Sudah berlangsung dua bulan kedekatan Arvin dan Sherina, sekarang sudah waktunya untuk liburan.
Berbeda dari liburan tahun lalu, karena sekarang Sherina dijodohkan dengan Arvin pasti harus ada pengenalan dengan keluarga besar, kan? Hari ini rencananya Sherina akan mampir ke rumah Nenek Arvin, tentu ditemani oleh Devano dan juga Natasha.
Setelah berkenalan dengan keluarga besar Arvin Devano, Natasha dan Sherina langsung kerumah Nenek Sherina, ibunya Papa Devano.
"Udah disiapin semua bajunya, Sher?" tanya Natasha menghampiri Sherina yang tengah duduk dikasurnya.
"Udah, lagi siapin mental aja kayaknya? Sherina takut canggung. Takut di tes," balas Sherina gelisah.
"Gak akan, Sherina! Jangan mikir gitu dong," ucap Natasha menenangkan anak bungsunya.
"Ayo ah, Arvin udah nunggu dibawah tuh," ajak Natasha mengusak rambut Sherina.
"Kak Arvin jemput Sherin?" ulang Sherina tak percaya.
"Iya, barang-barang mu biar ditaro di mobil Papa aja, ya." Natasha lalu keluar dari kamar Sherina sembari membawa tas milik Sherina.
"Ok, tahan Sher. Cuman kenalan sama keluarga besar Arvin kok! Ayo semangat!" serunya menyemangati diri sendiri lalu bangun menyusul semua orang yang ada di lantai bawah.
"Lah, Abang sama Kakak kok belum berangkat?" bingung Sherina saat melihat Rafael malah asik mengobrol dengan Arvin, sedangkan Clara asik memainkan ponselnya.
"Barengan berangkatnya," jawab Clara cuek.
Sherina membalasnya dengan senyuman dan langsung duduk disamping Rafael.
"Udah siap?" tanya Arvin menatap Sherina.
"Udah daritadi, anjir?" jawab Sherina tak santai.
"Dodol, ngapa gak bilang? Daritadi kita nungguin lu, setan!" balas Rafael emosi dan seenaknya toyor kepala Sherina.
"Ih, Abang!"
"Bang, ayo berangkat," ajak Clara berdiri dan jalan duluan keluar rumah.
"Ish ish ish, Kakak sapa sih." Sherina menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap tak wajar.
"Kakak lu, bego." Dan untuk yang kedua kalinya Rafael menoyor kepala Sherina lalu pergi menyusul Clara.
"Ayo berangkat! Naik apa btw?" tanya Sherina antusias.
"Motor," jawab Arvin singkat.
Mendengar jawaban dari Arvin, Sherina ternganga lebar.
"Kenapa? Gak suka naik motor?" tanya Arvin melihat reaksi Sherina.
"BUKAN GITU! MALAH SUKA BANGET SHERIN TUH KALAU NAEK MOTOR!" jawab Sherina lalu jingkrak-jingkrak tak jelas.
Arvin yang melihatnya pun menggelengkan kepalanya. "Ya udah, ayo berangkat," ajak Arvin berjalan meninggalkan Sherina yang langsung disusul oleh gadis itu.
"Emangnya lo gak capek dari sini bawa motor ke rumah Nenek lo?" tanya Sherina khawatir.
Arvin diam sebentar lalu lalu mengatakan, "Harusnya sih enggak, tapi pasti banyak berhenti nya. Bilang ke Mama Natasha gih," titah Arvin lalu naik ke motor dan memakai helmnya.
Sherina pun mengangguk paham dan berjalan kearah mobil orang tuanya. Lalu Sherina ketuk kaca mobil itu dan Natasha langsung menurunkan kaca mobil tersebut.
"Kenapa?" tanya Natasha menatap heran ke Sherina.
"Kata Aripin, nanti kalau Sherin sama Aripin berhenti tengah jalan, gak usah ditungguin," ucap Sherina mengatakan apa yang tadi dititahkan oleh Arvin. Natasha pun mengangguk paham dan bilang untuk berhati-hati sebelum kaca mobil itu di tutup kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN
FanfictionNormalnya, jika kita dijodohkan kita akan menolaknya dengan keras kan? Apalagi jika dijodohkan dengan orang yang tidak kita sukai. Namun, gadis bontot ini malah mengajukan dirinya untuk dijodohkan. Gila? Memang, Sherina pun mengatai dirinya sendiri...