Bag. 28

1K 120 14
                                    

"Jangan ngawur"

Kiesha kemudian memilih pergi melihat Saskia dari jendela ruangan. Disana dia melihat kedua orangtua Saskia tengah memeluk anak perempuan itu yang akhirnya sudah sadarkan diri.

Kiesha terus memandang Saskia dari luar. Sampai dia terkejut karena pintu ruangan tiba-tiba terbuka dan Fitrie keluar bersama Steve.

"Eh, Ica" ucap Fitrie dan Kiesha langsung menyalami tangannya. Begitu juga pada Steve.

"Oh, jadi ini Ica kakak kelasnya Saskia yang mama ceritain waktu itu?" tanya Steve dan Fitrie mengangguk sambil tersenyum.

"Iya papa. Ini dia anaknya"

"Halo, om" Kiesha tersenyum dan bersikap hormat di depan Steve hingga laki-laki itu juga senang melihatnya.

"Ca, tante bisa minta tolong jagain Saskia sebentar gak? Soalnya tante sama om mau bicara sama pak Yunus dulu" pinta Fitrie kemudian.

"O-Oh, iya tante. Ica pasti jagain Saskia. Tenang aja" jawab Kiesha. Fitrie dan Steve pun pergi meninggalkannya.

"Eh Ca, lo masuk duluan aja ya. Gue mau ke toilet dulu, kebelet anjir" ucap Rey tiba-tiba. Anak itu langsung melesat pergi tanpa mendengar jawaban temannya.

Kiesha hanya menggelengkan kepala lalu masuk dan menemui Saskia yang masih terbaring. Melihatnya datang, Saskia langsung beralih menatap laki-laki itu.

"Sas, gimana keadaan lo?"

"Udah lumayan mendingan"

Kiesha tersenyum lalu duduk di samping ranjang tempat Saskia berbaring. Mereka berdua hanya diam dan saling menatap dengan malu. Entah, mereka berdua pun tidak tahu kenapa seperti itu.

"Syukurlah. Gue cemas banget tadi. Apalagi pas lo hilang di tengah hutan, terus jatuh ke jurang. Yaampun, gak kebayang banget gue gimana keadaan lo nanti" gumam Kiesha sambil mengusap wajahnya gusar.

Saskia kemudian tersenyum mendengarnya.
"Iya juga, ya. Gue parah banget jatuhnya. Tapi gue masih tetep bisa buka mata sekarang. Tuhan baik"

"Lo bener. Tuhan maha baik" lanjut Kiesha dan membalas senyuman perempuan itu.

"Btw, gimana bisa kalian semua temuin gue?" tanya Saskia kemudian.

"Hmm--"

"Ica lagi yang selamatin nyawa kamu sayang" potong Fitrie tiba-tiba. Wanita itu masuk bersama Steve dan pak Yunus. Begitu juga Rey yang sudah ikut bergabung bersama mereka.

Mendengar ucapan ibunya, Saskia mengerutkan kening sembari menatap Kiesha.

"Iya Saskia. Ica turun ke jurang dan tolongin kamu. Untung aja kalian berdua baik-baik aja. Bapak selalu salut sama keberanian ketua osis sekolah kita ini" gumam pak Yunus sambil menepuk-nepuk pundak Kiesha dan membuat laki-laki itu merasa malu.

"Makasih ya sayang. Ini kedua kalinya kamu selamatin nyawa Saskia. Tante sama om gak tau lagi gimana jadinya nanti kalo gak ada kamu di samping Saskia" lanjut Fitrie penuh haru. Steve tersenyum dan mengusap rambut Kiesha dengan wajah bangga.

"Makasih ya, nak. Kamu anak yang sangat baik dan juga pemberani" ujarnya. Kiesha pun hanya bisa gugup di depan kedua orangtua Saskia.

"Euh, iya. Sama-sama, om tante. Aku juga bersyukur banget kita semua baik-baik aja sekarang"

Saskia tersenyum dan memandang Kiesha bersama kedua orangtuanya.

'Gue gak nyangka. Kenapa selalu lo yang ada disaat gue dalam kesulitan? Gue juga gak tau, kenapa rasanya hati gue bahagia ya setiap lihat lo? Kenapa?'

"Sayang"

Fitrie dan Steve menghampiri Saskia dan kembali memeluknya hingga membuat anak itu mengalihkan pandangannya dari Kiesha lalu membalas pelukan orangtuanya.

"Lain kali kamu harus hati-hati, baby. Jangan sampai pisah sama temen-temen kamu apalagi kegiatan di alam terbuka kaya gini. Papa takut banget kamu kenapa-napa" ujar Steve sambil mengecup rambut putrinya.

"Iya papa"

"Sayang, bilang makasih dulu sama Ica" bisik Fitrie dan membuat Saskia kembali menatap Kiesha yang sejak tadi hanya diam memperhatikan mereka.

"Hm, makasih ya kak. Lo selalu ada buat selamatin nyawa gue dari bahaya. Gue gak tau hal buruk apa yang akan menimpa gue nanti kalo sampai lo gak ada saat itu"

Kiesha kemudian menatap Saskia lalu menganggukkan kepalanya.
"Iya, sama-sama. Yang penting lo cepet sehat aja gue udah seneng"

"Cieee... ekhem. Batuk nih gue" Rey menyenggol tubuh Kiesha sambil menahan tawanya.

"Ck, diem lu" bisik Kiesha ketika temannya itu terus meledeknya dan membuatnya menjadi malu.

'Oh iya, gue harus kabarin Ratu' batin Kiesha kemudian.

"Lo mau kemana?" tanya Saskia ketika Kiesha akan melangkah pergi.

Kiesha pun membalikkan tubuhnya kembali dan menatap Saskia.
"Gue mau telfon Ratu. Gue harus kabarin dia dulu. Kasihan dia pasti cemas disana"

"Oh, yaudah" Ekspresi wajah Saskia tiba-tiba berubah ketika mendengar jawaban Kiesha. Namun dia tetap berusaha untuk menormalkan sikapnya, apalagi sekarang kedua orangtuanya sedang berada di sampingnya.

Setelah Kiesha memberi kabar pada Ratu dan teman-teman Saskia lainnya, mereka semua akhirnya lega dan tidak cemas lagi menunggu. Saskia juga harus dirawat selama beberapa hari di rumah sakit dan membuatnya tidak bisa melanjutkan kegiatan camping sekolah.

-

Hari ini, hari kedua camping. Ratu masih belum bisa datang menjenguk Saskia di rumah sakit karena dia masih disibukkan oleh kegiatan ini. Semua teman-teman lain pun juga belum bisa datang menjenguk, besok setelah camping selesai mereka baru bisa datang untuk melihat keadaan Saskia.

Ketika jam istirahat, Kiesha hanya duduk dan diam. Laki-laki itu terlihat seperti orang yang gelisah. Berulang kali dia mengambil ponselnya dan melihat kontak Saskia. Jemarinya bahkan gatal ingin menelfon atau sekedar menanyakan keadaan perempuan itu.

"Duh, kok gue jadi gak jelas gini sih?" gumamnya sambil menggaruk kepala bingung.

"Sayang!" pekik Ratu dan membuat Kiesha tertegun karena anak itu menepuk bahunya secara tiba-tiba.

"Eh, kamu ngagetin aja. Mau bikin jantung aku copot, ya?"

"Ih, kok kamu gitu sih? Yakali aku sejahat itu bikin jantung pacar sendiri copot" ujar Ratu dan mulai memeluk lengan Kiesha.

"Ratu, udah jangan peluk-peluk. Disini rame, nanti dilihat pak Yunus bisa kena masalah kita" pinta Kiesha namun Ratu tetap tidak ingin melepaskan dirinya.

"Pak Yunus gak bakal lihat sayang, paling yang lihat anak-anak lain. Udah, kasih aku waktu sebentar aja buat deket sama kamu. Aku itu lagi pusing mikirin Saskia tau, aku sedih belum bisa jenguk dia di rumah sakit" ujar Ratu dan membuat Kiesha hanya diam dan tidak bisa menolaknya.

"Sabar aja, kita kan masih harus ikutin kegiatan camping ini sampai selesai. Besok kita bareng-bareng ke rumah sakit jenguk Saskia"

"Iya, aku udah gak sabar pengen ketemu sahabat aku sayang" jawab Ratu sembari menggenggam tangan Kiesha.

Sedangkan Kiesha hanya diam. Sejujurnya, laki-laki itu tidak merasa nyaman sama sekali.

'Kapan sih gue bisa terbebas dari semua ini?'

Kasian Ica masih diekorin sama Ratu🤣
Sabar ya, Caaa:)

VOTE+KOMEN

From Jendela SMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang