13 : tumbang

497 70 2
                                    

"Selamat pagi!" sapa Sherina ceria saat memasuki kelasnya.

"Pagi!" sapa balik teman-teman sekelasnya. Sherina yang mendengarnya pun tersenyum senang dan berjalan menuju bangkunya.

"Waduh, seger ni muka lu kayak tomat baru dipetik," goda Sherina begitu melihat Alice yang tersenyum bahagia.

"Kamu tahu apa yang kurasakan?" tanya Alice menaik-turunkan alisnya.

Sherina tersenyum dan duduk di bangkunya. "Seperti apa rasanya?"

"Rasanya seperti anda menjadi Iron Man!" Alice dengan tiba-tiba berdiri dan menggebrak meja membuat para teman sekelasnya menatap aneh.

"Berisik sekali lagi, gua lempar pake sepatu Agam," ancam Farhan yang sudah berancang-ancang untuk melempar sepatu Agam kearah Alice.

"Please, jangan! Gua yakin sepatu dia udah tiga bulan gak dicuci," balas Alice memohon.

"Kurang ajar! Sepatu gua baru dicuci nih!" sahut Agam kesal dan kembali merebut sepatunya yang tadi dipegang Farhan.

"Wleeeee, gak percaya!" ledek Alice menjulurkan lidahnya.

"Alice masih pagi, jangan ribut sama Agam," tegur Daisy lelah lalu menjitak jidat Alice.

"Iya, maap. Btw, tau gak? Masa tadi Brian jemput gua sih!" cerita Alice semangat. Sherina dan Daisy yang mendengarnya pun saling menatap lalu bersamaan memegang dahi Alice.

"Gak panas, tapi kenapa rada-rada?" heran Sherina.

"Alice, maaf gak bermaksud buat bikin lu sakit hati tapi tolong jangan halu!" ucap Daisy tak tega, sedangkan Sherina tega-tega saja memukul pipi Alice bermaksud membuat sahabatnya sadar.

"Woi, sakit bego!" rintih Alice menyentil telinga Sherina.

"Aduh! Ya jangan dendam juga dong!" ringis Sherina.

"Balik ke topik napa!" sebal Alice cemberut.

"Gak percaya, ada kesambet apa si Brian sampe mau jemput lo?" heran Daisy dan Sherina mengangguk setuju.

"BENERAN YA, GUA GA HALUU! DIA BENERAN JEMPUT GUA!" teriak Alice gemas dan berdiri dari duduknya.

"BERISIK ANYING!" Bukan, bukan Sherina maupun Daisy yang berteriak. Tapi itu adalah Farhan yang sudah berancang-ancang kembali untuk melempar sepatu Agam kearah Alice.

"HUAAA, JANGAN SEPATU AGAM!"

"MAKAN NOH SEPATU AGAM. MAKANYA JANGAN BERISIK, SETAN!"

"ANJIR, SEPATU GUA HABIS DICUCI WOI!"

Ya sudah dipastikan kalau mereka bertiga kumpul maka hilanglah yang namanya ketentraman, kedamaian, keheningan.

📚📚📚📚📚

Sekarang Sherina, Daisy, dan Alice sedang berada di koridor, lagi duduk di bangku dengan wajah malas.

"Kenapa gua bisa lupa kalau sekarang upacara?" tanya Alice lesu menatap kearah lapangan dimana ada beberapa siswa yang tengah menyiapkan upacara yang biasa dilakukan pada hari Senin.

"Pura-pura sakit aja!" usul Sherina yang langsung ditolak oleh Daisy.

"Anak PMR banyak nanya, gua males," balas Daisy yang membuat Sherina dan Alice termenung.

"Jadi paduan suara aja, tempatnya gak panas-panas banget," lanjut Daisy mengajak yang langsung dibalas anggukan semangat oleh teman-temannya.

Lalu mereka bertiga pun bangun dari duduknya dan berjalan menuju barisan paduan suara karena sudah diberi aba-aba bahwa upacara akan segera dimulai.

DIJODOHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang