"SHERINAAA! JANGAN SALAH PAHAM DULUU. MUNGKIN GAK SENGAJA PAS-PASAN!" teriak Alice panik sambil mengejar Sherina yang entah mau kemana.
"Gue gak mikir apa-apa tuh?" balas Sherina yang jelas berbohong.
Alice mencibir kesal lalu menarik tangan Sherina untuk kembali ke tempat tadi, Daisy menunggu soalnya. Sherina yang ditarik hanya bisa pasrah, terlalu malas memberontak karena otaknya kini hanya dipenuhi Arvin.
"Woi, bocah! Jangan kabur mulu," sungut Daisy ketika Alice berhasil membawa kembali Sherina.
"Males ih," balas Sherina menyenderkan kepalanya ke bahu Daisy.
Matanya melihat kembali tempat yang tadi ia lihat Arvin bersama Alisya. Ketemu, ia melihat calon tunangannya itu dan pas sekali seseorang itu menengok ke arah nya.
Sherina gelagapan dibuatnya apalagi melihat Arvin yang tersenyum kecil saat melihatnya.
Sherina melihat keliling karena merasa ada yang hal yang membuatnya bingung,
"Lah 'kan tadi Arvin sama Alisya? Kok sekarang si Alisya ilang?" batin Sherina heran kemudian membalas senyuman Arvin dengan acungan jari tengahnya.
"Kak Arvin," bisik Daisy saat Arvin berjalan mendekat.
"Gua pergi duluan, ya? Mau kesono noh," pamit Sherina langsung berlalu dan ingin diikuti Alice dan Daisy.
"Mau kemana, Sy?" tanya Langit yang melihat Daisy ingin menyusul Sherina. Daisy pun menghentikan langkahnya begitupun Alice.
"Mau kejar Sherina—"
"Biar gua aja," potong Arvin lalu berjalan cepat menyusul Sherina.
"Wah anjir, gercep," gumam Langit terkesiap.
"Udah dikejar sama Arvin, mau ikut ngejar juga gak?" tanya Langit kepada Daisy dan dijawab gelengan oleh Daisy. Kalau Arvin sudah turun tangan, Daisy tak perlu ikut campur 'kan?
"Ya udah, mau nemenin aku gak?" Daisy awalnya ingin mengangguk namun ia teringat bahwa ia mempunyai janji ingin membelikan Alice boneka.
"Tapi aku mau nganterin Alice—"
"Gapapa, lain kali aja, Sy! Gue mau nyusul Sherina aja, gak percaya gue sama si Arvin," balas Alice sambil berlalu meninggalkan mereka, namun dicegah oleh Brian.
"Ets! Mau kemana?" Brian menarik tangan Alice hingga jidatnya terbentur dada Brian.
"Aduh, sakit tau!" ringis Alice sambil mengusap hidungnya yang sakit.
"Eh, maaf! Lu ikut gue. Gak ada penolakan, oke?" paksa Brian lalu menggandeng tangan Alice.
"GAK MAU, GUE GAK SUDI IKUT SAMA LO!" balas Alice lalu menghempaskan tangan Brian. Baru saja ingin kabur, Brian dengan cepat sudah menarik Alice lagi lalu berlari membuat Alice terpaksa mengikutinya.
"Eh? Itu gapapa?" Daisy menatap khawatir Alice yang dibawa paksa oleh Brian.
Langit mengusak kepala Daisy gemas lalu berkata, "Semoga." Membuat Daisy menatapnya sengit.
📚📚📚📚📚
Sekarang Sherina sedang berada di sebuah kafe bersama dengan Arvin. Entah apa yang dilakukannya tapi Arvin berhasil membujuk Sherina untuk ikut dengannya.
"Kenapa?" tanya Arvin setelah keheningan menyelimuti mereka berdua.
Sherina menaikan alisnya bingung. "Apanya yang kenapa, Arvin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN
FanfictionNormalnya, jika kita dijodohkan kita akan menolaknya dengan keras kan? Apalagi jika dijodohkan dengan orang yang tidak kita sukai. Namun, gadis bontot ini malah mengajukan dirinya untuk dijodohkan. Gila? Memang, Sherina pun mengatai dirinya sendiri...