria itu memakai baju apa.
"Anindara Pyralin!"
Dara melotot, belum lama ia melangkah seseorang memanggilnya. Dara kenal suara itu, itu adalah suara bariton Bara.
"Eh, Anindara Piralin, mana baju gue?" tanya Bara.
Dara memperhatikan penampilan Bara dari atas sampai bawah. Ternyata benar, Bara hanya memakai celana sekolah doang, dan kaos hitam yang membaluti dirinya.
"Pyralis, bukan piralin, jangan ganti-ganti nama gue!" protes Dara.
Bara mencibik, "Terserah! mau Pyralis, piralin, paralon apa kek, bodo!"
"Paralon aja Bar," umpat Galen.
"Mending lo diem deh, jangan ikut campur, emang es teler apa dicampur-campurin!" ucap Eza.
"Lo juga diem!" ucap Bintang.
"Gue tanya sekali lagi baju gue mana?" bentak Bara membuat Dara sedikit kaget.
Dara menggigit bibir bawahnya, menatap Bara nyengir, "Itu Bar, baju lo belum kering." ucap Dara pelan.
Bara menautkan alisnya, "Loh, kok belum kering?"
"Kemaren kan hujan Bar, makanya jangan sibuk mikirin dunia lo yang gak penting itu, sampe lupa kalo kemaren sore air turun dari langit." ujar Dara memutar bola matanya.
"Gue juga tau kemaren hujan setan! Emang di rumah lo gak ada mesin cuci apa, kan ada pengeringnya, "Bara mengintrogasi.
"Itu Bar, lampu di rumah gue kemaren mati, jadi gak bisa nyalain mesin cuci." jawab Dara bohong.
Bara melongo, "Terus gue mau pake apaan?"
"Lo kan sultan, tinggal beli aja di koperasi apa susahnya sih!" timpal Dara sambil memutar bola matanya malas. Lantas ia pergi meninggalkan kelima cowok itu.
Tetapi sebelum Dara beranjak, Bara lebih dulu mencegatnya, "Mau ke mana lo? Udah bikin baju gue basah, nyuruh gue beli di koperasi, terus lo seenaknya pergi begitu aja? Beliin gue seragam dulu baru lo boleh pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldebaran [END]
Teen Fiction[Dipublish pada 20-09-2020] Aldebaran Raharja. Nama itu sudah familiar terdengar bagi masyarakat kota Padang. Siapa yang tidak kenal Bara, seorang siswa yang memiliki wajah tampan bak Dewa Yunani, most wanted-nya SMA Jupiter, si tikus gagah yang sel...