Bab 8

1.1K 211 31
                                    

JANGAN LUPA PENCET TOMBOL STAR-NYA YA YEOROBUN!!🌟⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA PENCET TOMBOL STAR-NYA YA YEOROBUN!!🌟⭐

KASIH TAU LAGU FAVORIT KALIAN DONG!💓🎶🎵🎤🎧

HAPPY READING YA!🌻🌻

Tak ada kata yang keluar dari bibir mereka, tapi mata seolah membicarakan banyak hal yang memang tak bisa terungkap secara lisan.

Seungwan kembali menyuruh Renjun masuk ke rumah namun kali ini dia mengisyaratkannya melalui tatapan.

Renjun yang peka langsung menurutinya, walau dia masih sangat bimbang dengan semua ini. Dan karena tidak ada yang menjelaskan, mau tak mau Renjun menciptakan dugaannya sendiri. Dan hal ini berdampak pada dia yang sepertinya tidak akan tidur dengan nyenyak malam ini.

"Seungwan." Chanyeol akhirnya bersuara setelah sekian menit membisu. Percayalah, dia sangat ingin membicarakan banyak hal. Tapi rasa terkejut dan sesak yang dia rasakan secara bersamaan membuat mulutnya seakan terkunci.

"Apa?" Perempuan itu menyahut. Nada suaranya jauh dari kata ramah dan matanya menajam. Sangat berbeda dengan yang dulu. Dimana dia akan menyahut dengan suara lembut dan tatapan hangat.

"Dia--"

"Bukan siapa-siapa." Potong Seungwan. "Lebih tepatnya dia bukan siapa-siapa untukmu." Lanjut Seungwan. Kata 'dia' yang dimaksud Seungwan tentu saja tertuju pada Renjun.

Chanyeol terhenyak, kalimat dan suara dingin dari Seungwan membuat Chanyeol merasa tertikam. Ah, mengingat apa yang terjadi pada mereka, tidak seharusnya Chanyeol berharap Seungwan masih berlaku baik padanya.

Lelaki itu kemudian tersenyum kecil, berusaha untuk menutupi rasa sesak dan menahan air mata yang sebentar lagi akan turun.

"Terima kasih sudah mengantarnya kesini. Lain kali kau tidak perlu menemui dan melakukannya lagi." Ujar Seungwan lalu masuk kedalam rumah. Dirinya muak jika harus berhadapan dengan pria brengsek itu.

Setelah Seungwan menghilang dari pandangannya, barulah Chanyeol meneteskan air mata. Dengan langkah tertatih dia masuk kedalam mobil dan menangis disana.

Rasa sakit itu semakin menguasai dirinya hingga Chanyeol merasa tak bisa mengendalikannya. Air mata terus mengalir membasahi pipinya seolah menyiratkan kesakitan yang dia miliki. Rasa sakit yang tidak akan bisa terobati.

Dia ingin berharap, tapi takut untuk mendapati kenyataan.

Dia ingin kembali mencoba, tapi takut untuk memulai.

Dia ingin kembali berusaha, tapi terlalu pengecut untuk gagal.

Pada titik ini, Chanyeol kembali merasa bahwa dia adalah pria paling brengsek sedunia.

***


Renjun tak langsung masuk kedalam kamar, lelaki itu duduk di sofa. Bersiap meminta penjelasan dari ibunya tersebut. Karena baru kali ini, dia melihat sisi lain dari Seungwan.

Warmth And Loyalty (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang