10. Dara Sakit?

624 98 9
                                    

HAPPY READING!
SEMOGA SUKA
IG: gitagusti.r
💙💙

"28, 29,"

"29 ribu lima ratus, yaah," ucap Eza kecewa.

"Napa lo?" ujar Galen yang masih fokus dengan game yang ada di ponselnya.

"Duit kurang lima ratus lagi, mana cukup buat beli kuota." dengus Eza kecewa.

"Bar, minta duit dong?" ucap Eza sambil memasang wajah melasnya.

"Emang gak bermodal lo idup, emang lo gak punya duit lagi? Lima ratus doang malah minta, mati aja dah lo, gak guna lo idup!" timpal Galen.

"Nyambar mulu, lo kalo gak mau kasih gue duit mah diem aja ya udah diem, gak usah protes," celetuk Eza.

Galen hanya menggidikkan bahunya, matanya kembali fokus ke layar hp nya. Terlihat Bara tengah melamun, entah apa yang ia pikirkan justru membuat keempat temannya menjadi bingung.

"Bar! Woi, elah bengong mulu lo!" teriak Eza tepat di daun telinga Bara membuat telinganya terasa ngilu.

"Apaan sih lo! Teriak-teriak gak jelas kayak emak-emak komplek!" protes Bara.

"Lo nya yang budeg, mikirin apaan sih lo? Doi? Emang punya? Lo kan jomblo," ucap Eza gamblang.

"Mentang-mentang punya pacar bejibun, boro-boro mau istri banyak, uang goceng aja ngemis, gak bermodal lo!" sambar Gavin.

"Gimana mau idupin 12 istri, kalo idup sendiri masih diraguin," tambah Bintang, tumben ikut nimbrung.

"Diraguin maksud lo?"

"Ya itu diraguin antara lanjut hidup atau langsung nikah sama maut, " jawab Galen.

"Enak aja, sembarangan lo kalo ngomong," celetuk Eza tak terima.

"Eh, kalo misalnya lo bener-bener mati sekarang gimana? Maut mah gak ada yang tau kapan tibanya," ucap Galen, tumben bener.

Eza bergeming, "Oh iya, Astaghfirullah, jangan sekarang matinya, dipending dulu, cita-cita gue masih belum tercapai,"

"Emang cita-cita lo apaan?" tanya Gavin.

"Membahagiakanmu," jawab Eza bangga.

"Ch, bahagia apaan, yang ada mah bikin orang sengsara," umpat Galen.

"Stop ngebacot!" ucap Eza.

"Bisa diem gak sih?" bentak Bara sambil mengebrak meja membuat mereka terlonjak kaget.

"Maap Bar, abisnya nih si Galon Atisa nyambar mulu kayak petasan Ramadhan," ujar Eza kesal.

"Wuih, jadi keinget bulan puasa, " ucap Galen.

"Bener lo Len, gue kangen sama takjil emak gue yang rasanya AH MANTAP!"  timpal Eza.

"Sama, gue juga rindu sama keseharian gue sore-sore kalo di mesjid, "

"Emang keseharian lo di mesjid ngapain? Tadarus? Asik, gak nyangka gue sama si Galen ternyata memiliki jiwa yang alim." ucap Eza sambil menepuk-nepuk pundak Galen.

Aldebaran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang