"Sherina."
Sherina pun langsung memberhentikan langkahnya saat mendengar suara familiar. Dengan semangat ia pun membalikan badannya sembari melompat kecil. Namun semangat itu pun hancur seketika saat melihat orang yang bersama dengan calon tunangannya itu.
"Kenapa?" tanyanya malas dan kembali membalikkan badannya kearah semula.
"Kalau orang lagi ngajak berbicara, ditatap mukanya. Jangan membalikan badan kayak gitu, gak sopan." Suara sok lembut dari perempuan terdengar menegur. Sungguh membuat Sherina muak.
"Dih, sapa lu sok nasehatin gua," balas Sherina cuek.
"Gue nga—"
"Jangan ikut campur, Alisya," ujar Arvin memotong ucapan Alisya. Alisya berdecih sebal.
"Sherina, Mama Nat ada di rumah. Ayo bareng," ajak Arvin yang membuat Sherina berdecih sebal.
"Gak usah! Anterin aja sono pacar lu! Gua bisa sendiri kesana!" tolak Sherina kasar dan langsung melarikan diri ke depan.
"Sherina!" panggil Arvin ingin mengejar namun lengannya digenggam kencang oleh Alisya.
"Mau ngapain sih ngejar dia? Kamu anterin aku aja, Vin," tawar Alisya manja mencoba untuk memeluk lengan Arvin.
Namun Arvin yang menyadarinya pun langsung jalan duluan yang membuat Alisya tersenyum kikuk dan menyusul Arvin.
"Kenapa main ninggalin aja sih?" tanya Alisya sebal.
"Lo pulang sendiri, gue mau ke Sherin—"
"Ngapain sih? Tuh liat, dia udah naik angkot. Kamu anterin aku aja." Alisya menunjuk Sherina yang sudah naik ke angkot. Arvin melihatnya lalu ia menghela nafasnya.
"Anterin aku, kan?" tanya Alisya bersemangat.
"Cepetan naik ke motor, udah mau mendung." Arvin berjalan duluan menuju parkiran.
Alisya berlari mengejar. "Kamu khawatir aku kehujanan ya?"
"Gak. Gua khawatir dia kehujanan."
Arvin menatap khawatir kearah luar sana. Takut gadisnya kehujanan.
"Vin, pelan-pelan bawa motornya!" seru Alisya merasa Arvin membawa motornya diatas kecepatan rata-rata. Namun Arvin tetap seperti itu, agar cepat sampai dan ia bisa mengecek keadaan Sherina.
Tak butuh waktu lama, Arvin pun sampai di rumah Alisya.
"Arvin, mau mampir? Udah mau hujan nih," tawar Alisya saat sampai dirumah nya.
Arvin menggeleng. "Gak, makasih. Gua pergi." Baru saja ingin menjalankan motornya, tangan Arvin dipegang oleh Alisya.
Arvin berusaha sabar dengan perempuan disebelahnya ini. "Kenapa lagi, Alisya?" tanyanya penuh penekanan
Alisya tersenyum lebar. "Makasih ya!" serunya lalu berlari ke dalam rumahnya.
"Gak jelas." Arvin menghela nafas berat.
Setelah itu, Arvin langsung pergi ke rumahnya dengan kecepatan tinggi. Semoga saja gadis yang ia khawatirkan telah sampai di rumahnya dengan selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN
FanfictionNormalnya, jika kita dijodohkan kita akan menolaknya dengan keras kan? Apalagi jika dijodohkan dengan orang yang tidak kita sukai. Namun, gadis bontot ini malah mengajukan dirinya untuk dijodohkan. Gila? Memang, Sherina pun mengatai dirinya sendiri...