Ratu dan Sandrinna kini sedang duduk bersama. Sampai di halaman terakhir dari buku diary milik Saskia semua sudah Ratu baca. Dan termasuk kalimat demi kalimat yang sudah Saskia tulis
seperti menyiratkan bagaimana isi hatinya selama ini.Sandrinna menoleh melihat pada Ratu yang sejak tadi hanya diam dan termenung ketika usai membaca keseluruhan diary Saskia.
"Lo kenapa?"
"Gue bingung kak San. Kenapa Saski selalu kaya gini sama gue? Dia itu bener-bener bego. Kenapa coba dia gak cerita semuanya sama gue dari awal?" gumam Ratu dengan memandang lurus ke depan tanpa menoleh pada Sandrinna.
"Jadi sekarang lo percaya kan sama Saskia? Dia gak pernah khianati lo, dia itu orangnya baik banget. Lo beruntung tau bisa jadi sahabat dia, gue aja iri loh" lanjut Sandrinna dan membuat Ratu kembali diam.
"Gimana, Tu? Apa semua ini udah cukup buat hilangin kesalahpahaman lo?"
"Gue masih bingung, kak. Gue juga gak tau harus gimana" jawab Ratu pasrah. Tubuhnya kini seakan lelah, karena sepertinya hidupnya ini terlalu banyak drama yang harus dia pecahkan.
"Yaudah terserah lo aja sekarang, yang penting lo udah tau semua kebenarannya. Kalo gitu, gue balik dulu ya. Bye"
Ratu mengangguk dengan lemas ketika Sandrinna pamit pulang. Namun Sandrinna menghentikan langkahnya ketika ponselnya berbunyi.
"Halo? Kenapa?"
"Apa?! Saskia kecelakaan? Terus keadaannya gimana??"
"Ya tuhan..."
Ratu seketika bangkit dari duduknya ketika mendengar pembicaraan Sandrinna dengan seseorang lewat telfon. Jantungnya kini berdegup dengan kencang, perasaan cemas mulai menutupi dirinya.
"Kak San, ke-kenapa sama Saski?"
"Saski kecelakaan, Tu"
"Terus sekarang keadaannya gimana?"
"Dia koma"
Tubuh Ratu seketika linglung ke belakang, untung saja Sandrinna dengan sigap merangkulnya.
"Saski... Ko-Koma?"
"Lo yang sabar ya, Tu. Gue juga sedih banget denger kabar ini" lirih Sandrinna dan berusaha menenangkan Ratu dengan cara memeluknya.
"Gue mau ketemu Saski, kak. Gue udah bersikap kasar sama dia, gue udah salah paham sama dia. Saski pasti sedih banget karena gue sebagai sahabat malah gak percaya sama dia dan malah nuduh dia yang bukan-bukan. Gu-Gue nyesel banget..."
Ratu menangis sesenggukan dan Sandrinna kembali berusaha untuk tetap menegarkan hatinya.
"Iya, lo jangan nangis. Kita ke rumah sakit sekarang"
--
Kiesha baru saja keluar dari ruangan Saskia karena dokter harus memeriksanya secara rutin. Namun tetap saja, perempuan itu tak kunjung membuka kedua matanya dan membuat semua orang sangat mencemaskan keadaannya.
Termasuk Kiesha, yang kini sudah kalang kabut ketika melihat perempuan yang sangat dicintainya kini terbaring lemas di ranjang rumah sakit. Kesedihan selalu terlihat di wajahnya, satu pun rasa semangat tidak ada disana. Teman-teman mereka juga tidak ada yang datang untuk menjenguk Saskia. Jangankan datang, mereka semua mungkin belum tahu bahwa perempuan itu kini sedang meregang nyawa di rumah sakit.
"Saskia!"
Kiesha tertegun ketika melihat Ratu yang tiba-tiba berlari mendekati pintu ruang rawat Saskia. Laki-laki itu segera bangkit dan menghampirinya, dia juga melihat Sandrinna yang datang bersama dengan Ratu.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Jendela SMA [END]
Teen Fiction[COMPLETED] Cerita ini terinspirasi dari sinetron televisi favorit "Dari Jendela SMP" Dengan cast yang sama, namun alur cerita yang berbeda. Pastinya bakal lebih seru dan bikin baper abis! Note! Cerita lebih berfokus pada peran Kiesha, Saskia, Ratu...