15. new year

194 18 0
                                    

Tanggal 31 Desember, malam tahun baru. Pam dan Ami diundang Henny untuk ke rumahnya merayakan acara tahun baruan bersama di sana. Tidak besar-besaran, hanya keluarga Raden, Resya, dan Pam. Keluarga kecil mereka. Rencananya mereka hanya akan membakar sosis, fish roll, fish ball, scallop, jagung, ikan, dan ayam. Hanya perayaan sederhana karena yang diutamakan kebersamaan.

Seusai shalat Maghrib berjamaah, Ami mendapat video call dari Tia. Dengan segera ia angkat telepon itu.

"Halo, Assalamu'alaikum, Ma..." Ami menampilkan wajah yang masih memakai mukena.

"Wa'alaikumsalam, sayang. Tahun baru gak ke Bogor, Mi?" tanya Tia to the point.

Ami tersenyum sambil mengalihkan pandangan ke arah Pam yang sedang melipat sajadahnya. Pam juga menatap ke arah Ami, lalu ia memunculkan wajah di kamera yang masih memakai peci.

"Lusa kita bakal ke sana kok, Ma." ucap Pam.

"Kok lusa? Kenapa gak besok atau tadi siang?" Tia memasang wajah cemberut.

"Malam ini kita mau ke rumah Mama Henny dulu ya, Ma..." ucap Ami.

Ya, Pam dan Ami masih berada di rumah belum berangkat ke rumah Henny. Mereka berniat ke rumah Henny setelah shalat Isya.

"Ya udah deh, lusa ya? Mama tunggu lho. Eh, kalian baru selesai shalat Magbrib ya? Maaf ya kalo Mama ganggu."

"Iya, Ma, siap. Iya nih baru beres shalat, gak ganggu kok Ma tenang aja. Ayah mana, Ma?" ucap Pam.

"Biasa dia mah kalo abis shalat langsung makan. Abis ini juga Mama mau makan nih. Kalian udah di rumah Mama Henny?"

"Belum, Ma. Masih di rumah, nanti kita otewe abis Isya aja."

"Ya udah kalo gitu, nanti salamin ya dari Mama sama Ayah buat keluarga yang di sana."

"Iya, nanti kita salamin. Salam juga buat Ayah, Ma. Bilangin kata Pam nanti kita nongkrong bareng lagi di teras rumah." Pam tertawa.

"Oke siaplah kalo begitu. Mama tutup ya teleponnya? Kalian hati-hati di jalan ya nanti. Wassalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumsalam, happy new year, Ma!"

"Iya, selamat tahun baru juga buat kalian berdua pengantin baru."

Lalu, sambungan terputus.

Ami tersenyum. Ia segera membuka dan melipat mukenanya lalu menyimpannya dengan rapi. Sedangkan Pam sedang memainkan ponselnya.

"Dinner dulu yuk, Mas." ajak Ami.

"Yok."

"Tangannya gak usah pegangan juga kali, Mas. Cuma ke dapur doang juga,"

Ya, Pam berjalan sambil menggenggam tangan Ami.

"Kan biar romantis, Dek." Pam mencium pipi Ami cepat.

"Hilih, lebay itu mah."

Keduanya tengah makan malam di meja makan. Sambil menunggu adzan Isya, Pam dan Ami menonton televisi. Saat adzan Isya berkumandang, mereka segera melaksanakan ibadah lalu setelahnya bersiap menuju rumah Henny.

•••

Mobil Pam berhenti tepat di garasi rumah Henny. Keduanya turun dari dalam mobil dan segera masuk ke dalam rumah.

"Assalamu'alaikum..." salam Pam dan Ami bersamaan.

"Ehhh, anak bontot sama istrinya udah datang." sambut Henny heboh ketika melihat Pam dan Ami.

Future Is BrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang