Sekitar pukul delapan pagi, Pam dan Ami sudah selesai sarapan. Kini Pam sedang duduk santai di sofa dengan televisi yang menyala. Sedangkan Ami sedang mencuci piring bekas sarapan tadi.
Ketika sedang fokus menonton berita, tiba-tiba ponsel Pam yang berada di atas meja berbunyi. Saat dilihat oleh Pam ternyata video call dari Henny. Hal itu membuat Pam mengerutkan keningnya.
Ada apa Mama sepagi ini video call?
Pam segera mengangkatnya dan menampilkan wajahnya ke hadapan kamera.
"Assalamu'alaikum, Ma." salam Pam.
"Wa'alaikumsalam, Mas. Maaf yo pagi-pagi ganggu kamu,"
"Ada apa, Ma? Tumben,"
"Istrimu mana toh, Pam? Kok ndak keliatan?"
"Ada lagi di dapur,"
"Panggil dong Mama juga mau liat wajah Ami,"
Pam menjauhkan ponselnya dari wajahnya. Lalu, menengokkan kepala ke arah dapur.
"Dek, sini Mama telepon nih mau liat kamu katanya." ucap Pam sedikit berteriak.
Ami berjalan ke arah Pam. "Mama yang mana, Mas?"
"Mama Henny,"
"Oalah."
Ami duduk di samping kanan Pam. Kemudian, keduanya memperlihatkan wajah ke arah kamera agar Henny bisa melihat wajah Pam dan Ami.
"Halo, Ma, Assalamu'alaikum." salam Ami dengan wajah ceria.
"Wa'alaikumsalam, sayang. Kamu abis ngapain toh, nak? Pagi-pagi kok sudah sibuk,"
Ami terkekeh. "Biasa, Ma. Nyuci piring bekas sarapan tadi,"
"Walah... Pam istrimu kasih tau lho jangan capek-capek di rumah,"
"Iya, Ma. Udah Pam kasih tau tapi susah, tetep aja begitu. Ngeyel," kata Pam.
Ami tersenyum. "Gak pa-pa, Ma. Ini juga 'kan emang tugas dan kewajiban aku,"
"Pam, Ami, kalian ke sini dong ke rumah Mama. Nginep berapa hari gitu, kita belum keinapan sama kalian berdua loh."
Pam dan Ami saling menatap lalu tertawa. "Baru aja semalem kita bahas, Ma."
"Bahas opo, Mas?"
"Itu Ma biasa deh pillow talk sebelum tidur," sahut Ami.
"Oh, ya sudah hari ini kalian ke rumah ya? Mama sama Papa tunggu kedatangan kalian."
Pam mengacungkan kedua jempolnya. "Siap, Ma!"
"Iya, Ma. Kita pasti ke rumah Mama kok hari ini,"
"Okay, kalau gitu Mama tutup ya teleponnya? Wassalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam.." ucap Pam dan Ami bersamaan.
"Kirain aku ada apa Mama pagi-pagi gini nelepon," kata Pam.
"Taunya nyuruh kita nginep toh.. pas banget ya, Mas?" Ami tertawa kecil.
Pam mengelus rambut Ami. "Tuh kata Mama juga jangan capek-capek, sayang."
"Mas... bagiku ini gak capek, gak sebanding sama Mas yang kerja buat cari nafkah."
"Masa?"
"Bodo!" Ami pergi ke kamar begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Is Bright
FanfictionMenikah dengan seorang musisi? Its my dream, Mas! Not her! • Sumber Cover : Canva💙