"Gimana Arvin?" tanya Daisy ke Sherina yang tengah mengerjakan tugasnya.
Sherina terdiam, ia baru ingat jika Arvin itu sakit kemarin. Dan sekarang calon tunangannya itu sama sekali tak memberinya kabar membuatnya lupa akan hal itu.
"Gak tau, dia gak ngasih kabar," jawab Sherina tak peduli. Daisy yang melihatnya pun memasang wajah aneh dan mengangkat bahunya tak peduli.
"Lagi ngapain juga si Arvin ngabarin ke lu? Hubungan aja gak punya," celetuk Alice membuat Sherina emosi dan menamparnya menggunakan buku.
"Masih pagi jangan bikin emosi napa," geram Sherina dan Alice hanya bisa menyengir saja.
"Emang lu gak khawatir apa?" tanya Daisy membuat Sherina memberhentikan kegiatan menulisnya.
Sherina memasang wajah dongo dan menggaruk kepalanya bingung. "Yaaaa, jelas khawatir lah," jawab Sherina.
"Serah lu lah, dongo," sebal Daisy malas.
"Istirahat temenin gua ke kelas dia dong," rengek Sherina menarik-narik lengan seragam Daisy.
"Kok gua sih?" protes Daisy.
"Kan pacar lu sekelas ama Arvin, jadi gua gak malu-malu banget lah!" jawab Sherina gemas dan Daisy pun mengangguk paham.
"Kenapa gak lu chat dia aja sih?" Alice menatap heran.
"Malu lah Mei-Mei."
"Alah, biasanya juga malu-maluin."
"Anying."
📚📚📚📚📚
"Jangan ngumpet dibelakang gua napa!" seru Daisy menarik kerah seragam Sherina.
"Maluuu! Ntar kalau Vierra liat gua bisa-bisa gua dilabrak!" panik Sherina menutup wajahnya menggunakan rambut.
"Gak bakal, dia anak OSIS. Gak mungkin langsung labrak lu di depan umum," ucap Daisy menenangkan Sherina.
"Ck, dia mah gak punya malu!" gumam Sherina kesal.
"Woi, Angit!" panggil Daisy didepan pintu kelas pacarnya dan kelas Arvin.
"Tumben nyamperin, kenapa?" tanya Langit bingung sembari mengusak rambut Daisy.
"Ish, diem. Si Arvin masuk gak?" tanya Daisy membuat Langit melotot dan menyentil jidat Daisy pelan.
"Lu mau selingkuh? Jangan ke Arvin. Berat banget lawan dia mah," ucap Langit dramatis.
Daisy dan Sherina yang melihatnya pun memasang wajah datar.
"Ok, bercanda. Dia sakit, jadi gak masuk. Lu kan ceweknya, kenapa gak tau?" Langit menjawab sembari menunjuk kearah Sherina dan menatapnya penuh curiga.
"Hush, ga sopan!" tegur Daisy menepuk jari Langit yang menunjuk kearah temannya.
"Ok, maaf."
"Ya udah, mau nanya itu aja. Bye, Mas Jowo!" pamit Daisy langsung menarik Sherina begitu saja tanpa menunggu balasan dari sang pacar.
"PULANG SEKOLAH JANGAN KABUR!" teriak Langit dibalas acungan jempol oleh Daisy.
"Dengerkan? Arvin sakit," ucap Daisy dibalas anggukan lesu Sherina.
"Jangan cemberut gitu dong! Jenguk lah kalau khawatir," kata Daisy memberi saran.
"Tapi kalau respon dia gak enak gimana?" tnya Sherina gundah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN
FanfictionNormalnya, jika kita dijodohkan kita akan menolaknya dengan keras kan? Apalagi jika dijodohkan dengan orang yang tidak kita sukai. Namun, gadis bontot ini malah mengajukan dirinya untuk dijodohkan. Gila? Memang, Sherina pun mengatai dirinya sendiri...