"Demi sempak Bang Fael yang bau, gua ketiduran di rumah Arvin!" cerita Sherina kepada kedua sahabatnya.
Alice yang kebetulan lagi minum jadi tersedak mendengar ucapan Sherina, sedangkan Daisy menatap jijik kearah Alice.
"Harus banget bawa sempak Abang lu apa?" tanya Alice geli sendiri.
"Tapi kan emang sempak dia emang bau!" jawab Sherina dengan tampang polosnya.
"Tau darimana sempak Bang Fael bau?" geram Daisy menoyor kepala Sherina.
"Ngasal sih, ah kenapa jadi bahas sempak Bang Fael sih?" tanya Sherina kesal.
"Yang bawa-bawa sempak Bang Fael duluan siapa? Elu!" balas Alice tak kalah kesal.
"Begooo, sempak Bang Fael aja dibahas. Heran gua mah," lirih Daisy frustasi sendiri.
"Ok, kembali ke topik! Lu kok bisa-bisanya ketiduran dirumah si Arvin?" tanya Alice dengan jiwa kepo.
"Ya jadi pas gua dateng, ternyata udah keduluan sama si Alisya. Akhirnya gua nungguin mereka selesai ngobrol di ruang tamu. Dan karena lama, gua ketiduran deh," ungkap Sherina memceritakan kejadian kemarin.
Alice yang tadinya semangat menjadi malas mendengar cerita Sherina. "Gak asik banget. Gak ada momen uwu-nya gitu?"
"Enggak, orang pas gua bangun cuman ada Mama Wendy yang lagi main handphone," jawab Sherina membuat Alice mendesah kecewa.
"Mungkin aja ada momen uwu-nya pas lu tidur," ucap Daisy.
Alice mendengar ucapan Daisy langsung mengangguk semangat dan mengguncangkan bahu Sherina.
"Pasti ada! Pas lu bangun, apa yang lu rasain?" tanya Alice antusias.
Sherina mengetuk-ngetuk keningnya sambil berdeham, mencoba untuk mengingat-ingat kejadian kemarin.
"Ah, lama!" Alice gemas.
"Pas bangun tidur, bahu rasanya berat sama pegel, " ucap Sherina setelah sekian lamanya berpikir.
"Wah, ini mah jelas banget si Arvin juga tidur tapi senderan dibahu lu," tebak Alice sembari memasang wajah songongnya.
"Yeu, sa ae lu, dugong! Mana mungkin Arvin senderan di bahu gue!" sangkal Sherina tertawa canggung.
"Ya itu buktinya bahu lu berat!" seru Alice menepuk-nepuk bahu Sherina.
"Bahu gua berat bukan berarti Kak Arvin senderan!" balas Sherina yang sama sekali tak mau menyetujui ucapan Alice.
"Ah, Daisy! Lu pasti setuju sama gua kan?" tanya Alice menatap penuh harap ke arah Daisy.
"Hah? Iya, gua setuju sama Alice," jawab Daisy membuat Alice kegirangan.
"Tau ah! Maless." Sherina menidurkan kepalanya di meja, tak mau mengambil pusing tebakan asal Alice. Walaupun sudah kepikiran sihm
"Beneran dia tidur dibahu gua?" batin Sherina memikirkan ucapan Alice.
📚📚📚📚📚
"Sherina, ada yang nyariin," teriak Fanny dari luar kelas.
"WALAH? IYAAA, BENTAR!" sahut Sherina tak kalah kencang dan langsung berlari menuju luar kelas.
"Siapa yang nyariin?" tanya Sherina ke Fanny sembari kepalanya menengok sana-sini.
"Itu udah jalan," jawab Fanny menunjukkan kearah sesuatu.
Sherina pun langsung mengikuti arah tunjuk Fanny dan betapa kesalnya dia melihat seseorang yang mencarinya malah jalan duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN
FanfictionNormalnya, jika kita dijodohkan kita akan menolaknya dengan keras kan? Apalagi jika dijodohkan dengan orang yang tidak kita sukai. Namun, gadis bontot ini malah mengajukan dirinya untuk dijodohkan. Gila? Memang, Sherina pun mengatai dirinya sendiri...