10 : aku lope kamu

538 77 6
                                    

"Ada gerangan apa dirimu jemput?" tanya Sherina terheran.

Mereka sudah sampai di sekolah dan sekarang mereka sedang berada di parkiran. Sherina turun dari motor Arvin lalu menatap lelaki itu aneh. Sehabis deeptalk kemarin rasanya sangat canggung, sialan Arvin ini malah menjemputnya.

"Salah kah kalau Arvin jemput?" tanya balik Arvin memandang Sherina tak percaya.

"Sherin kan udah biasa sendiri!" balas Sherina cemberut.

"Tapi sekarang udah ada Arvin dihidup Sherin. Bisa masukin diri Arvin ke dalam kebiasaan Sherin itu?" lontar Arvin menarik gemas hidung Sherina.

Sherina menggembungkan pipinya, menahan diri agar tak salah tingkah.

"Pagi. Vin. Loh, tumben gak sama Alisya? Lagi marahan ya?" Sherina melongos ketika Vierra datang dengan wajah cari mukanya.

"Berangkat sama Alisya?" ulang Sherina dengan muka yang menahan kesal.

Vierra tersenyum miring lalu menatap sinis ke arah Sherina. "Eh? Lu gak tau? Arvin sama Alisya kan sering berangkat bareng."

"Pentingnya gue tau itu apa, setan," ketus Sherina.

"Sherina, jaga bahasanya," tegur Arvin meraup wajah Sherina.

"Sherin duluan, mood Sherin jelek liat dedemit pagi-pagi!" Sherina melangkahkan kakinya pergi menjauh.

Arvin yang melihat Sherina pergi begitu saja pun menghela nafas, tanpa ada niatan untuk mengejar Sherina. Baru saja ia berbaikan dengan Sherina, ada lagi saja masalah yang datang.

"Lain kali kalau mau menyebar fitnah, dipikir terlebih dahulu. Gue gak suka salah satu anggota OSIS nyebar fitnah kayak gitu. Bikin jelek nama OSIS," tekan Arvin menatap tajam ke arah Vierra.

"Loh, gua gak salah, kan? Waktu itu gua pernah liat lu dateng ke sekolah bareng Alisya," balas Vierra tak mau kalah.

"Lo liat cuma sekali dan lo gak tau kejadiannya. Sedangkan apa yang lo bilang ke Sherin itu sering. Gak usah ngelewatin batas, Vierra. Jangan sampe nama OSIS jadi jelek karena mulut sampah lo itu." Daripada memancing keributan, akhirnya Arvin melangkah pergi. Meninggalkan Vierra yang tengah menatapnya dengan perasaan benci.

"Gak cowok, gak cewek. Sama-sama sialan!" desisnya lalu meninggalkan area parkiran juga.

📚📚📚📚📚

"Kenapa sih badmood terus?" Daisy lelah ketika melihat wajah lesu dari Sherina.

"Paling si Arvin." Alice menjawab pertanyaan Daisy karena ia tahu Sherina tak akan menjawab pertanyaan Daisy.

Daisy pun hanya menggeleng heran. "Lu suka sama Arvin?"

"Haruskah hal itu dipertanyakan? Kurang suka apalagi gue, Daisy?" jawab Sherina frustasi.

"Kurang pinternya," celetuk Alice yang dibalas delikan sebal oleh Sherina.

"MANA ES KRIM LU? KAN UDAH JANJI MAU JAJANIN GUA ES KRIM!" teriak Sherina tiba-tiba yang membuat Alice tersedak.

"Kecilin suara lu dikit napa!" geram Alice kesal lalu meminum air mineralnya.

"Bodo, mau es krim ih! Biar gak badmood!" rengek Sherina seperti anak kecil.

"Ck, besok-besok!" balas Alice malas.

"LU JANJINYA SEKARANG, IH!"

"Ih? Jangan nangis dong, Sher! Lagi dapet lu ya?" tanya Alice panik melihat mata Sherina yang sudah berkaca-kaca.

"TAU AH!" Sherina meninggalkan Alice dan Daisy yang menatapnya cemas.

"Lu kenapa lupa, Alicee?" tanya Daisy gemas.

Alice pun hanya menghela nafasnya. "Ya lupa anjir, lu kan tau gua pikunan," jawab Alice pasrah.

"Kenapa?"

"Gapapa ... Eh? Arvin?" Daisy terkejut ketika tahu yang bertanya tadi adalah Arvin.

Alice yang mendengar nama Arvin pun langsung menengok ke arah belakang dan benar saja ada Arvin. Gadis itu berdiri lalu dengan kurang ajarnya menarik kerah seragam Arvin dendam.

"Aduh, maap nih ya, gue tau ini gak sopan!" ujar Alice menggantungkan ucapannya.

"Tapi gua gedek banget sama lu, Arvin! Kalau mau serius ama temen gua, jangan dibikin ngambek terus dong! Dari kemaren dia cemburu lo deket-deket sama Alisya! Jadi cowok tuh yang tegas dong!" oceh Alice mengutarakan isi hatinya dan Sherina tentu saja.

Baru saja Arvin ingin menjawab, namun sudah di potong duluan oleh Alice.

"Shut shut! Jangan ngomong dulu! Diem! Lu gak tau aja seberapa sabarnya gua nanggepin Sherina yang lagi cemburu. Aduh, ampun deh! Kalian baru mulai aja udah seribet ini, apalagi kedepannya? Yang serius— Ih, Brian! Lu mau bawa gue kemana, setan?" Belum selesai mengoceh, Brian sudah lebih dulu menarik lengan Alice dan membawanya pergi dari hadapan Arvin.

"Loh?" bingung Daisy begitu melihat Alice dibawa kabur.

"Biarin aja temen lu. Sekarang Sherina dimana?" tanya Arvin ke Daisy.

Daisy pun berdeham. "Ya gak tau? Lagi badmood, beliin es krim aja, Pin."

"Oh, ok. Makasih," ucap Arvin melenggang pergi, meninggalkan Daisy yang menatapnya ngeri.

"Sumpah, kenapa manusia di sekeliling gue itu aneh semua sih?" gumam Daisy lalu melanjutkan makannya.

"Ah, mereka kan belum bayar makanan mereka ..."

📚📚📚📚📚

"Sherinaaaaa!" panggil Agam.

Sherina yang sedang membaca novel pun menoleh. "Kenapa?"

"Nih, ada titipan buat lu. Udah ya, gua cabut!" ucap Agam lalu pamit pergi setelah menaruh paperbag berwarna kuning muda.

"Makasih!" seru Sherina lalu menutup novel yang tadi ia baca dan menaruhnya di kolong meja.

"Apaan dah ini?" gumam Sherina lalu membuka paper bag tersebut. Senyuman Sherina merekah ketika melihat isi dari paper bag tersebut adalah makanan dan minuman.

"Sumpah, banyak banget!" ucap Sherina antusias melihat banyaknya makanan dan minuman yang ia sukai, walaupun beberapa ada yang tak ia suka.

"Loh, ada surat?" herannya lalu mengambil surat yang ia temukan didalam.

untuk sherina
dari orang yang kamu kesali.

pertama, maaf. gue gak ada niatan untuk menyakiti perasaan Sherin. kedua, jangan cemburu. Alisya hanya rekan kerja gue. Selepas OSIS sialan ini kelar, gue pasti gak akan deket dia lagi. Mohon ditunggu ya.


"Ih, apa sih? Lucu bangeett!" pekik Sherina tertahan begitu selesai membaca surat tersebut.

"AKU LOPE KAMU!" teriak Sherina bersemangat lalu memakan makanannya dengan perasaan senang.

Diluar kelas, terdapat Arvin yang terkekeh pelan. "Yang lucu tuh Sherin. Arvin juga sayang sama kamu, Sher," gumamnya lalu berjalan meninggalkan kelas Sherina.

to be continued.
mohon dimaafkan bila ada kesalahan kata.
jangan lupa klik tombol bintang dan komen, terimakasih sudah membaca cerita kami 🌱

DIJODOHINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang