Bag. 12

1K 110 1
                                    

Acara masih berlangsung sampai hari menjelang siang. Saskia, Ratu, Aqeela, juga Rassya memilih untuk duduk santai di kantin karena mereka sudah selesai tampil. Mereka pun merasa cukup tenang dan lega.

Kiesha dan teman-temannya tiba-tiba datang mendekati mereka sehingga membuat anak-anak itu beralih melihatnya.

"Hai, adek-adek. Penampilan kalian bagus banget lo tadi" gumam Jefan sambil menunjukkan cengirannya.

"Makasih, kak" jawab Aqeela.

"Iya, sama-sama. Apalagi Saskia, lagu lo tadi bagus banget. Gue sampai terhura" lanjut Jefan lagi dan Saskia yang disebut pun tersenyum malu.

"Hm, makasih kak"

"Suara lo bagus banget, Saskia. Lo emang berbakat" sambung Sandy.

"Tapi lo kayanya juga suka main alat musik, ya?" tanya Rey.

"Hm, gak semua suka dan gak semuanya bisa saya mainin kak. Yang paling bisa itu cuma gitar" jawab Saskia dan membuat yang lain mengangguk.

Kiesha sejak tadi hanya diam dan mendengarkan semua teman-temannya yang terus saja menanyai Saskia. Dia juga masih menatap perempuan itu dengan sinis.

"Ratu, tarian lo indah banget tadi. Gue suka" ucap Kiesha tiba-tiba dan serempak membuat semua menoleh padanya.

Merasa dirinya disebut oleh ketua osis, Ratu hanya bisa gugup dan tegang di tempat duduknya. Apalagi memandang wajah Kiesha yang entah kenapa membuat jantungnya berdegup kencang. Ratu merasa bahagia karena laki-laki itu menyukai tariannya.

"Euh, makasih kak"

Saskia diam-diam melirik Kiesha dengan sinis dan ternyata laki-laki itu juga membalas sambil memutar bola mata, seakan tak ingin melihat dirinya.

"Kalian berdua juga bagus banget tadi. Dance couple, ya?" lanjut Kiesha pada Aqeela dan Rassya.

"Iya kak. Gimana dansa kita tadi udah oke belum?" tanya Aqeela.

"Oke pake banget. Pasti kalian pacaran, ya?"

Mendengar pertanyaan itu, Aqeela dan Rassya saling memandang dengan malu. Kiesha pun tersenyum paham.

"Udah, gak usah malu-malu. Tebakan gue bener, kan?"

"Hehe.. iya, kak"

"Yaudah, kalo gitu gue mau ke belakang dulu ya" Kiesha pun hendak pergi, namun Rey malah menghalanginya.

"Apa?" tanya Kiesha bingung.

"Itu Saskia gak lo puji juga? Suara dia bagus banget tadi" ujar Rey namun Kiesha menatap Saskia sekilas dengan wajah malasnya dan membuat perempuan itu merasa sebal.

"Gak"

Kiesha pergi begitu saja dan membuat semua merasa heran dengan sikapnya. Saskia mengepalkan kedua tangan dengan erat, laki-laki itu benar-benar membuatnya kesal.

"Kenapa sih itu anak? Penampilan semua anak dipuji-puji sama dia dari tadi, tapi cuma Saskia doang yang kaga" gumam Sandy.

"Hm, gak apa-apa kak. Mungkin kak Kiesha lagi kecapekan" jawab Saskia, dia berusaha bersikap senormal mungkin.

"Mungkin. Yaudah, kalo gitu kita mau susul Ica dulu ya. Masih ada kegiatan soalnya"

Saskia dan teman-temannya mengangguk pada anak-anak osis. Setelah mereka pergi, wajah Saskia kembali tertekuk dan Ratu pun memperhatikan itu.

"Lo sebenernya ada masalah apa sih sama kak Kiesha?" tanya Ratu namun Saskia menggelengkan kepalanya dengan lemas.

"Gak ada apa-apa"

From Jendela SMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang