Bab 20

1K 177 24
                                    

KALIAN BACA INI PAS JAM BRP?🕰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KALIAN BACA INI PAS JAM BRP?🕰️

KPN TERAKHIR KALI KALIAN LIBURAN? DAN PERGI KMN?💁


OKEE!!
HAPPY READING SAYANGQ 🌻🌻✨✨

***

"Sebenarnya, pengobatan disini pun juga sudah sangat bagus. Renjun tidak perlu ke luar negeri untuk berobat, tapi itu kembali lagi kepada anda sebagai keluarganya. Kami para tenaga medis akan menghargai apapun keputusan anda."

Seungwan membuang nafasnya mendengar penuturan dokter Sehun.

"Kalau begitu aku akan tetap membiarkan Renjun untuk berobat disini. Tapi pengobatan seperti apa yang bisa dia lakukan?"

"Untuk kasus seperti Renjun ada dua pilihan. Pertama dengan cara kemoterapi, ini adalah cara dimana pasien diberikan obat. Dan kedua melalui transplantasi sumsum tulang belakang." Jelas Sehun.

"Mana yang paling aman dokter?" Tanya Seungwan.

"Saya tidak bisa mengatakan mana yang lebih aman karena keduanya sama-sama punya efek samping."

Sekilas percakapan antara dirinya dan dokter Sehun kembali terngiang-ngiang didalam kepala Seungwan. Dia memperhatikan Renjun yang kini tengah tertidur. Lelaki itu sempat bangun karena ingin pergi ke kamar mandi, lalu meminta minum dan setelahnya kembali tertidur.

Waktu sudah menunjukkan pukul satu pagi tapi Seungwan belum bisa memejamkan matanya. Di ruangan Renjun ini dia hanya sendiri.

Chanyeol pergi untuk mencari makan, sedangkan Jiazhen memutuskan untuk pulang setelah diminta oleh Seungwan.

Perempuan itu mengusap wajahnya dengan kasar lalu menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. Karena ruangan yang dihuni oleh Renjun adalah ruangan VIP, fasilitas didalamnya pun bisa membuat siapapun nyaman.

"Ibu." Suara serak dari Renjun membuat mata Seungwan yang tadinya terpejam kini kembali terbuka.

"Ya sayang? Kau butuh sesuatu?" Tanya Seungwan seraya berjalan ke ranjang putranya dan duduk ditepi.

Renjun menggeleng, kepalanya terasa sakit tapi dia tidak ingin memberitahu ibunya.

"Apa nanti aku bisa pulang?" Tanya Renjun.

"Kata dokter mulai sekarang kau harus dirawat disini dan melakukan pengobatan." Jawab Seungwan, tangan terulur untuk mengelus rambut putra semata wayangnya.

"Aku takut..." Bisik Renjun tiba-tiba.

"Apa yang kau takutkan? Dokter pasti akan berusaha-"

Renjun menggeleng, secar tidak langsung memotong jawaban Ibunya. "Aku takut tidak akan sembuh, aku takut meninggalkan Ibu." Lanjutnya dengan sura bergetar.

Warmth And Loyalty (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang