Jumat pagi Pam terbangun dengan wajah penuh bersemangat. Ia mandi pagi dan menyiram tanaman di halaman belakang rumah. Sementara isterinya masih tertidur pulas di dalam kamar.
Sesaat kemudian, terdengar bunyi klakson mobil dari arah luar. Pam mematikan keran lalu segera melihat siapa tamu yang datang ke rumahnya sepagi ini.
Ternyata kedua orang tuanya. Yusuf dan Henny. Pam membukakan pintu gerbang untuk kemudian Yusuf memarkirkan mobil jadulnya itu di garasi rumah Pam.
Yusuf dan Henny turun dari dalam mobil disambut oleh Pam dengan senyuman hangat. Pam mencium tangan keduanya dan disambut kecupan singkat di kening oleh Henny.
"Kirain siapa pagi-pagi gini bertamu, taunya Mama sama Papa toh." ucap Pam sambil mempersilakan orang tuanya untuk masuk ke dalam rumah.
"Kamu dari tadi Mama telponin kok gak diangkat, Mas?" tanya Henny sembari mendudukkan diri di sofa dan meletakkan barang bawaannya di atas meja.
"Aku lagi nyiram tanaman, Ma. Hapenya ada di kamar gak aku bawa, sorry." Pam terkekeh lalu melihat ke arah tempat makan yang Henny bawa. "Apaan tuh?"
"Masakan buat kamu sama Ami,"
"Pagi-pagi buta Mama-mu itu sudah masak lho, Pam." kata Yusuf.
Pam tersenyum lebar. "Thank you so much, Mom."
"My pleasure, honey. By the way, Ami mana? Kok gak keliatan?" tanya Henny sambil celingukan.
"Ami ada di kamar, masih tidur dia kasian kecapekan."
Yusuf tersenyum, diam-diam mengerti.
"Lho? Ami dari mana bisa kecapekan gitu? Mama periksa dulu deh ke kamar ya," Henny bangkit dari tempat duduk.
"Gak usah, Ma. Nanti juga bangun, lagian ini masih pagi. Biasanya dia lagi ngejemur pakaian jam segini tiap hari," jelas Pam.
"Kamu bukannya sewa asisten rumah tangga? Terus kalo Ami yang nyuci sama ngejemur, kerjaan asistenmu itu apa, Pam?" tanya Henny sedikit tegas.
"Dia belum dateng sepagi ini, Ma. Biasa dateng jam delapanan, sekarang baru setengah delapan."
"Oke. Mama mau ke Ami dulu, gak usah larang-larang ya." Henny berjalan menuju kamar Pam dan Ami.
Begitulah mertua yang sangat amat teramat menyayangi seorang menantunya. Protektif banget. Melebihi ke anaknya sendiri.
"Mama-mu itu, Pam." kata Yusuf sambil melihat Henny yang sedang berjalan.
"Isteri siapa, Pa?" Pam dan Yusuf tertawa bersama.
Henny membuka pintu kamar, matanya langsung tertuju ke arah Ami yang masih tertidur lelap di atas kasur dengan bed cover yang menutupi seluruh tubuh Ami. Hanya kepala saja yang terlihat. Dan sekarang Henny mengerti mengapa menantunya ini masih tertidur.
Henny duduk di tepi kasur sambil membelai rambut Ami dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Good morning, Ami, menantuku sayang..."
Perlahan mata Ami terbuka. Hal pertama kali yang ia lihat pagi ini adalah Henny, mama mertuanya. Mampus! Abis ini gue bakal dimarahin gak ya kayak mertua-mertua rempong yang suka marahin menantunya kalo bangun siang? rutuk Ami dalam hati.
"Mama?" Ami mencium tangan Henny.
"Kamu kecapekan ya? Gak pa-pa, Mama ngerti kok, sayang. Masih ngantuk gak? Kalo masih ngantuk lanjutin lagi aja tidurnya. Tapi kalo udah gak ngantuk, kamu mandi terus kita sarapan bareng, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Is Bright
FanfictionMenikah dengan seorang musisi? Its my dream, Mas! Not her! • Sumber Cover : Canva💙