Bag. 23

975 116 9
                                    

Guys, please kasih dukungan kalian buat cerita ini yaa dengan cara vote sama komentar🙂

Biar nanti gak di skip:)
.
.
.

Kiesha berlari dan menghampiri Dinda yang sedang bersama laki-laki lain dengan perasaan yang bercampur aduk antara marah, kecewa, dan sesak dalam dadanya.

"Dinda!"

Perempuan bernama Dinda itu menoleh dan terkejut melihat Kiesha yang ternyata sudah berada di depannya.

"Kiesha?"

"Jadi ini yang lo lakuin di belakang gue, Din? Ini kan yang buat lo berubah dan ngejauhin gue? Ini kan yang buat lo gak pernah bisa bales chat gue? Karena lo punya cowok lain, kan?!" pekik Kiesha dengan emosinya.

"Kalo iya, emang kenapa?" ucap Dinda dengan santai, bahkan tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Keterlaluan lo, Din. Apa lo gak pernah mikirin perasaan gue sedikit aja? Gue itu selalu nungguin lo setiap hari, gue bahkan gak pernah perduli sama cewek-cewek yang deketin gue karena gue cuma sayang sama lo. Tapi lo malah--"

"Eh, jangan banyak bacot deh lo. Dinda ini cewek gue, jadi lo gak usah sok-sok drama sedih disini. Ganggu orang lagi berdua aja! Pergi lo darisini!" sentak laki-laki yang sedang bersama dengan Dinda.

Kiesha mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Sekarang jiwanya benar-benar ditutupi oleh amarah.

"Kurang ajar lo! Siapa lo berani sama gue, ha?!"

Kiesha menarik kerah baju laki-laki itu dan berniat memukulnya. Laki-laki itu juga tidak mau kalah, mereka sempat berdebat dan ingin saling memukul hingga membuat keributan di area mall.

"Eh, Kiesha! Lepasin cowok gue!" pekik Dinda dan berusaha menarik kekasihnya sendiri.

"Ica! Udah, lepasin dia!"

Kiesha merasa tubuhnya ditarik oleh seseorang dan membuatnya menghentikan aksi saling memukul itu. Kiesha lalu menoleh dan melihat orang yang berada di sampingnya.

Saskia.

Anak itu panik ketika melihat Kiesha bertengkar dengan seseorang. Dan dia pun tahu kenapa semua ini bisa sampai terjadi.

"Sini lo! Hadapin gue!" Kiesha hendak mendekati laki-laki itu kembali namun Saskia melarangnya.

"Ca, udah cukup. Gue mohon kendaliin diri lo, disini banyak orang" pinta Saskia dan Kiesha kemudian diam walau dengan nafas memburu. Tatapan tajam bak elang dia layangkan untuk Dinda dan kekasih barunya.

"Eh, berani ya lo sentuh cowok gue? Lagian gue itu udah bosen sama lo, gue udah dapet cowok yang bener-bener gue suka. Jadi mending lo pergi darisini. Ganggu suasana banget tau gak?!" pekik Dinda sembari menunjuk wajah Kiesha dan membuat laki-laki itu semakin kesal.

"Tuh denger, lo itu udah diusir, dan gak ada gunanya. Dinda itu pacar gue. Pergi-pergi sana!" lanjut laki-laki itu. Dinda menyeringai dan memeluk lengannya mesra.

Kiesha ingin mendekati mereka lagi dan melampiaskan amarahnya, namun Saskia menarik tubuhnya dengan cepat.

"Ikut gue" pinta Saskia dan menarik Kiesha sebisa mungkin.

Namun sebelum pergi, Kiesha memberikan tatapan kebenciannya pada dua orang yang sudah menyakiti hatinya.

"Saskia, ngapain lo narik-narik gue ha?! Lo tau gak gue pengen banget ngasih pelajaran sama cowok brengsek itu!" bentak Kiesha dan membuat Saskia melepaskan tangan laki-laki itu.

"Ca, gue tau lo sakit. Tapi gak ada gunanya juga lo mukulin dia, kalo cewek yang lo suka malah lebih milih dia daripada elo! Mikir pake otak, jangan kebawa emosi!" bentak Saskia tak kalah kerasnya. Anak itu sengaja melakukannya agar Kiesha sadar pada dirinya dan tidak melakukan hal di luar kendali.

From Jendela SMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang