30. happy family

952 24 3
                                    

Hari ini adalah hari Rabu. Hari yang sangat spesial bagi Henny dan Ami dan juga hari yang akan sangat melelahkan karena bakalan super duper sibuk. Jadwal hari ini, yaitu Pam shooting untuk online concert, rilis single barunya Pam dan Ami, launching cafe, dan launching boutique. Padat sekali bukan?

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Pam sedang bersiap-siap untuk berangkat ke tempat shooting.

"Dek, baju Mas udah rapi belum?" Tanya Pam sambil berkaca.

Ami melihat ke arah penampilan Pam lalu ia merapikan sedikit baju suaminya itu. Outer berwarna krem, kaos berwarna hitam, celana bahan berwarna coklat muda, boots hitam, topi hitam, kaca mata, dan kalung berliontin hurur Arab dengan tulisan 'Muhammad'. Sempurna.

"Udah, rapi banget, Mas. Top markotop deh suami aku pokoknya," Ami mengacungkan kedua jempolnya di hadapan Pam sambil melihat penampilan Pam dari atas hingga bawah.

"Oh iya, jam tangan Mas, Dek!"

Dengan sigap Ami segera mengambilkan jam tangan berwarna hitam milik suami kesayangannya itu.

"Ini jam tangannya. Handphone udah, Mas? Udah pake parfum?"

"Tuh 'kan Mas banyak lupa deh gara-gara saking padatnya jadwal hari ini,"

Ami terkekeh. "Udah, santai aja dulu. Gak usah buru-buru gitu. Kamu fokus dulu aja buat shooting, Mas."

"Mas takut nanti malah kamu yang sibuk sendiri,"

"Enggak kok. Sini aku pakein parfum biar wangi," Ami menyemprotkan minyak wangi ke tubuh Pam. "Wanginya suami aku," lalu ia mencium pipi Pam.

"Udah gak ada yang ketinggalan lagi 'kan ya, Dek?" Tanya Pam sambil memeriksa kantung outernya.

"InsyaAllah gak ada, Mas. Udah, berangkat gih. Hati-hati ya, Mas!"

Ami mencium tangan Pam lalu Pam mengecup kening Ami.

"Doain Mas ya, sayang. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Bismillah dulu, Mas."

"Siap, sayang."

Pam berangkat tepat pukul delapan pagi. Meninggalkan Ami, Qian, dan asisten rumah tangga di rumah. Sekarang Ami akan memberikan makan untuk Qian sebelum ia berdandan.

"Qian... Mam dulu yuk, sayang." Ami menduduki Qian di tempat makan khusus balita lalu ia mengambil makanan Qian.

"Mommy," ucap Qian. Ya, Qian sudah mulai bisa bicara sedikit-sedikit membuatnya semakin gemas sekali.

"Ya, sayang?"

"Mimi,"

"Ohhh, Qian mau mimi? Okay..."

Ami memberikan minum kepada Qian dengan hati-hati. Di saat sedang menyuapi Qian, ponselnya berdering tanda ada sebuah panggilan masuk. Langsung saja ia mengangkatnya.

"Halo, Ma."

"Halo, anak cantik... Kamu lagi ngapain?"

"Aku lagi nyuapin Qian makan, Ma. Mama udah berangkat?"

"Ini Mama udah sampe tol jagorawi, sayang."

"Ebri ikut 'kan, Ma?"

"Ikut dong, Teh."

"Yeh, malah orangnya yang jawab. Ya udah kalo gitu hati-hati di jalan ya, Ma. Yang nyetir siapa? Ayah?"

"Ebri yang nyetir, Teh. Eh iya, ini kita ke rumah kamu dulu 'kan?"

Future Is BrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang