Setelah selama satu bulan lamanya Pam dan Ami menginap di rumah Yusuf dan Henny akhirnya kini mereka sudah kembali ke rumah sendiri. Begitupula dengan Ludi, Tia, dan Ebri. Mereka bertiga pun sudah kembali ke Bogor setelah selama satu minggu bermalam di rumah Yusuf dan Henny untuk melihat keluarga kecil Ami.
Sebelum pulang, Pam dan Ami diberikan beberapa nasehat dan wejangan dari Henny. Karena selama ini, orang yang paling khawatir adalah Henny. Tia justru membiarkan Ami mengalir begitu saja karena agar mandiri.
"Nanti kalian sewa baby sittter aja ya, asisten rumah tangga ada 'kan?" Tanya Henny pada Pam dan Ami kala itu.
"Ada kok, Ma." Jawab Pam.
"Pokoknya Ami gak boleh sampe kecapekan!" Peringat Henny.
"Ma, di rumah udah ada ART. Nanti kalo ada baby sitter juga terus kerjaan aku ngapain dong?" Protes Ami.
"Kamu sewa baby sitter untuk beberapa hari aja, satu minggu gitu misalnya. Nah, kamu liatin terus tuh si baby sitternya ngapain aja. Gimana caranya memperlakukan seorang bayi. Setelah seminggu itu kamu berhentiin baby sitternya, lalu kamu yang meneruskan pekerjaan dia. Jadi kamu udah paham betul, Mi."
"Mama masih khawatir dan belum percaya sama aku ya?" Tanya Ami sedih.
Pam mengusap punggung Ami dengan lembut.
"Bukan gitu, sayangku. Iya, Mama khawatir tapi ini namanya proses belajar, sayang. Mama takut terjadi apa-apa nanti."
"Oke deh kalo gitu, Pam sama Ami pamit pulang dulu ya, Ma, Pa. Assalamualaikum."
Pam dan Ami mencium tangan Yusuf dan Henny bergantian lalu mereka masuk ke dalam mobil.
Di dalam mobil, Ami merenung sambil memasang wajah lesu. Pam yang menyadari pun akhirnya menyadarkan isterinya itu.
"Sayang... Mama bukan gak percaya sama kamu kok. Mama cuma khawatir berlebihan aja. Mama tau kamu bisa ngurus Qian tanpa baby sitter. Mas juga tau kalo kamu bisa ngelakuin itu. Mas percaya sama kamu kok. Kita sewa baby sitter untuk seminggu aja ya? Setelah itu kita belajar sendiri, okay?"
"Mas bantu aku ya kalo aku salah atau lagi kesusahan.."
"Pasti-lah, sayang. Masa enggak sih."
"Aku takut Mas nanti malah ngacuhin aku,"
"Syuttt, enggak sayang enggak. Mas janji Mas gak bakal kayak gitu."
Pam menarik Ami untuk mendekat ke arahnya lalu ia mencium kening Ami. Pam mengusap tangan Ami, berusaha menguatkan.
•••
Dan di sinilah sekarang mereka berada. Di rumah yang di dalamnya hanya berisi Pam, Ami, Qian, ART, dan baby sitter. Pagi ini Pam akan mengajari Ami mengendarai mobil. Ini adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh Ami. Belajar bersama suami.
"Mbak, aku titip Qian dulu ya bentar. Kalo ada apa-apa langsung telepon aja ya. Makasih, Mbakkk." Ucap Ami pada baby sitternya Qian yang bernama Tati.
"Iya, Bu. Hati-hati ya Bu belajar mobilnya."
"Iya, hati-hati juga di rumah ya, Mbak."
Ami segera menyusul Pam yang sudah berada di dalam mobil dan sudah menunggu di depan rumah. Ami masuk ke dalam mobil dan melihat Pam sedang memainkan ponselnya.
"Yuk, Mas."
"Mau kamu yang bawa dari sini atau nanti aja di sana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Is Bright
FanfictionMenikah dengan seorang musisi? Its my dream, Mas! Not her! • Sumber Cover : Canva💙