Tahukah kalian? Bahwa Pam sering di rumah karena pekerjaannya adalah seorang musisi. Jadi, ia bisa lebih banyak menghabiskan waktu berdua bersama isteri tercinta. Makin betah deh pokoknya.
Siang ini, keduanya sedang bersantai di dalam kamar dengan AC menyala. Yang satu duduk di hadapan komputer, biasa, sibuk dengan urusan musik. Yang satu lagi sibuk dengan ponselnya sambil sesekali tertawa di atas kasur.
"Kenapa sih, Dek? Ngetawain apa? Kamu lagi nonton drakor ya?" tanya Pam yang masih serius menatap layar komputernya.
"Makanya, Mas, kalo nanya itu sambil liatin istrinya lagi ngapain... Jangan fokusnya ke komputer terus," sindir Ami membuat Pam menoleh ke arahnya sambil terkekeh gemas.
"Oh, jadi ceritanya kamu cemburu sama komputer?" Pam meninggalkan tempat duduknya lalu beranjak mendekat ke Ami.
Pam duduk di dekat Ami lalu mencubit kedua pipi Ami dengan gemas. "Liat apa sih? Lagi chattingan ya? Sama siapa? Hm?" Pam mengintip ke ponsel Ami.
"Ini, temen kerjaku dulu nyeritain keseruan di hotel sama temen-temen yang lain."
"Ooohhh, begitu." Pam mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Dia ngajak aku main ke sana, Mas. Boleh gak?"
"Ngapain?"
"Ya, main aja. Kangen pengen ketemu sama temen-temen, udah lama."
"Kapan?"
"Berangkat sore sih kayaknya, boleh ya?" Ami memasang puppy eyes ke arah Pam.
"Hm, sore ya... Hari ini malam Minggu loh, Dek. Kamu gak mau malam Mingguan sama Mas aja?"
"Maaas, kita udah sering malam Mingguan berdua. Sekarang aku pengen main sama temen-temen, pliiisss. Ya? Boleh ya?" Ami mengalungkan tangannya ke leher Pam.
"Nanti Mas sendiri gitu di rumah?" Pam mengerucutkan bibirnya.
"Hmmm, biasanya juga sendiri di rumah. Gak usah manja deh, Mas..."
"Mainnya di hotel aja gitu?"
"Paling abis ngobrol-ngobrol sebentar di hotel, abis itu kita nge-mall."
"Pulang malem dong?"
"Ya... bisa jadi,"
Mereka saling bertatapan, dengan jarak wajah yang sangat dekat. Ami yang bersandar di dinding kamar dan Pam berada tepat di hadapannya.
"Mas ikut ya?"
Ami memutar bola mata jengah. "Masa main diintilin suami..."
"Takut Mas-mu ini direbutin ya?" goda Pam sambil mencolek hidung Ami gemas.
"Oh, jangan tanya. Temen-temenku pasti langsung pada heboh nanti,"
Pam tertawa. "Ya udah, Mas anterin ke hotel. Oke? Deal. Jam berapa?" Pam kembali ke tempat semula setelah mengecup bibir Ami.
"Abis Ashar aja. Tuh 'kan... Balik lagi ke TKP, malesin ah mending chattingan sama Ina lagi." Ami kembali memainkan ponselnya.
Pam terkekeh. "Mas kerja, Dek... Bukan apa-apa. Buat nafkahin kamu lho ini." membuat Ami tersenyum senang.
•••
Ami masuk ke dalam hotel setelah berpamitan dengan Pam. Ia langsung masuk ke dalam loker untuk menemui Ina dan yang lainnya. Karena pas sekali sekarang sudah waktunya jam pulang kerja.
"MBAK INAAA, YA AMPUUUN GUE KANGEN BANGETTT!!!" heboh Ami yang langsung memeluk Ina yang masih memakai uniform.
"OH MY GOD, AMIII. AKHIRNYA GUE KETEMU LO LAGI SETELAH SEKIAN LAMA, GILAKKK." Ina membalas pelukan Ami. Layaknya teletubbies yang berpelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Is Bright
FanfictionMenikah dengan seorang musisi? Its my dream, Mas! Not her! • Sumber Cover : Canva💙