4 : biasa

729 82 0
                                    

"SERIUS LU?"

"Woy, Alice! Berisik!" tegur Agam geram saat mendengar suara melengking Alice. Alice yang ditegur hanya menatap malas ke arah Agam lalu kembali menatap lekat kepada Sherina.

"Setelah denger langsung ceritanya tuh rasanya lucu! Lo dijodohin sama orang kaku macem Arvin?" Setelahnya Alice tertawa begitu puas apalagi saat melihat Sherina mengangguk lesu.

"Tapi seinget gue ya, Arvin bukannya sama si Alisya itu?" tanya Daisy terdengar ragu.

"Lah?"

"Rumor darimana itu, anjeeng?" tanya Alice terkejut.

"Orang dalem tapi banyak loh yang ngira mereka deket," balas Daisy.

"BELUM PASTI INI, KAN?" seru Alice menggebrak meja dengan kencang.

"Aw!" ringisnya saat merasa sesuatu mengenai kepalanya.

"Emang nih manusia setan berisik banget!" sungut Farhan sehabis melempar sepatu ke arah Alice.

"IH, SEPATU SIAPA?" tanya Alice panik.

"Agam," jawab Farhan, Sherina dan Daisy bersamaan.

"IH, NAJIS SEPATU AGAM!" pekik Alice geli lalu dengan cepat melempar kembali sepatu Agam ke pemiliknya yang sialnya malah mengenai kepala Agam.

"Eh anjing oncom!" latah Agam yang membuat Alice terkejut lalu kembali duduk dengan tenang sebelum Agam menyadari. Sedangkan Sherina dan Daisy hanya menggelengkan kepala mereka melihat kelakuan absurd dari Alice.

"Ok, kembali ke topik pembicaraan! Seriusan si Arvin ini sama Alisya pacaran?" tanya Sherina yang di jawab gelengan kepala oleh Daisy.

"Lah, tadi katanya orang dalem. Gimana sih?" bingung Alice yang dibalas cengiran oleh Daisy.

"Gue gak bilang mereka pacaran. Lebih tepatnya gak ada yang tahu hubungan mereka itu gimana. Tapi orang-orang mikirnya sama kayak Sherina," jelas Daisy yang membuat Sherina terdiam.

"Tapi menurut pandangan gue, Arvin gak ada hubungan sama Alisya. Arvin bukan orang yang brengsek kok. Gak mungkin dia nerima perjodohan itu padahal dia sendiri punya pacar," lanjut Daisy mencoba menghibur Sherina.

"Gue aja gak tau alasan dia nerima perjodohan itu kenapa," gumam Sherina sedih lalu menidurkan kepalanya di meja.

"Jadi, ini gua perusak hubungan orang?" tanya Sherina membuat kedua sahabatnya menggeleng tidak setuju.

"Mungkin itu cuman kebetulan aja. Lagian si Arvin itu mana mau pacaran ama cewek sok polos kayak Alisya," jawab Alice julid yang dibalas anggukan setuju oleh Daisy.

"Eh, ngomong ngomong soal cewek, tadi kan si Vierra nyari ribut ama gua," ucap Sherina mengingat kejadian di gerbang tadi. Alice yang mendengarnya pun menjadi bersemangat sedangkan Daisy terlihat tak begitu tertarik.

"Gimana gimana? Coba ceritain!" pinta Alice dengan tak sabaran.

"Jadi tadi tuh si Vi—"

"Halo, anak-anak. Udah siap belajarnya?"

Baru saja ingin memulai gosip namun sayang sekali guru mereka sudah masuk. Membuat Alice berdecak kesal karena gagal bergosip. Sherina dan Daisy terkekeh pelan dan mulai mendengarkan penjelasan materi dari guru.

📚📚📚📚📚


"Ok, pelajarannya sampai disini dulu. Terima kasih." Guru pun langsung keluar dari ruang kelas.

Kelas kembali menjadi ramai karena waktu istirahat sudah tiba, banyak dari mereka yang ingin ke kantin termasuk Sherina, Alice dan Daisy.

"Kuy ke kantin," ajak Alice yang dibalas anggukan oleh Sherina dan Daisy.

Kantin SMA Dream

Setelah sampai di kantin, mereka bertiga langsung duduk di bangku yang biasa mereka tempati. Untungnya belum ada orang yang mendudukinya.

"Sono pesen, Sy! Gua lagi males, hehe," suruh Alice kepada Daisy yang dibalas tatapan malas oleh Daisy.

"Gua aja deh yang pesen. Mumpung lagi rajin nih!" seru Sherina menawarkan diri yang membuat Alice dan Daisy menyengir lebar.

"Mana duitnya?" tanya Sherina sambil menadahkan tangannya, bermaksud agar kedua temannya itu memberikan uang mereka.

Namun Daisy sama Alice malah tatap-tatapan dan terkekeh bersamaan membuat Sherina menatapnya curiga.

"Yah, yah, yah, yah! Duit gua ketinggalan, gimana dong?" tanya Alice sambil memasang muka sedih yang membuat Sherina menatapnya malas. Sudah ia duga hal ini akan terjadi.

"Sialan ya lo pada," geram Sherina lalu berjalan menuju arah Ibu Kantin.

"Eh Neng Sherin, yang lain mana?" tanya Ibu kantin.

Sherina mengerucutkan bibirnya lalu menjawab, "Sherin dikerjain, Bi. Mana pada gak mau ngasih duitnya lagi, aduh."

Ibu kantin tertawa kecil. "Ya sudah, mau pesen apa Neng?" tanya Ibu Kantin.

"Mie ayam sama es teh tiga, Bi. Sherin gak tau mereka mau pesen apa. Lupa nanya," jawab Sherina menampilkan deretan giginya.

Ibu Kantin pun tersenyum kecil lalu langsung menyiapkan pesanan Sherina.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya pesanan Sherina sudah selesai.

"Nih, Neng. Semua jadi 42 ribu," ucap Ibu Kantin sembari menaruh nampan berisi pesanan Sherina.

Sherina yang mendengar harganya pun melongo terkejut lalu mengelus uangnya yang hanya satu lembar berwarna biru.

"Sialan banget emang. Duit gue jadi sisa delapan rebu," dumel Sherina lalu memberikan uangnya dan mengambil makanannya.

Gadis itu pun berjalan lesu lalu setelah sampai di mejanya, ia taruh nampan itu dengan kasar dan menatap sengit kepada dua temannya itu.

"Eh anying! Duit gue sisa delapan rebu!" protes Sherina kesal namun kedua temannya itu hanya tertawa pelan saja.

"Gua gantiin, tapi kapan-kapan yaa," balas Alice memasang wajah tak berdosanya dibalas cibiran oleh Sherina.

"Ya udah makan, nanti gue ganti," ujar Daisy menenangkan Sherina. Daisy pun menarik pelan lengan Sherina agar gadis itu duduk dan makan.

Akhirnya mereka pun makan dengan tenang.

"Nanti pulang sekolah, ke ruang OSIS dulu bisa? Ada yang mau diomongin dan gak menerima penolakan juga."

Sherina tahu suara itu. Dan dari ekspresi teman-temannya yang cengo saja Sherina tahu sekali siapa yang berbicara kepadanya.

Gadis itu pun menenggakkan kepalanya dan terlihatlah wajah Arvin yang tengah menatapnya juga. Sherina pun tersenyum canggung.

"Siap laksanakan, A'a," balas Sherina menahan gugupnya.

Arvin pun menganggukkan kepalanya sekali lalu pergi tanpa mengucapkan apapun lagi.

Setelah tak melihat Arvin, Sherina pun langsung menghela nafasnya lega. Sungguh yang tadi itu sangat menakutkan.

"Lu diajak ke ruang OSIS, ngapain tuh?" tanya Alice dengan wajah anehnya.

Daisy yang sebal pun menoyor kepala Alice gemas. "Makan aja deh lu, Cil."

Dan Sherina pun terdiam, memikirkan apa yang mau dibicarakan oleh Arvin nanti.

"Semoga bukan usulan untuk jaga jarak karena dia punya pacar," batin Sherina memohon dan kembali melanjutkan makannya.





to be continued.
mohon dimaafkan bila ada kesalahan kata.
jangan lupa klik tombol bintang dan komen, terimakasih sudah membaca cerita kami 🌱

DIJODOHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang