17 : penjelasan

420 62 2
                                    

"Sherin pulang!" salam Sherina memasuki rumahnya dengan senyumannya, walaupun terpaksa.

"Met dateng," balas semua orang yang berada di ruang keluarga.

"Heh, Dek. Lu ngomongin sempak gua ye?" tuduh Rafael menunjuk-nunjuk kearah Sherina.

"Iya, gak sengaja," jawab Sherina tertawa pelan.

"Ih, bukan lu banget nih. Gimana ketemuan sama si Arvin nya?" tanya Daisy menyipitkan matanya curiga.

Bukannya menjawab, Sherina malah menyengir dan mengusap belakang kepalanya. "Aman, gapapa kok. Mata lu jangan disipitin gitu dong!"

Rafael, Daisy, dan Alice hanya bisa saling menatap saja. Mereka sadar ada yang berbeda dari Sherina.

"Apa sih liat-liatan gitu? Gua ke kamar dulu ya, mau ganti baju." pamit Sherina lalu berlari begitu saja tanpa menungggu jawaban dari ketiga manusia yang berada di ruangan tersebut.

"Percaya nggak kalau Sherina itu ada apa-apa sama Arvin?" tanya Alice curiga.

"AW!" ringis Alice.

"Mereka kan emang ada apa-apa soalnya kan di jodohin, lu gimana sih?" geram Rafael selepas menjitak jidat Alice.

"Ih, maksudnya kayak Sherina sama Arvin itu lagi ribut!" ujar Alice lebih jelas membuat Rafael dan Daisy mengangguk paham.

"Yaa, kalau emang mereka ada masalah biarin mereka yang nyelesain aja," ucap Rafael tenang.

"Kok respon mu gitu banget, Bang?" bingung Alice memandang tak suka kearah Rafael.

"Ya terus lu mau gua ngapain? Nonjokin si Arvin sampe bonyok? Buang-buang waktu gue aja," balas Rafael malas.

"Maksudnya lu gak marah apa adek lu disakitin gitu?" tanya Daisy sama bingungnya dengan Alice.

"Marah mah jelas, Sherina adek gue. Tapi ya dia bukan anak kecil lagi yang butuh dibela sama abangnya. Dia udah remaja, pasti bisa lah ngehadepinnya," jelas Rafael menatap kedua teman adiknya itu dengan tulus.

"Ya, jadi kalau Arvin dateng kesini respon kita gimana?" Daisy menatap Alice dan Rafael bergantian.

"Biasa aja lah, sayang. Masalah-masalah mereka, tunggu aja dulu mereka bisa nyelesainnya atau enggak. Kalau gak bisa, baru lu pada turun tangan buat caci-maki si Arvin," ucap Rafael  memberi saran.

Rafael pun berdiri dan merenggangkan kedua tangannya. "Gua tidur dulu yaa," pamit Rafael lalu meninggalkan kedua gadis tersebut.

"Sifat Bang Fael dewasa sekali, aku suka," cetus Alice saat Rafael sudah tak terlihat.

"Inget Brian," timpal Daisy membuat Alice berdecih.

"Kemarin-kemarin aja lu bilang gua halu ke Brian!" geram Alice memelototi Daisy.

"Aw, atut banget loh aku," ledek Daisy berpura-pura ketakutan.

"Permisi," sapa seseorang. Daisy dan Alice pun langsung menoleh dan ternganga melihat kedatangannya.

Laki-laki yang baru saja dibicarakan sudah menampakkan batang hidungnya. Ya siapa lagi kalau bukan Arvin Rhendra Djuana?

DIJODOHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang