Bag. 47

1.1K 142 26
                                    

"Saski! Kamu dimana??"

Kiesha sejak tadi berkeliling mencari keberadaan Saskia namun tak kunjung menemukan perempuan itu. Dia juga sudah berusaha menanyakan kepada yang lain, namun nyatanya kini semua orang sudah tidak memperdulikan dirinya dan juga Saskia.

"Qeel, lo tau gak dimana Saski sekarang? Gue cari kemana-mana tapi gak ketemu" tanya Kiesha dengan gelisah pada Aqeela dan juga Rassya. Namun mereka berdua seperti tidak memperdulikan rasa cemasnya.

"Mana kita tau cewek pengkhianat itu ada dimana" jawab Aqeela sinis.

"Kak Ica, udahlah, ngapain sih lo masih nyari-nyariin si Saski? Mending lo temuin Ratu deh, kasihan dia pasti sakit hati banget sekarang" lanjut Rassya. Kiesha yang mendengar jawaban mereka kemudian menggelengkan kepala tak percaya.

"Percuma ya gue ngomong sama kalian. Terserah, kalian lebih percaya sama gosip yang gak bener atau temen sendiri"

Kiesha kemudian berlalu pergi dan memilih untuk mencari Saskia kembali. Lagipula sekarang tidak ada gunanya dia meminta tolong kepada teman-temannya, karena satu pun tidak ada yang mau membantunya untuk menemukan Saskia.

Drttt..

Ponsel Kiesha tiba-tiba berdering. Laki-laki itu kemudian mengerutkan keningnya ketika melihat bahwa ada panggilan telfon dari nomor yang tidak dikenal.

"Siapa nih nelfon gue? Kok perasaan gue kaya gak enak gini, ya?" gumam Kiesha dengan gelisah lalu kemudian mengangkat telfonnya.

"Halo, ya siapa?"

'Selamat siang. Apa ini dengan Kiesha Alvaro?'

"Euh, iya saya Kiesha. Anda siapa, ya?"

'Kami dari pihak rumah sakit Bunda Sejahtera ingin mengabarkan bahwa teman kamu yang bernama Saskia Chadwick sedang dirawat disini. Kami menemukan hapenya dan langsung menghubungi nomor telfon kamu karena kamu orang terakhir yang dia telfon. Tolong kamu cepat datang dan segera panggil kedua orangtua pasien'

Kiesha benar-benar terkejut ketika yang menelfon dirinya adalah dari rumah sakit. Jantungnya kemudian berdegup tak beraturan.

"Sa-Saski di rumah sakit? Di-Dia kenapa??"

'Pasien mengalami kecelakaan. Warga sekitar yang melihat langsung membawanya ke rumah sakit kami'

"Terus keadaannya sekarang gimana??" tanya Kiesha lagi. Keringat dingin mulai meliputi wajahnya.

'Keadaan pasien sedang kritis. Tolong datang secepatnya dan hubungi keluarga pasien agar kami bisa menanganinya kembali'

"Ba-Baik. Saya kesana sekarang. Terimakasih"

Kiesha menutup sambungan telfonnya. Sekarang perasaannya semakin dibuat cemas ketika mengetahui bahwa perempuan yang sejak tadi dicarinya kini sedang berada di rumah sakit. Awalnya Kiesha sedikit kalut dan panik mendengar kabar itu, namun dia berusaha tetap tenang dan menghubungi kedua orangtua Saskia.

Ketika tiba di rumah sakit, Kiesha segera menghampiri Saskia yang sedang terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang. Tubuhnya terpasang banyak alat-alat medis untuk membantunya agar tetap bisa bernafas. Tak terasa, air mata Kiesha berjatuhan saat memandang wajah perempuan itu.

"Bangun, Sas. Kenapa kamu bisa kaya gini? Aku takut banget kamu kenapa-napa. Aku mohon bangun" lirihnya sembari mengecupi puncuk kepala Saskia. Namun perempuan itu tetap tak kunjung sadar.

"Aku sayang banget sama kamu. Tolong jangan pernah tinggalin aku. Aku gak mau kehilangan kamu"

Kiesha menangis sambil menggenggam tangan Saskia. Fitrie dan Steve kemudian masuk ke dalam ruangan dan melihat pemandangan itu. Namun mereka dengan cepat melihat keadaan putri semata wayang mereka dengan raut wajah kesedihan.

From Jendela SMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang