Selama sembilan bulan lamanya Pam dan Ami berada di rumah Yusuf dan Henny. Selama sembilan bulan lamanya Pam bekerja di dan dari rumah ini. Selama sembilan bulan lamanya Pam dan Ami merasakan bagaimana rasanya mengidam. Dimulai dari ingin foto dengan Duta, membeli motor, dan semua hal lain yang diidam-idamkan. Selama sembilan bulan lamanya Henny berlaku super protektif kepada Ami. Selama sembilan bulan lamanya Ami lewati dengan membeli peralatan dan perlengkapan bayi dan selama itu pula dua keluarga menanti kehadiran anak yang ada di dalam perut Ami.
Pagi ini Pam, Yusuf, dan Raden berangkat bersama untuk bekerja. Mengapa Resya tidak? Karena letak rumah mereka yang tidak berdekatan seperti rumah Raden. Mereka berangkat setelah menyelesaikan sarapan paginya.
"Hati-hati ya, Mas. Semangat cari nafkahnya!!" Ucap Ami menyemangati Pam setelah ia mencium tangan suaminya itu dan Pam yang mencium kening Ami dengan mesra.
"Kamu juga di rumah hati-hati ya, sayang. Inget, udah menginjak sembilan bulan loh sekarang." Peringat Pam.
"Iya, Mas-ku..."
"Ya udah, Mas berangkat dulu ya. Kalo ada apa-apa langsung kabarin Mas, okay?"
"Okay siap bos!"
"Assalamualaikum, Ma, Dek."
"Waalaikumsalam..." Jawab Ami dan Henny bersamaan.
Suara klakson mobil terdengar. Tanda bahwa mereka akan segera berjalan, melajukan kendaraan beroda empat itu. Sementara dengan Henny dan Ami, keduanya masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa. Kebiasaan baru yang Ami lakukan dengan Henny setelah para suami berangkat kerja ialah menonton televisi bersama. Hal itulah yang dapat menyenangkan ibu hamil seperti Ami saat ini.
Namun, beberapa saat kemudian Ami merasakan sakit pada perutnya. Ia meringis kesakitan, sebelum akhirnya ia berteriak kencang karena menahan sakit. Henny satu-satunya orang terdekat Ami saat ini ikut panik. Ia terus menghubungi Pam dan yang lainnya namun tak kunjung diangkat. Akhirnya, Henny menghubungi ambulans untuk membawa Ami ke rumah sakit.
"Sakit banget, Mamaaa." Ucap Ami sambil memegang perutnya yang sudah membesar itu.
"Iya, sayang. Sabar ya, nak. Mama lagi panggil ambulans ke sini. Mama tau betul bagaimana rasa sakitnya kok, sayang. Sabar ya..." Ucap Henny menenangkan Ami sambil memeluk menantunya itu dengan wajah panik.
Keringat terus bercucuran di wajah Ami. Ia terus berteriak dan meringis kesakitan. Beberapa kali ia tarik napas lalu dibuang namun tak menghilangkan rasa sakit yang ia rasakan. Ya, tepat sekali. Dan kini sudah waktunya Ami melahirkan. Melahirkan keturunan, yaitu Pamungkas Junior dari seorang Pamungkas yang entah di mana keberadaannya.
•••
Sementara dengan keberadaan Pam dan tim. Seusai konser tadi, jadwal Pam adalah berbincang dengan sang MC di acara tersebut. Alhasil Pamungkas dan The People People tidak bisa langsung pulang ke rumah. Saat sedang mengobrol dengan asyik bersama MC, ponsel Pam terus bergetar di dalam kantung celananya. Pam merasa ada sesuatu yang sangat genting namun ia tidak bisa menunda acara ini.
Sedangkan, dengan Yusuf, Raden, dan Resya. Mereka sedang duduk bersama di backstage sambil membahas konser barusan. Beberapa detik kemudian ada telepon masuk dari Henny ke ponsel Yusuf. Dengan segera Yusuf mengangkat telepon itu.
"Pa, cepat ke rumah sakit sekarang! Ami mau melahirkan. Bilang Pam segera selesaikan pekerjaannya itu! Mama tunggu di RSIA Kemang."
Belum sempat Yusuf bicara, sambungan teleponnya sudah ditutup oleh Henny. Dengan gerakan cepat, Yusuf memberitahu kabar ini pada anak-anaknya kecuali Pam. Akhirnya ia menitip pesan pada crew agar disampaikan pada Pam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Is Bright
FanfictionMenikah dengan seorang musisi? Its my dream, Mas! Not her! • Sumber Cover : Canva💙