"Sherina."
Sherina yang dipanggil pun langsung menoleh dan tersenyum sumringah saat melihat Arvin sudah menunggunya di depan kelas.
"Hawloo! Nunggu lama tidak?" tanya Sherina riang dan mengulurkan tangannya ke Arvin.
Arvin yang sekarang mengerti itu pun menepuk pelan tangan Sherina. "Nanti guru liat," ucapnya lalu Sherina cemberut. Padahal ia suka, Arvin terlihat lucu saat ia melakukan hal itu.
"Jangan brutal banget." Arvin tersenyum kecil sembari mengusak rambut Sherina lalu berjalan duluan.
"Ih, tadi nunggu berapa lama?" tanya Sherina mengejar Arvin dan memeluk tas lelaki didepannya.
"Semenit," jawab Arvin lalu Sherina pun menganggukkan kepalanya meskipun Arvin tak melihat itu.
"Bentar," ucap Sherina lalu menyandarkan kepalanya ke punggung Arvin.
"Kenapa?"
"Puyeng, pelajaran matematika ngajak ribut," jawabnya namun sedetik kemudian ia kembali tersenyum cerah dan berjalan disamping Arvin.
"Gak jelas," gumam Arvin terkekeh kecil yang tidak didengar oleh Sherina.
Mereka pun berjalan menuju parkiran. Saat sampai diparkiran, terlihat banyak murid-murid yang tengah mengeluarkan kendaraan mereka. Dan yang membuat Sherina salah fokus adalah melihat kemesraan Langit dan Daisy.
Lihatlah, Langit dengan senyuman manisnya memasangnya helm ke Daisy dan Daisy membalasnya dengan senyuman manis. Sungguh membuat hati Sherina iri.
"Aripin" panggil Sherina yang matanya tetap fokus ke Langit dan Daisy.
"Kenapa?"
"Lihat deh," pinta Sherina membuat Arvin menoleh dan mengikuti arah tunjuk Sherina.
"Gak mau kayak gitu ke gua?" tanya Sherina dengan tatapan berbinar.
"Gak, kita naik mobil," tolak Arvin cepat kemudian masuk ke dalam mobilnya, tak memedulikan Sherina yang menatapnya sebal.
"Anjrit ya, muka lu tuh kek kadal! Nyebelin banget anjip!" dumelnya mengepalkan tangannya dendam.
Tiba-tiba saja klakson mobil Arvin berbunyi membuat Sherina terlonjak kaget.
"Cepetan masuk, mau ditinggal?"
"IYA IH, BAWEL!" geram Sherina menatap nyalang.
Ia pun membuka pintu mobil Arvin, namun sebelum masuk ia menoleh kebelakang dan terlihat Langit dan Daisy yang tengah menatap kearahnya sembari memasang wajah prihatin. Sherina pun membalasnya dengan tatapan sengit kemudian masuk kedalam mobil, tak lupa pintu mobilnya ia tutup dengan kencang.
"Pelan-pelan, Sher. Beneran rusak nanti," tegur Arvin berdecak kesal.
"Wah, mulai keluar nih sifat aslinya." Sherina menutup mulutnya seakan terkejut.
"Bawel, pake sabuk pengaman buru," titah Arvin yang diacuhkan oleh Sherina.
"Pasang, gua mau ngebut," titah Arvin lagi tapi Sherina tetap diam saja.
"Pakai sabuk pengamannya atau turun sekarang juga," ancam Arvin membuat Sherina bergidik ngeri dan langsung memakai sabuk pengamannya.
"Emang dasar bontot," gumam Arvin kemudian menjalankan mobilnya.
Bermenit-menit mereka berdiam tanpa ada yang mau memecahkan suasana yang canggung. Sherina yang pundung ke Arvin, dan Arvin yang fokus ke jalanan.
"ARIPIN, AH LU MAH!" teriak Sherina sebal membuat Arvin sedikit tersentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN
FanfictionNormalnya, jika kita dijodohkan kita akan menolaknya dengan keras kan? Apalagi jika dijodohkan dengan orang yang tidak kita sukai. Namun, gadis bontot ini malah mengajukan dirinya untuk dijodohkan. Gila? Memang, Sherina pun mengatai dirinya sendiri...