Bab 22

987 159 70
                                    


Terharu banget banyak yg nungguin cerita ini ಥ‿ಥ

Tolong vote- ya ya. Ini sampe pegel bgt ngetiknya.

Ok guys happy reading...🌻🌻✨✨

Tp sebelum itu kencangkan sabuk pengaman kalian ya, dan jgn lupa baca doa😌

Tp sebelum itu kencangkan sabuk pengaman kalian ya, dan jgn lupa baca doa😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Hera mundur beberapa langkah sambil menatap Chanyeol dengan mata berkaca-kaca. Matanya memancarkan banyak perasaan. Marah, sedih, dan tak percaya. Tapi rasa kecewa yang paling terlihat jelas darinya.

Perempuan itu menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya dan menangis sejadi-jadinya.

"A---a--aku...aku tidak tau kalau Seungwan hamil saat kami berpisah. Dia menyembunyikan ini dariku." Ujar Chanyeol dengan terbata dan suara pelan.

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun, aku hanya akan bersama dengan Renjun sampai dia sembuh dari sakitnya. Setelah itu aku akan menepati janjiku pada Seungwan untuk pergi sejauh mungkin dari hidupnya," Chanyeol melanjutkan dengan nada lirih, "begitu juga Renjun."

"Kau memang mencari tau diam-diam tentang Renjun bukan Chanyeol?" Tanya Hera yang kini telah menatap Chanyeol.

Lelaki itu terdiam.

"Kau masih sepeduli itu pada Seungwan meski kalian sudah berpisah." Hera tertawa disela tangisnya. "Aku memang tidak pernah bisa mendapatkan apapun darimu, bahkan setelah semua pengorbanan yang aku lakukan dan semua tindakan bodohku padamu."

"Hera, aku--"

"AAAAAAAAAA!!!!" Detik berikutnya, Hera berteriak sekeras yang dia bisa. Berharap agar rasa sakit yang ada di dadanya bisa sirna begitu dia melampiaskannya dengan teriakan.

Tapi rasanya percuma, rasa sakit itu tak mau pergi. Justru malah bertanya rasanya.

"Aku minta maaf Hera." Chanyeol mendekat dan memeluk Hera. Dia tetap bertahan meski Hera memberontak dalam dekapannya.

"KAU MEMANG BAJINGAN CHANYEOL! SEHARUSNYA AKU TIDAK MENERIMA LAMARAN MU!! HARUSNYA AKU MEMBIARKAN KAU MATI DENGAN RASA SAKIT HATIMU!"

Tubuh Chanyeol bergetar, bukan karena ucapan Hera. Tapi lebih pada melihat bagaimana Hera seolah merasa frustasi berat.

Tangisan Hera tak kunjung reda, padahal pakaian Chanyeol sudah basah oleh air matanya. Begitu juga dengan tubuh Chanyeol yang mulai terasa sakit karena Hera terus memberikannya pukulan bertubi-tubi.

"Kau memang tidak pernah menganggap aku sebagai istrimu Chanyeol. Tidak pernah." Suara Hera terdengar begitu lirih dan menyayat hati.

"Semua yang aku lakukan ternyata sia-sia dan tidak ada gunanya sama sekali." Lanjut perempuan itu.

Warmth And Loyalty (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang