6. Bara Suka?

723 99 9
                                    

HAPPY READING!
SEMOGA SUKA
IG: gitagustir
💎💎

Hari seakan berlari mengejar waktu, tak terasa sekarang jarum jam sudah berada di angka 19.55 WIB. Dara terbangun dari tidurnya, setelah beberapa jam menembus ilusi mimpi yang faktanya mustahil untuk menjadi kenyataan.

Dara menggeliat, meregangkan otot-otot persendian. Tertidur di atas meja belajar Bara membuat punggungnya sakit-sakit.

Mata Dara menelisik tiap-tiap sudut ruangan, hingga menyelusup ke arah ranjang yang mendapati Bara tengah asik dengan ponselnya. Dara menghembuskan nafas kasar, ia lantas menatap jam yang menempel di dinding. Matanya melotot sempurna.

"Oh my got! Udah jam delapan!" pekik Dara.

"Berisik! Volume suara lo bisa dinetralin dikit gak?" celetuk Bara yang merasa terganggu saat memainkan game nya.

Dara mendongak, "Bara, kenapa gak lo bangunin gue?"

"Lo nya tidur enak banget, gak tega gue bangunin." jawab Bara tanpa menoleh ke arah Dara.

"Ingat! Perjanjian kita tuh cuman sampe jam 4, sekarang udah jam berapa?"

"Gara-gara lo gue di sini jadi buang-buang waktu tau gak, ngapain gue di sini kalo cuman numpang tidur doang?" celetuk Dara.

Bara menggidikkan bahunya bodo amat, "Gue kan gak nyuruh lo tidur."

"Gue ketiduran juga karena lo, seharusnya hari ini gue pergi kerja, gara-gara lo penghasilan gue ilang." protes Dara.

Ia menggigit bibir bawahnya cemas akan pekerjaan yang hari ini ia libur tanpa memberi tahu bosnya. Apalagi bos Dara merupakan seorang yang kiler dan memiliki wajah yang menyeramkan.

"Ck! Gak usah kebanyakan drama lo, mana ada cewek kayak lo bisa kerja." cerca Bara.

"Terserah lo deh Bar, gue mau pulang." ucap Dara seraya pergi.

"Lo mau pulang? Sendiri? Yang bener aja," ucap Bara seraya berdiri dan menghampiri Dara yang berdiri di ambang pintu.

"Jelas sendiri lah, sama siapa lagi?sama setan?" jawab Dara.

"Udah malem, lo cewek gak baik pulang malam."

"Terus gue mau gimana lagi Bar, nginep di sini lagi? Yang bener aja, adek gue sendirian di rumah-" ucapan Dara terhenti saat ia mengingat Risa-adiknya sendirian di rumah, ia pasti cemas akan Dara yang sampai sekarang belum pulang.

"Rumah gue juga pasti gak dikunci sama adek gue, nanti kalo misalnya ada maling gimana?

"Mana ada orang yang mau maling di rumah jelek lo, " cerca Bara sambil terkekeh.

Dara mendongak, ia tak terima jika rumahnya dicaci, "Gue paham rumah lo gede, tapi bukan berarti lo hina rumah gue, lo gak tau aja kayak gimana suasana sama lingkungan rumah gue yang asri, gak kayak di sini. "

"Udah Bar, please gue mau pulang, jangan halangi gue." ucap Dara.

"Biar gue anter."

Dara terdiam, namun setelahnya ia kembali memprotes, "Gak usah, lo pasti ada maunya kan?" ujar Dara curiga.

"Sembarangan lo! Gue nakal gini juga masih punya hati yang sama kayak malaikat, baiknya gak ketulungan."

"Gue serius nih, lo mau gue anter apa engga?" ucap Bara meyakinkan.

"Jarang-jarang loh cewek kayak lo beruntung bisa dianter pulang sama orang ganteng kayak gue."

"Gak usah, gue bisa pulang sendiri."

Aldebaran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang