Bag. 05

1.4K 139 4
                                    

Kiesha memarkir motor sport miliknya yang selalu dia bawa ke sekolah menuju garasi rumah. Setelah selesai, laki-laki itu masuk ke dalam sambil membuka jaketnya.

Okie, bunda Kiesha, melihatnya datang dan langsung bergegas menghampiri putranya yang ingin langsung naik ke kamar.

"Ica, tumben pulangnya lambat. Bunda tungguin dari tadi" ucap Okie dan membuat Kiesha menoleh padanya.

"Hm iya bun, tadi ada rapat kepala sekolah sama guru-guru. Jadi aku harus ngawas juga disana, makanya pulang agak lama"

Okie pun mengangguk sambil mengusap rambut Kiesha yang berkeringat, begitu pun dengan tubuhnya. Mungkin putranya sekarang sudah kelelahan karena melaksanakan semua kewajibannya sebagai ketua osis di sekolah.

"Kasian jagoan bunda, sampai keringetan gini. Pasti kamu capek banget. Habis ini kamu bersih-bersih, terus kita makan"

Kiesha mengangguk dan menunjukkan senyum pada ibunya.
"Iya bun. Oh ya, Shakie mana? Udah pulang sekolah?"

"Udah tadi siang. Sekarang adek kamu lagi di kamar"

"Pasti sibuk main hape lagi itu anak ya, bun?" tukas Kiesha dan membuat Okie terkekeh mendengarnya.

"Gak boleh suudzon gitu sama adek sendiri, Ca. Pamali tau. Orang dia lagi belajar kok, kan adek kamu masih ada ulangan"

"Oh, kirain bun. Kalo Shakie asik main hape terus dan lupain belajarnya, Ica pasti udah siap siaga satu buat ngomelin dia" lanjut Kiesha dan membuat sang ibu geleng-geleng kepala.

"Hush! Kalo masalah ngomel-ngomel, kamu pasti nomor satu. Udah, sekarang kamu mandi. Bunda siapin makanan dulu"

"Ngokey, bun!" Kiesha kemudian bergegas naik menuju kamarnya.

Beberapa saat kemudian, Okie menyuruh anak-anaknya turun untuk makan. Pasha, suaminya juga sudah pulang dari urusan kantor. Keluarga itu kemudian duduk sambil menikmati makanan bersama.

"Kak Ica, besok sekolah gak?" tanya Shakie, adik perempuan Kiesha yang masih menduduki bangku kelas satu SMP.

"Hm, masuk siang kayanya kakak besok, soalnya harus siapin panggung buat acara pentas bakat para junior" jawab Kiesha sambil mengunyah makanan di mulutnya.

"Nah, pas banget tuh kakak masuk siang. Besok jogging bareng, yuk? Aku udah lama gak olahraga, bisa-bisa badan aku jadi melar"

"Makanya kalo di rumah kerjaannya jangan habisin semua cemilan. Sampai semua toples yang ada di meja ludes semua gara-gara kamu" lanjut Kiesha dan membuat Shakie tertawa geli.

"Hehe.. jiwa-jiwa +62 kak, susah kalo ngilangin pengen ngemil"

"Hahaha.. kalo gitu gimana badan kamu gak jadi melar, Sha" gumam Pasha sambil tertawa.

"Ih, ayah kok gitu sih? Kak, besok kita jogging ya? Harus mau pokonya!" tegas Shakie sedangkan Kiesha mengernyitkan dahinya bingung karena adiknya itu malah memaksanya.

"Dih, maksa banget. Yaudah iya, tapi kakak gak janji bisa bangun pagi besok"

"Harus bisa dong. Kan ada bunda alarm setia yang selalu bangunin kak Ica sama Shakie"

Okie yang merasa disebut pun hanya bisa mengacak rambut putri kesayangannya dengan gemas.

"Bisa aja kamu, Sha. Masa bunda dipanggil alarm"

"Hehe.. iya istilahnya gitu deh, bun"

Kiesha hanya menggelengkan kepalanya melihat ocehan adiknya di meja makan. Laki-laki itu tidak ingin bicara lagi dan fokus menghabiskan makanannya di piring.

From Jendela SMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang