"Lu gak mau dapetin hati Arvin apa?" tanya perempuan yang sedang menatap tajam kearah Alisya.
"Vierra, Arvin udah sama Sherina. Gua gak mau jadi perusak hubungan orang, ya," jawab Alisya membuat Vierra berdecih kesal.
"Lu kalah sama dia yang orang baru? Jangan mau, Sya! Yang deket sama Arvin duluan kan lu!" kesal Vierra membuat Alisya berpikir.
"Ok, gak usah banyak mikir. Lu pepet aja terus si Arvin, gosah peduliin Sherina," ucap Vierra menyunggingkan senyumnya.
"Tapi ..."
"Lu suka kan sama Arvin?" tanya Vierra mendesak.
"Y ... ya suka," jawab Alisya mengangguk lesu.
"Ya udah deketin! Mereka baru pacaran ini." Ucapan Vierra diam-diam disetujui oleh Alisya. Dengan ragu, ia pun menganggukkan kepalanya membuat Vierra tersenyum senang.
"Pfftt, lu buat gua malu. Gak mungkin kan gua ngelepas lu gitu aja, Sherina?"
"Mumpung Arvin lagi sendiri, samperin sana!" Vierra mendorong-dorong punggung Alisya agar menghampiri Arvin.
"Sebentar, Vierra!" balas Alisya setengah gugup.
"Oh iya, Arvin suka bawa handphone gak sih?" tanya Vierra membuat Alisya bingung.
"Mana gua tau. Lu kira gua stalker yang tau semua tentang dia?" jawab Alisya sedikit ketus.
"Ck, samperin terus tanya dia bawa handphonenya atau enggak!" titah Vierra mendorong-dorong kembali punggung Alisya.
"Nanti kalau dia nanya kenapa, gua jawab apaan?"
"Jawab apaan kek! Lu kan pinter! Udah sana cepetan!" Dengan kesal, Vierra mendorong Alisya kencang membuat Alisya kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh.
"Sembrono," ujar seseorang membuat wajah Alisya bersemu merah.
"E ... eh! A ... Arvjn, maaf!" teriak Alisya panik langsung menjauhkan diri dari Arvin.
Tak ada balasan dari lelaki didepannya, Alisya hanya bisa menggigit kuku jari tangannya dan menatap kearah Vierra seakan bertanya apa yang harus ia lakukan.
Vierra pun membalas tatapan Alisya dengan menunjukkan handphonenya bermaksud agar Alisya menanyakan tentang handphone Arvin.
Dengan menghela nafas panjang, Alisya pun dengan berani menoel lengan Arvin.
"Kenapa?" tanya Arvin tanpa menatap Alisya.
"A ... anuu, handphone kamu dimana?" tanya Alisya gugup. Arvin yang mendengarnya pun mengernyit bingung.
"Di kelas, gak gua bawa. Kenapa emang?" tanya balik Arvin. Alisya pun menggigit bibirnya karena yang dia takutkan terjadi.
"Itu ... Aku nelpon kamu!" jawab Alisya tersenyum kikuk.
"Ngapain?"
"Ya, mau makan bareng dikantin. Mau gak?" ajak Alisya merubah senyumnya menjadi senyuman manis.
"Gak." Tanpa berpikir panjang, Arvin langsung menolak ajakan Alisya dan pergi begitu saja.
Alisya pun hanya bisa cemberut dan menatap melas kearah Vierra.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN
FanfictionNormalnya, jika kita dijodohkan kita akan menolaknya dengan keras kan? Apalagi jika dijodohkan dengan orang yang tidak kita sukai. Namun, gadis bontot ini malah mengajukan dirinya untuk dijodohkan. Gila? Memang, Sherina pun mengatai dirinya sendiri...