Bab 3

1.2K 219 10
                                    

Ku kira aku sudah bebas,
Tapi ternyata masih terjebak.


*** Happy reading***

"Renjun!!!" Seruan itu menghentikan langkah Renjun yang hendak pergi ke perpustakaan.

Lelaki itu berbalik dan melihat Kang Chan-hee, sang ketua OSIS di sekolahnya itu berlari kecil ke arahnya.

"Ada apa Chani?" Tanya Renjun, orang-orang disekitar Chan hee memanggilnya Chani agar lebih akrab.

Chani tersenyum lebar, "kau dipanggil oleh Pak Minseok."

"Aku?" Renjun menunjuk dirinya sendiri.

Chani menatapnya malas, "kalau bukan kau, aku juga tidak akan memanggilmu tau!"

"Oh baiklah, tapi Pak Minseok ada dimana?" Tanya Renjun.

"Tentu saja di ruang guru, kenapa kau jadi mendadak bodoh begini?" Heran Chani.

"Dasar kau! Ya sudah aku pergi."

***

"Dua pasta carbonara, satu pie apel, satu pie lemon, dan dua jus mangga." Ujar Minjung.

"Seungwan, bisa kau buatkan pesanan itu? Aku harus ke kamar mandi." Ujar koki disana bernama Kim Hyoyeon.

"Ah nde!" Seungwan dengan segera menyanggupinya, membuat hidangan yang tadi dipesan bukanlah hal yang sulit baginya.

Seungwan langsung memasak sedangkan Hyoyeon pergi ke kamar mandi.

Dua puluh menit setelahnya, makanan yang dipesan pun akhirnya selesai dibuat. Seungwan menekan bel sebagai tanda bahwa makanan sudah dibuat.

"Kenapa tidak ada yang datang?" Gumamnya setelah beberapa menit. Seungwan kemudian membuka sedikit pintu dapur dan mengintip ke depan. Dimana para pelanggan menyantap makanannya.

"Mereka kemana?" Bisik Seungwan.

"Mungkin sedang istirahat." Sahut suara dibelakang Seungwan yang masih seorang koki.

"Lalu siapa yang akan mengantarkan makanan?" Tanya Seungwan sambil membalikkan badan.

"Kau saja."

"Aku?"

"Iya Seungwan, hanya mengantar makanan ke meja bukan hal yang sulit kan?"

"Tapi aku juga yang memasak, aku harus minta pada manager untuk menaikkan gajiku bulan ini." Cetusnya namun tak urung mengantarkan makanan tersebut.

"Meja nomor delapan." Seungwan berjalan sambil membawa makanan tersebut. Namun, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya saat melihat siapa orang yang memesan makanan ini.

Tidak, Seungwan tidak siap untuk ini.

Dia berusaha menekan hatinya agar tetap bisa profesional, tapi rasanya sangat sulit. Kakinya sudah terasa lemas dan kepalanya mulai pusing.

"Unnie, biar aku saja sini."
Untungnya, sebelum makanan tersebut lepas dari tangan Seungwan dan jatuh, Nayeon datang dan menawarkan bantuan.

"Terima kasih, ini." Seungwan memberikan nampan tersebut pada Nayeon dan lekas pergi dari hadapan gadis itu menuju toilet khusus pegawai.

Didalam toilet, Seungwan berusaha menenangkan dirinya. Wanita itu mengambil nafas dan membuangnya, hal itu ia lakukan berkali-kali sampai akhirnya dia bisa tenang.

Seungwan mulai tenang tapi dia akhirnya menangis karena tidak menahan air matanya. Dia menggigit bagian bawah bibirnya untuk menahan isakan yang akan keluar dari mulutnya.

Warmth And Loyalty (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang