Hari ini hari apa? Tidak tahu, Sherina sebenernya hanya ingin tidur. Namun lihatlah ia sekarang.
Sekarang, Sherina sudah rapih menggunakan dress. Ingin kemana Sherina sekarang? Ingin bertemu calonnya. Sungguh sial memang nasib Sherina ini.
Sherina mendengus sebal, ia tak menyangka kalau perjodohannya akan tetep berlanjut. Padahal kemarin Sherina itu asbun alias asal bunyi. Tapi kenapa ayahnya menganggap serius tentang itu? Ingin sekali ia mengacak-acak rumahnya sekarang juga.
Mari mundur ke beberapa malam, saat Devano memanggilnya.
"Tumben si Bapak manggil gue malem-malem," batin Sherina. Ia berjalan menuruni tangga sambil berpikir keras.
Saat sudah sampai di ruang keluarga, Sherina pun duduk di sofa panjang, disamping Ibunya.
"Kenapa, Pa?" tanya Sherina.
"Besok malam, siap-siap. Kita akan bertemu dengan calon kamu dan keluarganya," jawab Devano membuat Sherina melotot kaget. Natasha melihat respon anaknya hanya tersenyum kecil saja. Natasha ingin bantu tapi tak bisa. Kan ini semua wasiat, Natasha bisa apa?
"PAPA SERIUSAN MAU JODOHIN SHERINA?" teriak Sherina terkejut dan reflek ia berdiri dari duduknya.
"Sherina, duduk," tegur Natasha memukul pelan lengan Sherina. Sherina kembali duduk meskipun ekspresi wajahnya terlihat masih terkejut atas ucapan Devano.
"Kamu 'kan yang bersedia di jodohin? Ya udah kamu yang Papa jodohin, daripada Clara," balas Devano santai yang membuat Sherina merengut kesal.
"Ya tapi kan Sherina masih SMA! Ya kali udah jadi istri orang aja," ucap Sherina memberi alasan.
"Istri orang? Yang mau nikahin kamu secepat itu siapa emang?" heran Devano.
"Lah, kan dijodohin?"
"Baru dijodohin, Sherina. Gak langsung menikah." Natasha menjawab pertanyaan Sherina gemas.
"Calon mu aja masih SMA kok. Malah bagus kalau kamu yang di jodohin. Kalau sama Kakak, Kakak mu lebih tua daripada calonnya," lanjut Natasha yang membuat Sherina kesal setengah mati.
"Ya intinya kamu harus mau!" perintah Devano dengan nada tegas.
"Iya, terserah Papa aja deh. Sherina gak mau ribut, nanti durhaka. Sherina ke atas, ya?" Sherina langsung pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari orang tuanya.
Sherina menghela nafasnya kesal ketika mengingat saat itu. Ia benar-benar tak mau dijodohin tapi juga tak mau bertengkar dengan Ayahnya.
"Sherina, cepetaaan!" teriak Natasha dari lantai bawah. Sherina langsung bergegas dan bercermin untuk melihat penampilannya.
"Ok, semangat, Sher!" ucapnya mengepalkan tangannya.
"Iya, Maaaaa!" balas Sherina lalu keluar kamar.
"Kebiasaan! Kalau dandan lama banget!" Natasha mencibir ketika melihat Sherina yang berjalan di tangga.
"Maaf, Ibunda Ratu. Kan harus cangtip ketemu sama calon," jawab Sherina centil sambil mengedipkan matanya membuat Natasha mendengus.
"Ayo, berangkat. Jangan dilanjutin ributnya." Devano yang daritadi diam akhirnya membuka suara. Natasha yang hendak membalas Sherina pun cemberut sebal sedangkan Sherina menjulurkan lidahnya ke Natasha merasa dirinya menang.
"Clara, kamu yakin gak mau ikut?" tanya Devano kepada Clara yang daritadi diam saja.
"Enggak deh, Pa. Clara ada tugas. Takut kalian lama, tugas Clara gak ke kejar deh," jawab Clara dibalas anggukan paham oleh Devano.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN
FanfictionNormalnya, jika kita dijodohkan kita akan menolaknya dengan keras kan? Apalagi jika dijodohkan dengan orang yang tidak kita sukai. Namun, gadis bontot ini malah mengajukan dirinya untuk dijodohkan. Gila? Memang, Sherina pun mengatai dirinya sendiri...